Forum Nasional XV Jaringan Kebijakan Kesehatan Indonesia (JKKI) 2025 hari kedua dibuka dengan penuh semangat di Common Room Gedung Penelitian dan Pengembangan FK-KMK UGM. Acara dipandu oleh Ubaid Hawari, S.IKom selaku Master of Ceremony (MC). Tema yang diusung pada hari kedua ini adalah “Kebijakan Pendidikan Dokter Spesialis dalam UU Kesehatan 2023: Dari Agenda Setting Menuju Implementasi Kebijakan”. Tema ini diangkat untuk mengupas tuntas terkait pelaksanaan program pendidikan dokter spesialis (residen) di Indonesia berdasarkan UU Kesehatan 2023 sebagai upaya untuk mencari solusi implementatif untuk mencetak dokter spesialis yang berkualitas dan mengatasi tantangan pemerataan di Indonesia.
arsip pengantar
Forum Nasional XV Jaringan Kebijakan Kesehatan Indonesia (JKKI) tahun 2025 dibuka dengan suasana penuh semangat di Auditorium Tahir FK-KMK UGM. Kegiatan ini diselenggarakan oleh JKKI bekerja sama dengan Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK) FK-KMK UGM, dengan mengusung tema “Implementasi Kebijakan Transformasi Sektor Kesehatan dalam UU Kesehatan 2023”. Acara pembukaan dipandu oleh dr Maria Silvia Utomo selaku pembawa acara, yang membuka kegiatan dengan mengingatkan bahwa pembukaan Fornas kali ini bertepatan dengan peringatan Hari Sumpah Pemuda. Maria menyampaikan harapan agar Fornas XV menjadi wadah kolaborasi lintas sektor dalam memperkuat sistem kesehatan nasional.
Sesi sambutan dimulai dengan Prof. Yodi Mahendradhata selaku Dekan FKKMK UGM. Dalam sambutannya, Prof Yodi menekankan pentingnya transformasi kesehatan sebagai bagian dari misi membangun ketangguhan sistem kesehatan nasional. Program kolaborasi global seperti 100 Days Mission mengangkat komitmen memperkuat kesiapsiagaan menghadapi pandemi di masa depan. Prof Yodi juga menegaskan bahwa JKKI dapat berperan sebagai mitra independen dan kolaboratif dalam menghasilkan kebijakan berbasis bukti. Sebagai akhir, Yodi mengapresiasi pelaksanaan Fornas yang diharapkan dapat melahirkan pemikiran kritis dan rekomendasi tajam bagi penguatan sistem kesehatan Indonesia.
Sambutan berikutnya disampaikan oleh Dr. Lutfan Lazuardi selaku Kepala Departemen Kebijakan dan Manajemen Kesehatan. Lutfan menyoroti bahwa Fornas menjadi forum strategis yang selaras dengan tanggung jawab departemen dalam mencetak pembelajar dan pemimpin yang adaptif terhadap dinamika kebijakan kesehatan. Harapannya, setelah 15 tahun penyelenggaraan, Fornas semakin berkembang menjadi ruang kolaborasi lintas disiplin, dimana topik-topik yang dimunculkan sangat cocok dengan building blocks yang disajikan di departemen.
Selanjutnya, Dr. Andreasta Meliala, selaku Ketua PKMK FK-KMK UGM, menekankan pentingnya Fornas sebagai ruang berbagi kerangka berpikir dalam memahami dan mengevaluasi implementasi kebijakan. Dr Andreasta menyoroti bagaimana perubahan kecil dalam kebijakan di tingkat pusat dapat menimbulkan dampak besar di lapangan. Andreasta juga mengajak seluruh peserta untuk berpartisipasi aktif menyampaikan situasi di daerah masing-masing agar diskusi dalam Fornas benar-benar menggambarkan kondisi nyata. Di akhir sambutannya, beliau menyampaikan apresiasi kepada Prof. Laksono Trisnantoro sebagai motor penggerak utama JKKI yang telah menjaga keberlanjutan forum ini selama 15 tahun.
Sebagai puncak sesi sambutan, Prof. Laksono, selaku Ketua JKKI, membuka secara resmi Forum Nasional XV. Dalam pengantarnya, Laksono menegaskan bahwa kegiatan ini mendapat perhatian besar dari Kementerian Kesehatan yang hari ini diwakili oleh Wakil Menteri Kesehatan, Prof. dr. Dante Saksono Harbuwono. Prof. Laksono juga menyoroti perjalanan panjang JKKI
sejak awal berdiri, dengan dinamika topik yang berkembang dari isu pembiayaan hingga transformasi sistem kesehatan pasca pandemi. Prof Laksono juga menekankan pentingnya kolaborasi riset dan pembiayaan mandiri, termasuk peran aktif mahasiswa dalam kegiatan Fornas.
Keynote speech disampaikan oleh Prof Dante Saksono Harbuwono Wakil Menteri Kesehatan RI, untuk membuka sesi pleno I. Prof Dante menekankan pentingnya membangun sistem kesehatan yang tangguh dan terintegrasi sebagai pelajaran dari pandemi. UU Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan menjadi payung hukum bagi visi jangka panjang untuk menciptakan sistem yang kuat, adil, dan berkelanjutan melalui enam pilar transformasi kesehatan. Dante menegaskan bahwa keberhasilan transformasi hanya dapat terwujud melalui keselarasan pemahaman seluruh pihak. Sebagai penutup, Prof. Dante mengapresiasi peran JKKI, PKMK, dan komunitas akademik sebagai mitra strategis pemerintah dalam mengawal implementasi kebijakan menuju Indonesia Emas 2045.
Sesi pleno pertama mengangkat topik “Omnibus Law Kesehatan: Antara Simplifikasi Regulasi dan Potensi Masalah Hukum” dengan narasumber Dr. Rimawati dari Fakultas Hukum UGM, dimoderatori oleh Likke Prawidya Putri, Ph.D, dan dibahas oleh Prof. Laksono Trisnantoro.
Dalam paparannya, Dr. Rimawati menjelaskan bahwa Omnibus Law Kesehatan bertujuan menyatukan berbagai regulasi sektoral guna menciptakan efisiensi dan keselarasan hukum di bidang kesehatan. Namun, di balik upaya simplifikasi tersebut, terdapat sejumlah potensi masalah hukum, antara lain konflik norma, tumpang tindih kewenangan antar lembaga, ketidakjelasan posisi organisasi profesi dan konsil, hingga pelemahan perlindungan hukum bagi tenaga kesehatan dan pasien.
Dr Rimawati juga menyoroti dinamika uji materiil dan formil UU Nomor 17 Tahun 2023 di Mahkamah Konstitusi, dimana sebagian besar permohonan dari organisasi profesi ditolak karena tidak memenuhi legal standing atau tidak menunjukkan pertentangan konstitusional yang jelas. Rimawati menekankan pentingnya penyusunan peraturan turunan yang adil dan transparan, serta pengawasan hukum yang konsisten agar pelaksanaan undang-undang ini tidak menimbulkan kesenjangan perlindungan hukum.
Menanggapi paparan tersebut, Prof Laksono memberikan refleksi historis atas perjalanan reformasi
kebijakan kesehatan di Indonesia. Prof Laksono menegaskan bahwa UU Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan merupakan bagian dari proses panjang reformasi untuk memperkuat akses, kualitas, dan kepastian hukum. Menurutnya, fase implementasi dan evaluasi perlu dipisahkan agar efektivitas kebijakan dapat diukur secara objektif, sementara riset implementasi kebijakan menjadi instrumen penting bagi akademisi untuk memastikan kebijakan publik benar-benar berdampak.
Sesi diskusi diwarnai beragam pandangan dari peserta, baik terkait tantangan politik dalam pembentukan kebijakan, netralitas universitas dalam advokasi kebijakan publik, hingga masalah implementasi di lapangan. Dr Rimawati menegaskan pentingnya pemahaman lintas sektor terhadap regulasi agar kebijakan payung tidak menimbulkan interpretasi yang berbeda-beda. Dr Rimawati menekankan bahwa implementasi UU Kesehatan harus mempertimbangkan konteks lokal tanpa mengabaikan prinsip kesetaraan dan kepastian hukum. Diskusi juga menyinggung perlunya ruang kolaboratif berkelanjutan bagi para akademisi dan praktisi untuk berbagi temuan serta rekomendasi kebijakan. Prof Laksono menutup sesi dengan ajakan agar setelah Fornas kegiatan debat ilmiah yang produktif dapat difasilitasi dalam bentuk kelompok diskusi, bukan hanya forum seremonial. Acara pembukaan diakhiri dengan arahan dari dr Maria selaku MC, yang mengundang seluruh peserta untuk beristirahat sejenak dalam coffee break sebelum melanjutkan ke sesi paralel yang membahas empat topik utama hingga waktu ishoma.

Reporter:
Sensa Gudya Sauma Syahra (PKMK UGM)
Hari 4: Senin, 13 Oktober 2025

Kegiatan diselenggarakan oleh Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK) FK–KMK UGM dan IAMARSI DIY
Traveling seminar Bangkok – Kuala Lumpur ditutup dengan kunjungan langsung untuk observasi pelayanan kesehatan yang diselenggarakan di Komune Living & Wellness, Kuala Lumpur dan Beacon Hospital, Selangor, Malaysia. Komune Living & Wellness merupakan integrasi antara pusat layanan kesehatan preventif wellness dan penginapan untuk masyarakat pada umumnya, dan khususnya untuk lansia. Layanan wellness tourism yang tersedia meliputi layanan kesehatan umum, kesehatan tradisional, massage dan spa, layanan kesehatan gigi, layanan ibu pasca melahirkan, serta layanan bayi dan anak-anak, serta fisioterapi. Sekitar lokasi penginapan juga terdapat taman yang dimanfaatkan selain untuk fungsi rekreasi, namun juga dimanfaatkan dalam terapi kesehatan.
Beacon Hospital merupakan RS Swasta dengan layanan unggulan perawatan kanker, didukung dengan dokter spesialis onkologi sebanyak 42 orang, serta jumlah tempat tidur kira-kira mencapai 100 unit. Saat ini Beacon Hospital sedang dalam pembangunan gedung baru yang akan dimanfaatkan untuk poliklinik spesialis serta dapat menambah jumlah TT. Waktu operasional pelayanan rawat jalan yaitu pada hari Senin-Sabtu, menyesuaikan dengan ketersediaan dokter. Dalam penyelenggaraan layanan rujukan pasien saat ini menggunakan sistem MoU dengan fasilitas pelayanan kesehatan terkait atau bisa langsung mengirimkan rujukan dalam keadaan darurat atau jika dibutuhkan.
Layanan untuk perawatan kanker di Beacon Hospital dimulai dari layanan preventif hingga rehabilitatif. Layanan preventif untuk kanker dilakukan dengan pelaksanaan skrining terhadap kanker menggunakan PET Scan, kemudian dilanjutkan dengan tindakan biopsi. Selanjutnya, perawatan kuratif dilakukan dengan kemoterapi atau radioterapi. Untuk layanan radioterapi, Beacon Hospital memiliki banyak perancang sendiri sehingga sangat memungkinkan untuk efisiensi pelayanan. Selain itu, perawatan ini juga banyak didanai oleh asuransi kesehatan. Jenis radioterapi yang digunakan diantaranya menggunakan radiosurgery (True Beam) dan radioterapi menggunakan alat Halcyon. Penggunaan alat True Beam dilakukan untuk lesi kanker yang dekat dengan organ – organ vital, dengan paparan terhadap lesi kanker secara presisi sehingga dapat terdeteksi gambaran bentuk lesinya.
Halcyon untuk radioterapi memiliki waktu penyinaran yang sangat singkat, sekitar 1,5 menit dengan total waktu yang dibutuhkan mulai dari persiapan pasien hingga selesai sekitar 8 menit. Terapi ini memang membutuhkan waktu yang sangat singkat, namun risiko yang mungkin ditimbulkan juga cukup tinggi karena alat ini memiliki jumlah exposure yang besar kepada pasien serta berisiko terkena bagian lain jika pasien bergerak selama perawatan berlangsung. Selain layanan Kanker, Beacon Hospital juga mempunyai layanan unggulan dalam bidang ortopedi, serta telah memiliki layanan untuk transplantasi organ.

Dalam pengembangan bisnis RS, Beacon Hospital sudah berdiriksejak 20 tahun yang lalu, serta terus mengembangkan layanan khususnya dalam perawatan kanker. Saat ini, jumlah kasus terhitung mencapai 200 kasus per bulan dengan capaian per Oncologist bisa mencapai 20 kasus baru. Pada 2024, Beacon Hospital telah bergabung dengan Asia OneHealthCare. Beberapa inovasi layanan untuk pasien juga dikembangkam, seperti layanan antar jemput bandara gratis, kerjasama dengan hotel untuk memberikan diskon penginapan kepada pasien dan keluarga, serta memberikan gratis penginapan di Apartemen milik Beacon Hospital pada pasien kanker yang menjalani radioterapi selama sebulan penuh. Selain memberikan diskon dan membebaskan biaya akomodasi pasien, Beacon Hospital juga menerapkan strategi pemasaran dengan fokus pada mengenali target pasarnya, sehingga tren pasar yang ada dapat dimanfaatkan untuk pengembangan inovasi produk berikutnya, khususnya untuk segmen pasar dari Indonesia. Dalam pengembangan ilmu pengetahuan, Beacon Hospital saat ini telah bekerja sama dengan RSUP Soeradji Tirtonegoro Klaten dalam bentuk knowledge sharing berupa webinar atau diskusi untuk internal RS serta dapat dibuka untuk masyarakat umum (Bestian).

Kawasan Guci, Kabupaten Tegal sedang dikembangkan sebagai destinasi medical wellness, dengan potensi sumber air panas alami yang unggul dan kondisi alam yang masih asri dengan fasilitas resort dan hotel, restoran, serta akses transportasi yang semakin mendukung sehingga dapat menarik wisatawan. Menggunakan konsep medical wellness yang menggabungkan ilmu kedokteran, nutrisi, olahraga, serta terapi holistik, berbagai produk telah dikembangkan dan harapannya kegiatan medical wellness juga dapat mengisi aktivitas sektor pariwisata di weekdays dan perekonomian rakyat ikut meningkat. Menuju peluncuran Guci Medical Wellness Tourism, RS dr. Soeselo Slawi bekerja sama dengan PKMK FK KMK UGM menyelenggarakan Webinar “The Guci Prescription: Healing Mind and Body Through Weekdays Medical Wellness”.

Webinar ini dibuka oleh dr. Joko Wantoro, M.M.R, Wakil Direktur Pelayanan Medik, RS dr. Soeselo, Slawi yang menyambut baik pengembangan produk-produk medical wellness dan upaya mempromosikan salah satu sumber daya alam di Kabupaten Tegal khususnya Guci dengan air panasnya.

Selanjutnya, Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc., Ph.D. memberikan pengantar bahwa program pengembangan geothermal untuk wisata kesehatan ini tidak hanya menyehatkan fisik dan mental, namun juga akan dapat membantu menggerakkan perekonomian daerah dengan suatu pendekatan yang menggunakan konsep wisata kesehatan bertema weekdays wellness. Untuk para pengguna seperti pensiunan, hal tersebut bukan masalah, namun bagi orang yang masih aktif bekerja dapat mengambil waktu cuti untuk healing menikmati wellness di Guci.

Paparan mengenai Kekuatan Forest Bathing bagi Kesehatan Mental disampaikan oleh Futihat Nikmatul Millah, M.Psi., Psikolog yang menjelaskan manfaat forest bathing. Sebagai manusia, perlu sesekali untuk ke alam menetralisir ion negatif yang kita dapatkan setiap hari dengan ion positif yang kita dapatkan dari alam. Forest bathing merupakan salah satu pendekatan terapi holistik dengan kesadaran penuh menggunakan kekuatan alam hutan untuk menjaga kesehatan mental dan fisik. Dalam forest bathing, kita akan berlatih terkait dengan kesadaran penuh atau mindfullness yang berarti seseorang secara sengaja memusatkan perhatian pada pengalaman yang terjadi saat ini, baik terkait sensasi tubuh yang dirasakan, perasaan yang muncul pada pikiran atau lingkungan sekitar, tanpa terjebak dalam reaksi emosional atau penilaian baik atau buruk.

Berikutnya dr. Indah Hastuti, M.Pharm.Sci memaparkan Akupunktur Medik dalam Paket Wisata Kesehatan yang mana manfaat akupuntur untuk meningkatkan sirkulasi peredaran darah, memperbaiki metabolisme sel tubuh sehingga mempercepat penyembuhan dan regenerasi sel, meningkatkan relaksasi mengurangi stres dan ketegangan, mengatasi gangguan tidur atau insomnia, maupun mengurangi kelelahan mata. Pelayanan akupuntur dalam paket wisata kesehatan berupa akupuntur medis yang dilakukan bersama dengan kegiatan hidroterapi atau forest bathing. Tujuannya jika akupuntur dilakukan di alam terbuka diharapkan dapat mengurangi ketegangan. Dalam paket wisata kesehatan ini, akupuntur dilakukan sebelum atau sesudah pelaksanaan forest bathing dan untuk yang berkaitan dengan hidroterapi akupuntur dilakukan setelah kegiatan tersebut.

Mempersiapkan Hydro Wellness Experience di Guci: Aquafitness untuk Vitalitas & Kesehatan disampaikan oleh Eko Prihati, S. Fis, Ftr, M.K.M. Aqua fitness yang dibahas disini adalah terapi dengan menggunakan media air hangat yaitu aquarobic yang tipenya low impact dan menggunakan teknik ai chi. Memadukan antara olahraga aerobik di dalam air yang dilakukan secara ringan dan bersinambungan. Berbagai manfaat aquarobic seperti meningkatkan kekuatan otot dan fleksibilitas, keseimbangan dan koordinasi tubuh, mengurangi tekanan pada sendi, melatih fungsi jantung dan para secara aman, serta membantu proses pemulihan cedera atau pascaoperasi, mengurangi stres dan meningkatkan ketenangan mental. Aquarobic ini sesuai untuk orang dengan gangguan tidur, kelelahan mental, nyeri dan spasme otot, gangguan neurologi ringan hingga sedang, kondisi postur tubuh buruk, lansia yang membutuhkan latihan berdampak rendah, dan lainnya. Prosedur sebelum, saat pelaksanaan, maupun pasca aquarobic juga dijelaskan untuk mendapatkan gambaran kegiatan tersebut.

Bagaimana ketiga layanan tersebut dikemas menjadi paket Guci Medical Wellness yang akan menghidupkan pariwisata di weekdays dipaparkan oleh dr. Krissanti Ekosari S, PIC Soeselo Medical Wellness Tourism. Tahapan pembuatan program medical wellness tourism dimulai dari menyusun rencana bisnis medical wellness, membentuk tim medical wellness dan SDM pelaksana pelayanan, menyusun produk medical wellness dan paketnya, mencari partner kerjasama dan menyusun produk yang terintegrasi bersama, survei lapangan, menyusun alur pelayanan, menyiapkan sarana promosi dan sistem pemesanan produk (web, sosmed), uji coba produk, evaluasi dan perbaikan, peluncuran dan pemasaran produk. Menjadi kunci disini adalah travel agent sebagai peramu paket-paket medical wellness dan ikut memasarkannya.
Mengembangkan produk medical wellness membutuhkan semangat kewirausahaan yang berani mengambil resiko untuk selalu berinovasi untuk membuka peluang baru sehingga menciptakan nilai tambah yang berkelanjutan dan menggerakkan perekonomian daerah. (Elisabeth Listyani)
PKMK-Yogyakarta. Divisi Pelatihan PKMK FK-KMK UGM menyelenggarakan kegiatan bertajuk NGOPI (Ngobrol Produktif dan Inspiratif) Bareng PKMK dan Departemen Kebijakan dan Manajemen Kesehatan yang membahas tentang Pengenalan Massive Open Online Course (MOOC) platform UGM Online, menghadirkan Dr. Ir. Hatma Suryatmojo, S.Hut., M.Si.,IPU., selaku Direktur Kajian Inovasi Akademik UGM sebagai narasumber. Kegiatan ini dihadiri oleh peneliti, asisten peneliti dari PKMK, Departemen KMK UGM dan klaster pusat kajian.
Bergabunglah sebagai Part-Time Research Assistant bersama dr. Hardhantyo, MPH, PhD 🤝
🔍 Kami mencari:
– Dokter umum
– Semangat tinggi untuk riset & tugas akademik
– Komunikasi baik, tekun, dan fleksibel
– Domisili Yogyakarta (diutamakan)
💡 Benefit:
– Menambah nilai CV
– Memperluas networking di kebijakan kesehatan
– Belajar riset & terlibat di project internasional
📩 Kirim surat lamaran, CV, ijazah & transkrip (PDF) ke hardhantyo@gmail.com
📌 Subjek: Lowongan Research Assistant