Rabu, 12 Juni 2024
Setelah melaksanakan dua hari pelatihan di kompleks NIH (National Institute of Health) Malaysia, kali ini lokasi pelatihan berpindah ke ibukota Malaysia, Kuala Lumpur. Tepatnya di Selayang Hospital. Pada hari ketiga, kegiatan lebih difokuskan pada kunjungan fasilitas, demonstrasi, dan sedikit simulasi kasus.
Dokumen: Kegiatan kunjungan fasilitas kesehatan dan demonstrasi proses dekontaminasi pasien akibat insiden kimia
Kegiatan diawali dengan materi Hospital Preparedness yang berfokus pada fase pra respon dan respon, disampaikan oleh Dr. Fariza. Rumah sakit memiliki dua peran terbagi ke dalam peran Emergency Department Operation Center (EDOC) dan Hospital Disaster Operation Center (HDOC). EDOC memiliki fungsi komunikasi (di antara responder dengan petugas yang ada di lapangan, petugas yang berada di lapangan dengan IGD, dan IGD dengan HDOC), koordinasi (dengan ambulans dan kebutuhan pasien), dokumentasi, dan publikasi. Sedangkan HDOC yang biasanya dipimpin oleh direktur rumah sakit, berperan untuk membuat strategi respon RS dan bertanggung jawab untuk berkomunikasi dengan pihak eksternal terutama pemangku kebijakan.
Kemudian, kegiatan dilanjutkan dengan sambutan dari Direktur Selayang Hospital yang menjelaskan bahwa rumah sakit tersebut merupakan fasilitas kesehatan tingkat utama, memiliki kapasitas tempat tidur 1034, dan menjadi yang terdepan dalam urusan dekontaminasi dan kesiapan terhadap ancaman agen kimia. Area yang menjadi unggulan adalah area IGD dimana gedung pasien dengan triage hijau dipisahkan dengan triage kuning dan merah. Selain itu, di area depan IGD terdapat area dekontaminasi yang sangat memadai untuk pasien yang dapat berjalan (ambulatory) dan tidak (non-ambulatory). Di sisi lain, rumah sakit ini juga telah menjamin ketersediaan APD Level C untuk menghadapi insiden akibat bahan kimia dan berbahaya lainnya.
Dokumen: Para peserta pelatihan diajari dan diberi kesempatan untuk menggunakan APD Level C
Setelah menyelesaikan tur rumah sakit, peserta disuguhkan dengan demonstrasi proses penerimaan pasien, dekontaminasi, hingga penanganan dan rujukan pasien akibat insiden kimia. Peserta juga mengamati demonstrasi untuk pemakaian APD Level A, B, dan C (bahkan diberikan kesempatan untuk mencobanya), serta mendapatkan kesempatan untuk mengunjungi fasilitas laboratorium bergerak milik Departemen Kimia Malaysia yang baru dua bulan ini resmi beroperasi. Dalam proses tersebut, peserta juga ditantang oleh fasilitator mengenai pemahaman selama tiga hari berkegiatan dengan simulasi kasus. Kegiatan pada hari ini mampu memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai penerapan dari ilmu-ilmu yang telah diajarkan.
Reporter: dr. Alif Indiralarasati (Divisi Manajemen Bencana Kesehatan PKMK UGM)