Pos oleh :

hpm.fk

Kaleidoskop PKMK 2023

Kaleidoskop PKMK 2023

Kontribusi PKMK dalam Membangun Kebijakan Berbasis Bukti menuju Indonesia Emas 2045

Kamis, 28 Desember 2023 | Pukul 09.00 – 12.00 WIB

Latar Belakang

Rencana Pembangunan Jangka Panjang sampai dengan tahun 2045 telah disosialisasikan dan istilah Indonesia Emas 2045 telah ditetapkan sebagai target capaian Indonesia 20 tahun sejak sekarang. Kesehatan untuk semua dan ketahanan sistem kesehatan menjadi kata kunci penting dalam RPJP ini. Secara bertahap, rencana pencapaian sampai dengan tahun 2045 dibagi menjadi tahapan RPJMN yang berlangsung selama 5 tahunan. read more

Lowongan Superviser, Enumerator & Asisten Peneliti

Lowongan Supervisor, Enumerator & Asisten Peneliti

Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK) Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada akan menyelenggarakan penelitian terkait Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku terhadap TPT di Indonesia (Studi KAP TPT). Penelitian ini akan dilaksanakan di 4 provinsi yang meliputi Provinsi DKI Jakarta, Banten, Jawa Timur, dan Jawa Barat. PKMK FK KMK UGM memerlukan enumerator dan supervisor dalam proses pengambilan data penelitian. Untuk itu, kami membuka kesempatan untuk bergabung menjadi enumerator dan supervisor pada proyek penelitian ini.

SUPERVISOR, ENUMERATOR & ASITEN PENELITI

A. Tanggung Jawab

1. Supervisor

  • Mengkoordinasi persiapan dan diseminasi pelaksanaan penelitian kepada
    pemegang kebijakan di lokasi pengambilan data
  • Melakukan supervisi kepada enumerator dalam proses pengambilan data
  • Memastikan enumerator melakukan pengambilan data sesuai dengan kriteria
    responden penelitian dan SOP yang benar
  • Melakukan verifikasi dan validasi setiap data responden sesuai SOP
  • Melaporkan proses pengambilan data secara berkala setiap minggu kepada tim
    peneliti
  • read more

    Pelatihan Internal Para Peneliti-Konsultan PKMK FK-KMK UGM : UU Kesehatan dan Penyusunan Penulisan Aturan Turunan

    Pelatihan Internal Para Peneliti-Konsultan PKMK FK-KMK UGM UU Kesehatan dan Penyusunan Penulisan Aturan Turunan

    Tahap 1: tanggal 8 Agustus 2023 – 26 Agustus 2023
    tahap 2: tanggal 28 Agustus 2023 – 8 Oktober 2023

    PENDAHULUAN TUJUAN STRUKTUR PROGRAM PENDAHULUAN

     Pendahuluan

    Undang-Undang Kesehatan yang dibentuk berdasarkan metode Omnibus Law baru saja disahkan pada tanggal 11 Juli 2023 lalu, dan saat ini telah mendapatkan penomoran sehingga penyebutannya adalah Undang-Undang No. 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan. Dengan menggunakan pendekatan OBL. Ada berbagai UU yang kini dicabut dengan adanya Undang-Undang No, 17 Tahun 2023, seperti:

    1. UU No. 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular
    2. UU No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
    3. UU No. 36 Tahun 2009 Kesehatan
    4. UU No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
    5. UU No. 20 Tahun 2013 tentang Pendidikan Kedokteran
    6. UU No. 18 Tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa
    7. UU No. 36 Tahun 2014 tentang Keperawatan
    8. UU No 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan
    9. UU No. 4 Tahun 2019 tentang Kebidanan

    Karakteristik peraturan yang dibentuk berdasarkan metode ini adalah memiliki banyak muatan, sesuai dengan namanya Omnibus yang berarti satu bus yang memiliki banyak muatan (Calage dalam Christiawan, 2021). Berdasarkan isinya yang bermacam-macam maka umum disebut sebagai aturan payung untuk merujuk pada perubahan-perubahan yang terjadi pada peraturan yang kekuatan hukumnya di bawah Undang-Undang, seperti Peraturan Pemerintah, Peraturan Kementerian dan peraturan lain sesuai dengan hirarki yang terdapat di Undang-Undang No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan. read more

    Pertemuan Tahunan PKMK 2022

    PKMK – Tawangmangu. Pada Rabu (16/2) diselenggarakan pertemuan tahunan Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK) Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FK – KMK UGM). Pertemuan yang mengangkat tema “Mempersiapkan 50 Tahun PKMK: Energi Baru untuk Era Baru”

    Pertemuan Tahunan PKMK 2022

    |  15 – 17 Februari 2022  |

    LATAR BELAKANG

    Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK) FK – KMK UGM telah memasuki tahun ke-24 dan telah menjadi salah satu organisasi riset dan konsultasi yang terdepan di sektor kesehatan. Sebagai organisasi pembelajar, PKMK perlu terus terbuka terhadap kesempatan – kesempatan untuk melakukan evaluasi dan refleksi serta belajar dari pengalaman untuk menata langkah ke depan.  Pertemuan Tahunan merupakan sarana yang tepat bagi PKMK untuk berhenti sejenak dan melakukan refleksi dan evaluasi ini. Banyaknya kegiatan di PKMK dan dinamika sumber daya manusia yang menjadi anggota PKMK mengakibatkan fluktuasi dalam jumlah dan komposisi anggota PKMK dari tahun ke tahun. Untuk itu, setiap tahun diperlukan pula upaya kegiatan yang menyatukan kembali para anggota PKMK untuk dapat secara efektif menjalankan perannya sebagai motor penggerak kemajuan PKMK. Di sisi lain, banyaknya kegiatan yang telah dilakukan serta bertambahnya usia PKMK semestinya mendorong PKMK untuk terus berinovasi dan berkembang, bukan sebaliknya menjadi organisasi yang stagnan dan berpuas diri. Khususnya mengingat ekosistem sektor kesehatan juga sangat dinamis. Upaya transformasi Kesehatan di Kementerian Kesehatan, diikuti dengan perubahan arah dan tatanan kesehatan global sebagai respon terhadap pandemi COVID-19, mengartikan bahwa PKMK juga harus terus beradaptasi dan bahkan mengantisipasi perubahan.  Oleh karena itu, PKMK juga perlu mendapatkan masukan dan arahan dari para penasehat dan anggota Board  yang dapat memperluas wawasan dan mempertajam visi ke depan. PKMK juga perlu melakukan transformasi untuk memasuki tahun ke-25 pada 2023. Transformasi yang perlu dilakukan adalah transformasi manajemen, transformasi pengembangan pengetahuan, serta penguatan eksistensi PKMK dalam ekosistem kesehatan di tingkat nasional dan internasional. Transformasi manajemen meliputi manajemen proyek, SDM, dan sistem informasi. Transformasi manajemen menjadi sangat kritikal dan menjadi penentu keberhasilan transformasi pengembangan pengetahuan dan penguatan eksistensi PKMK. Transformasi pengembangan pengetahuan adalah transformasi cara mendapatkan pengetahuan, mengolah pengetahuan, serta diseminasi pengetahuan untuk memperkaya pengetahuan di bidang kesehatan tingkat global dan nasional. Transformasi pengembangan pengetahuan ini perlu dimotori oleh pakar, konsultan, dan peneliti, yang memiliki wawasan luas dan visioner. Penguatan eksistensi PKMK dalam ekosistem kesehatan sangat diperlukan untuk menjamin bahwa produk-produk PKMK da;at dimanfaatkan oleh banyak pihak. Eksistensi ini menjadi isu oleh karena semakin banyaknya institusi sejenis PKMK yang berkiprah dalam sistem kesehatan, serta semakin tingginya pengembangan kemitraan pada tataran global. Pertemuan tahunan PKMK adalah kegiatan rutin yang diselenggarakan setiap awal tahun dan menjadi forum untuk melakukan refleksi dan perencanaan kegiatan ke depan. Pertemuan tahunan 2022 dipandang sangat stratejik karena akan menghantarkan PKMK memasuki tahun ke – 25, dimana PKMK perlu melakukan refleksi besar dan membuat grand design baru. Pertemuan tahunan kali ini akan menjadi pembuka pertemuan lain untuk memantapkan perjalanan PKMK setelah berusia seperempat abad.

    TUJUAN

    Kegiatan ini bertujuan untuk:
    1. Menjadi kesempatan refleksi PKMK atas pencapaian dan tantangannya di tahun 2021
    2. Mempererat komunikasi, kebersamaan dan kerjasama diantara anggota PKMK
    3. Merencanakan bersama arah kegiatan dan pengembangan PKMK untuk mencapai target – target kinerja dan tujuan bersama pada 2022.
    4. Membahas arti penting transformasi dan penguatan eksistensi PKMK sebagai persiapan PKMK memasuki era baru pada 2023.

    FORMAT KEGIATAN

    Pertemuan satu setengah hari akan berlangsung di luar kota, dengan tujuan agar pertemuan dapat lebih fokus membahas hal – hal yang penting bagi pengembangan PKMK, lepas dari suasana rutin di kampus. Selain itu, pertemuan di luar kampus juga memungkinkan dilakukannya outbond untuk lebih mempererat hubungan dan komunikasi antar anggota PKMK.

    WAKTU DAN TEMPAT

    Nava Hotel Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah Selasa – Kamis, 15 – 17 Februari 2022

    AGENDA

    Hari Pukul Acara PIC
    Selasa, 15 Februari 13.00 – 16.00 WIB Keberangkatan Yogyakarta – Tawangmangu
    17.00  WIB Check in dan istirahat
    19.00  WIB Dinner bersama
    Rabu, 16 Februari 09.00 – 09.30 WIB Pembukaan (15’) Sambutan dan arahan (15’) Ketua Pusat Perwakilan Dekanat
    Refleksi dan evaluasi kinerja PKMK dan masing – masing divisi
    09.30 – 10.00 WIB Refleksi dan evaluasi kinerja PKMK Dr. dr. Andreasta Meliala, M.Kes., MAS
    10.00 – 10.15 WIB Refleksi dan evaluasi kinerja Divisi Mutu Dr. dr. Hanevi Djasri, MARS, FISQua.
    10.15 – 10.30 WIB Refleksi dan evaluasi kinerja Divisi MRS Ni Luh Putu Eka Andayani, SKM, M.Kes.
    10.30 – 10.45 WIB Refleksi dan evaluasi kinerja Divisi PH Shita Listyadewi, SIP, MM, MPP
    10.45 – 11.00 WIB Refleksi dan evaluasi kinerja Divisi Manajemen Bencana dr. Bella Donna, M.Kes.
    11.00 – 11.15 WIB Refleksi dan evaluasi kinerja Divisi E-health Anis Fuad, S.Ked., DEA
    11.15 – 12.00 WIB Tanggapan Board dan diskusi Ketua dan Anggota Board
    12.00 – 13.00 WIB ISHOMA
    Workshop Perencanaan Divisi untuk mencapai target kinerja 2022 dan perencanaan 25 tahun ke depan
    13.00 – 15.00 WIB Diskusi terbuka transformasi PKMK dan penguatan eksistensi PKMK
    15.00 – 15.20 WIB 15.20 – 15.30 WIB Arahan dari Ketua Board Penutupan Prof. Laksono Ketua Pusat
    19.00 – 21.00  WIB Makan Malam bersama dan gathering kekeluargaan
    Kamis, 17 Februari 08.00 – 13.00 WIB Outbound
    15.00 WIB Perjalanan pulang Tawangmangu – Yogyakarta

    OUTPUT KEGIATAN

    Kegiatan ini diharapkan dapat menghasilkan rencana kerja PKMK untuk mencapai target kinerja 2022

    PESERTA

    Seluruh anggota PKMK (peneliti dan tendik: total 60 orang)

    LINK ZOOM MEETING

    https://us02web.zoom.us/j/86993979669 Meeting ID: 869 9397 9669

    Reportase

    Pertemuan Tahunan PKMK Ke 24

    Mempersiapkan 50 Tahun PKMK: Energi Baru untuk Era Baru

    16 Februari 2022

    Sesi 1

    PKMK – Tawangmangu. Pada Rabu (16/2) diselenggarakan pertemuan tahunan Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK) Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FK – KMK UGM). Pertemuan yang mengangkat tema “Mempersiapkan 50 Tahun PKMK: Energi Baru untuk Era Baru” ini bertujuan untuk menjadi kesempatan refleksi PKMK atas pencapaian dan tantangannya di tahun 2021; mempererat komunikasi, kebersamaan dan kerjasama diantara anggota PKMK; merencanakan bersama arah kegiatan dan pengembangan PKMK untuk mencapai target-target kinerja dan tujuan bersama pada 2022; dan membahas arti penting transformasi dan penguatan eksistensi PKMK sebagai persiapan PKMK memasuki era baru pada 2023. read more

    Seperempat Abad PKMK: “Resolusi: Regenerasi dan Resiliensi”

    Seperempat Abad PKMK: “Resolusi: Regenerasi dan Resiliensi”

    PKMK-Batu. Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK) Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada telah memasuki usia yang ke-25 pada tahun ini. Di usianya yang menginjak seperempat abad, PKMK menyelenggarakan pertemuan tahunan di Batu, Malang; pada  16 Maret 2023 dengan mengusung tema 3R-2023 (Resolusi: Regenerasi dan Resiliensi). Pertemuan tahunan dibuka dengan sambutan Direktur PKMK FK-KMK UGM, Dr. dr. Andreasta Meliala, DPH., M.Kes., MAS, sekaligus memoderatori sesi berikutnya. Dalam sambutannya Andreasta berpesan agar PKMK sebagai pusat kajian di FK-KMK dan UGM, bisa selalu mendukung program fakultas dan universitas. PKMK juga diharapkan dapat bersinergi dengan program studi Health Policy Management (HPM) FK-KMK UGM, karena berada dalam satu konfigurasi. Andreasta juga berharap pertemuan tahunan PKMK ke-25 juga menjadi talent pool sebagai upaya regenerasi di PKMK, serta muncul ide-ide inovasi yang out of the box, breakthrough, dan inovatif.

    Setelah resmi dibuka, kegiatan dilanjutkan dengan sambutan dan arahan dari Dekan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM, dr. Yodi Mahendradhata, MSc. Ph.D, secara online. Dalam arahannya Yodi berpesan bahwa pada pertemuan tahunan PKMK ke-25 ini sejalan dengan 77 tahun dies natalis FK-KMK. Angka 7 atau pitu dalam Bahasa Jawa, memiliki makna pituduh, pitutur, dan pitulungan. Pituduh berarti PKMK harus selalu meminta petunjuk dari Yang Maha Kuasa dalam setiap perjalanannya, kemudian pitutur berarti PKMK dapat mendengarkan arahan dan nasehat dari jajaran ketua Board, serta senior yang telah banyak pengalaman malang melintang di dunia Kesehatan serta turut membangun PKMK. Momentum pertemuan tahunan kali ini juga penting untuk menumbuhkan semangat saling membantu, saling sinergi; baik itu antar divisi, antar pusat kajian, dan antara PKMK dengan fakultas, ataupun mitra-mitra strategis yang lain; yang merupakan arti dari kata pitulungan. Terkait sinergi PKMK dengan fakultas, diperlukan adanya pemahaman kebijakan strategis fakultas. Pada saat puncak dies, FK-KMK telah meluncurkan Renstra fakultas untuk 2023-2027, yang pada misinya menekankan pada pemanfaatan data dan teknologi informasi, serta Academic Health System. Renstra ini akan menjadi dasar sinergi antara FK-KMK dengan PKMK melalui 10 kebijakan strategis yang telah dirumuskan dalam renstra FK-KMK UGM, diantaranya dalam hal digitalisasi, pengembangan data centre, kolaborasi lintas departemen dan lintas fakultas, serta filantropi kesehatan yang menjadi keunggulan PKMK. Yodi juga berpesan melalui momen pertemuan tahunan PKMK diharapkan menjadi ajang refleksi, bisa mengakrabi lingkungan yang berubah pesat, mengukur tantangan dan hambatan untuk mencari solusi agar PKMK bisa semakin maju dan tidak terseret oleh pusaran zaman yang berubah sedemikian cepat. Namun demikian Yodi sangat mengapresiasi kinerja dan kiprah PKMK selama 25 tahun sebagai pusat kajian yang inovatif dan unggul.

    Masih dalam sesi sambutan dan arahan, ketua board PKMK FK-KMK UGM, Prof. dr. Laksono Trisnantoro, MSc., PhD turut memberikan arahan secara online yang diawali dengan menceritakan sejarah perjalanan 25 tahun PKMK, yang sudah sangat urgent untuk dilakukan proses regenerasi di usianya saat ini. Masuk ke pemaparan inovasi metode konsultasi, Laksono menyebut dengan istilah Five Forces Porter, melihat makin kuatnya persaingan antar lembaga konsultan baik dari luar negeri seperti McKinsey, BCG, PWC; dan dari dalam negeri seperti firma-firma, PKMK, CISDI. Terdapat 2 jenis klien PKMK yakni klien dengan dana besar namun jumlahnya sedikit seperti call for proposal, WHO, dan World Bank; kemudian ada klien dengan dana kecil namun jumlahnya banyak. Sehingga PKMK harus bisa melayani kedua jenis klien ini, yang terkadang tidak dilirik oleh Lembaga konsultan besar, terutama dari luar negeri. Dalam perjalanannya meski dahulu PKMK tidak terlalu terlibat dengan isu politik yang ada, namun dalam perkembangannya, PKMK mau tidak mau makin masuk ke pusaran politik. Menanggapi hal ini maka dibutuhkan 2 jenis konsultan, yakni mereka yang masuk ke area penuh perdebatan politik, dan mereka yang sifatnya lebih ke teknis manajemen. Menutup sambutannya, Laksono berharap semoga pertemuan tahunan ini dapat membahas inovasi-inovasi ini untuk meningkatkan keunggulan kompetitif PKMK FKKMK UGM.

    Sambutan juga disampaikan oleh dr. Lutfan Lazuardi, Ph.D, selaku Kepala Departemen dan Ketua Prodi Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (KMK) yang hadir langsung ke lokasi pertemuan.  Lutfan berharap PKMK bisa semakin meningkatkan kerjasama dan kolaborasi dengan departemen KMK yang memiliki kesamaan bidang yang menjadi fokus. Kerjasama dapat dijalin melalui trust, peningkatan kapasitas, teamwork, dan sharing resources.  Lutfan mengapresiasi inovasi yang sudah banyak dilakukan oleh PKMK, dan diantaranya merupakan inovasi bersama dengan Departemen KMK.

    Dalam sesi diskusi sejumlah pertanyaan mengemuka, diantaranya dari  peneliti PKMK, dr. Hardantyo yang menanyakan kemungkinan kerjasama dengan memasukkan mahasiswa dari prodi KMK ke PKMK. Pertanyaan juga disampaikan oleh wakil direktur PKMK, Shita Listya Dewi yang menanyakan kemungkinan kerjasama PKMK dengan departemen KMK dalam pengerjaan bersama untuk jurnal.  Pertanyaan juga diajukan oleh dr. Anis Fuad yang menanyakan mengenai fasilitasi dari hasil-hasil project di pusat kajian untuk menjadi bahan ajar atau penyusunan kurikulum di prodi, disusul pertanyaan mengenai afirmasi daerah 3T untuk dapat diangkat kondisinya sebagai bahan ajar melalui SDM di PKMK, kemudian pertanyaan ketiga mengenai program praktisi mengajar dari Menteri Kesehatan yang perlu diperhatikan oleh PKMK. Pertanyaan berikutnya dilontarkan juga oleh peneliti PKMK, Nopriyan Ekadinata, MPH, menanyakan mengenai kemungkinan pemanfaatan data bersama antara PKMK dengan prodi KMK bila salah satunya sudah pernah mendapatkan data tersebut, mengingat sulitnya atau mahalnya mencari  data. Pertanyaan terakhir diajukan oleh Manajer Operasional PKMK mengenai kemungkinan sinergi pembiayaan antara PKMK dengan Prodi KMK.

    Sesi Pagi (Pukul 10.00-12.00 WIB)

    Sekilas penjelasan topik yang diangkat pertemuan tahunan ke-25 yaitu Resolusi, Regenerasi dan Resiliensi disampaikan oleh Dr.dr. Andreasta Meiala, DPH, M.Kes, MAS. Sesi ini merupakan rangkuman wejangan dan arahan dari Dekan FK-KMK UGM, Ketua Board PKMK dan kepala program studi HPM, IKM yang sekaligus salah 1 anggota board. Harapan FK-KMK, Tridharma Pendidikan, pemanfaatan data, sinergi AHS, lulusan adaptif dan pelopor (harus attach dengan problem riil), penelitian unggul dan inovatif, pengabdian masyarakat (salah 1 bentuknya ialah website yang dikelola PKMK sebagai media informasi masyarakat umum), tata kelola (PKMK mendapat hasil audit keuangan Wajar Tanpa Pengecualian), serta healthy campus-social-cultural accountability.

    Opportunity PKMK antara lain bagaimana PKMK mendukung dosen dan mahasiswa (dalam waktu dekat akan ada kunjungan Dept. Obsgyn ke PKMK UGM), kegiatan lintas departemen dan fakultas (akan dilakukan kerjasama dengan P2EB), dana riset, kemudian akan dilakukan pelatihan kewirausahaan, kebutuhan akan riset inovatif.  Direktur PKMK menyatakan hingga saat ini SDM yang ada di PKMK, sangat inovatif.  Sehingga mutasi staf resmi universitas menjadi hal yang lumrah terjadi. Andre menegaskan kelemahan dan ancaman FK-KMK diantaranya koordinasi antar unit yang kuran, motivasi SDM, status PTN BH (hingga saat ini naskah akademik terus didorong untuk diperbaiki), krisis global serta pesaing global.  Kemudian harapan Dekanat: memperkuat akademis, kegiatan lintas fakutas dan departemen, pengembangan fasilitas riset salah satunya digital health center, memperkuat tata kelola, terlibat AHS, penelitian di 3T, pengembangan internasionalisasi FK-KMK dan penggalangan dana eksternal.

    Pesan board yaitu Prof. Laksono, bagaimana dengan regenerasi di PKMK? PKMK belum memerlukan HR unit karena kebijakan SDM sudah cukup. Isu kuat lain yang muncul ialah produk PKMK apakah dapat dipatenkan. Harapannya second layer harapannya dapat menjadi rainmaker project juga. Terkait keuangan, terdapat 3 komponen potongan untuk setiap project yang masuk yaitu dana pengembangan institusi (DPI), institutional fee dan potong pajak untuk setiap project yang masuk. Maka diperlukan definisi; mana konsultasi, pendampingan dan riset. Harapannya petunjuk DPI ada, namun baru sampai unit kerja yang diakui -> perlu disusun juknis turunannya. Pasca paparan Direktur PKMK bersama dengan 2 board PKMK yaitu Prof. dr. Eti Nurwening Solikhah serta Ibrahim Rahmad.

    Prof. Eti Nurwening Solikhah, menyaatakan departemen Farmakologi dan Terapi yang merupakan bagian Magister Ilmu BIomedik, salah satu program kolaborasi yang sudah dilakukan departemen Farmako dengan pihak lain ialah course kerjasama dengan Kedokteran Masyarakat dan Kedokteran Tropis: Kesehatan masyarakat untuk tropical disease. Penelitian yang dilakukan departemen Farmakologi, diantaranya data di laptop, pada hewan coba dan marketing ke masyarakat. Hal yang kurang di Departemen Farmakologi ialah Pengabdian Masyarakat dan saat ini sedang dilakukan di Imogiri, Bantul.  Terkait HAKI atau paten, produk yang dilakukan PKMK dapat langsung didaftarkan, hak paten prosesnya 3-4 tahun, untuk buku , modul, video pembelajaran bisa didaftarkan sebagai hak kekayaan intelektual. Hal ini dapat dilakukan sebagai arsip, dalam proses pendaftaran HAKI seluruh karya PKMK dapat dilakukan via UGM. Kemudian, untuk benchmark tidak selalu harus melakukan kunjungan, namun bisa juga dilakukan online.

    Tanggapan Andreasta yaitu course obat yang dilakukan Departemen Farmakologi harapannya dapat di follow up tim divisi Manajemen Rumah Sakit. Kemudian video dokumentasi seminar akan didaftarkan HAKI nya, ke depan akan dibentuk tim kecil penyeleksian video ini. Video mana saja yang dapat didaftarkan sebagai karya intelektual PKMK. Lalu untuk model pelatihan HDP tim Manajemen Bencana Kesehatan  mohon dapat didaftarkan juga HAKI nya.

    Ibrahim Rahmad memberikan masukan untuk PKMK, kita harus juga melirik  spesialis keperawatan yang memang berbeda dengan lulusan S1 keperawatan. Harapannya peneliti PKMK yang merupakan lulusan keperawatan dapat mem-follow up hal ini. 2024 kita harus mempersiapkan diri karena akan banyak kebijakan baru yang berbeda dengan saat ini. Kita harus siap menerima estafet perubahan tersebut. Bagaimana hubungan kebijakan dan organisasi profesi (OP), misalnya IDI tidak hanya ada 1, sehingga harus dilihat OP mana yang dekat dengan pemerintah untuk melihat kebijakan mana yang akan diterapkan pemerintah.  Direktur PKMK menanggapi masukan tersebut dengan menyatakan area yang masih belum terlalu disentuh PKMK ialah keperawatan, akan diusulkan agarke depan  AHS juga mencakup keperawatan dan gizi.

    Sesi Siang (Pukul 13.30-15.00 WIB)

    Sesi berikutnya Transformasi Kesehatan dipaparkan oleh Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc, PhD. Kegiatan ini dimoderatori Ni Luh Putu Eka Andayani, M.Kes. Topik ini merupakan isu nasional yang menjadi perhatian beberapa waktu terakhir. Pandemi sempat menganggu kerja sistem kesehatan. Sehingga dibutuhkan transformasi ke depannya. Presiden mengamanatkan pada Menteri Kesehatan dalam penanganan pandemi untuk melakukan vaksinasi seluas mungkin, menghentikan pandemi melakukan transformasi kesehatan. Hal yang diharapkan presiden pada transformasi sistem kesehatan yang produktif, efisien dan berkeadilan. Transformasi Kesehatan membutuhkan Undang Undang pendukngnya. Aspek ideologis yang menjadi poin palam paparan Laksono antara lain, preventif diutamakan, keadilan sosial-pendanaan kesehatan pemerataan layanan kesehatan. Situasi ekonomi saat ini APBN lemah, pajak masih keci kebutuhan bukan hanya kesehatan. Terkait ideologi dalam ketahanan obat dan alkes, presiden menekankan agar industri obat dan alkes banyak memaksimalkan sektor lokal. Saat ini RUU Kesehatan obat alat Kesehatan sudah masuk alam prolegnas, proses berikutnya ialah perumusan kebijakan, disusul pelaksanaan kebijakan, lalu monev kebijakan, dan terakhir perubahan kebijakan -> apakah kebijakan tersebut diteruskan atau dihentikan.

    Laksono mengkonfirmasi siapa dari PKMK yang terlibat dalam RUU Kesehatan obat alkes, dalam perumusan kebijakan? Laksono menekankan dalam pelaksanaan kebijakan cenderung ke aspek manajerial – sehingga peneliti PKMK harus bisa berbicara secara argumentatif tanpa menyerang orang lain dengan catatan namun peneliti harus siap menerima penolakan bahkan bullying. Lalu apakah keahlian PKMK lengkap mencakup semua pilar? Apakah dapat terintegrasi antar ahli?

    Dalam sesi diskusi, Anis Fuad, DEA menanyakan DTO Kementerian Kesehatan sudah diikuti kegiatannya oleh tim e health, namun pihaknya mengkhawatirkan jika perubahan politik akan berpengaruh pada unit bentukan yang ada, apakah DTO masih akan ada?  Laksono menanggapi dengan menyatakan hal tersebut dijelaskan dalam keterkaitan antar pilar, terdapat kemungkinan DTO akan dikembalikan ke Pusdatin. Namun jika dirunut, logika mengerjakan atap pilar transformasi kesehatan dikerjakan bersama-sama.

    Berikutnya Laksono menanyakan apakah di PKMK sudah saling bersinergi? Lalu Anis menjelaskan ada peneliti yang sudah blend, yaitu ada peneliti IT yang masuk di Divisi Mutu. Harapan Anis Fuad yaitu akan ada peneliti dengan basis IT yang bisa masuk di setiap divisi ke depannya.  Laksono lalu menekankan terkadang regulasi sudah baik namun manajemen masih kurang. M. Faozi Krniawan, MPH menyatakan kelemahan PKMK saat ini kurangnya koordinasi antar project, arahan terbaru harapannya akan ada singgungan project Bappenas antara divisi PH dan divisi lain. PKMK harus terkoordinasi antar divisi, kemudian untuk lebih applied harus masuk ke bidang lain dengan bimbingan board. Bisa jadi ke depan, board PKMK akan berasal dari banyak bidang lain bahkan semua departemen. Saat ini pendampingan Kaltim melibatkan dosen Promosi Kesehatan dan spesialis penyakit dalam untuk kebijakan DM. Laksono mengharapkan 25 tahun yang lebih menggairahkan, dengan teknologi yang lebih baik untuk menghasilkan karya.

    Kemudian Madelina Ariani menambahkan masih kurang di tim surveilans divisi Manajemen Bencana Kesehatan serta digitalisasi penanganan krisis belum bisa dan masih perlu. Ketahanan Kesehatan ini tidak berdiri sendiri, bagaimana di layanan primer, bagaimana emergensi? Lalu terkait pendidikannya. Tim manajerial bencana sangat dibutuhkan, apakah kita mampu di kebijakan dan manajerial? Kebijakan bencana sudah ada tinggal manajerial yang harus dikembangkan. Laksono menimpali berapa banyak peneliti PKMK yang nyaman bekerja di kebijakan? Dalam bidang ini, salah 1 kompetensi yang harus dikuasai dengan baik ialah kemampuan berbicara.  Andreasta menutup sesi dengan pernyataan bagaimana keterkaitan antar divisi untuk men-support transformasi. Divisi akan merancang kegiatan yang sifatnya single atau multi divisi. Terkait peningkatan kompetensi, PKMK akan mengundang narasumber dalam hal peningkatannya. Lalu akan ada kolaborasi lebih jauh dengan HPM.

    Menutup kegiatan pertemuan tahunan ke-25 pada 2023, Andreasta berharap dengan adanya Resolusi: supaya setiap member PKMK menyadari ada komitmen baru pasca 25 tahun. Regenerasi adalah program utama PKMK. Resiliensi adalah dukungan PKMK terhadap tema FKKMK dan transformasi sistem kesehatan Indonesia. Pertemuan tahunan kali ini akan menjadi pembuka pertemuan lain untuk memantapkan perjalanan PKMK setelah berusia seperempat abad dan juga memantapkan rencana strategis dan rencana operasional dari masing-masing divisi periode 2023-2027.

    Reporter Edna Novitasari dan Widarti

    Peningkatan Kewaspadaan Flu Burung Klade Baru

    Peningkatan Kewaspadaan Flu Burung Klade Baru

    Pemerintah meningkatkan kewaspadaan terhadap kasus Flu Burung Clade Baru 2.3.4.4b yang muncul di Kamboja. Saat ini risiko infeksi pada manusia masih rendah namun sebagai bentuk kewaspadaan mengingat mutasi virus yang cepat dan konsisten pada mamalia maka Kementerian Kesehatan menerbitkan surat edaran dirjen agar seluruh perangkat pemerintah di sektor kesehatan dapat mewaspadainya. Virus ini memiliki kecenderungan zoonotik yaitu berpotensi menyebar dari hewan ke manusia dan sebaliknya.

    Surat Edaran Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Nomor PV.03.01/C/824/2023 tentang Kewaspadaan Kejadian Luar Biasa Flu Burung (H5N1) Clade Baru 2.3.4.4b ditetapkan pada 24 Februari 2023. Surat edaran tersebut menyebutkan bahwa telah teridentifikasi positif adanya virus tersebut di peternakan komersial bebek peking yang tidak divaksin di Provinsi Kalimantan Selatan. Identifikasi dilakukan melalui uji PCR dan sekuencing.  

    Pelajari surat edaran selengkapnya pada tautan berikut 

    KLIK DISINI

    Dokumen Kerangka Kerja Inisiatif Kanker Payudara Global dari WHO

    Dokumen Kerangka Kerja Inisiatif Kanker Payudara Global dari WHO

    Kanker payudara merupakan salah satu kanker paling umum di seluruh dunia dan menjadi penyebab utama kematian akibat kanker di kalangan perempuan. Beban penyakit ini cukup mempengaruhi negara berpenghasilan rendah dan menengah. Inisiatif Kanker Payudara Global yang dirintis oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) berupaya untuk mengurangi angka kematian akibat kanker payudara sebesar 2,5 persen per tahun, yang selama periode 20 tahun dapat menyelamatkan 2,5 juta jiwa. Tujuan dari dokumen teknis ini adalah untuk menguraikan langkah bertahap dan berkelanjutan yang disesuaikan dengan kebutuhan spesifik negara berdasarkan tiga tujuan utama yaitu: promosi kesehatan untuk deteksi dini; diagnosis tepat waktu; dan manajemen kanker payudara yang komprehensif.

    Dokumen ini memberikan kerangka kerja yang menghubungkan pembuat kebijakan, pemangku kepentingan, komunitas klinis, manajer program, dan masyarakat sipil dengan pendekatan sistematis berbasis bukti yang dapat memfasilitasi penguatan sistem kesehatan dan mengurangi ketidaksetaraan dalam kesehatan perempuan sepanjang siklus hidup mereka.

    Pelajari dokumen selengkapnya pada tautan berikut

    KLIK DISINI

    Para Ahli Menolak Keras Upaya Pemasaran Susu Formula yang Eksploitatif dalam Seri Terbaru Jurnal Lancet

    Para Ahli Menolak Keras Upaya Pemasaran Susu Formula yang Eksploitatif dalam Seri Terbaru Jurnal Lancet

    Sumber gambar: who.int

    Menyusui telah terbukti memberikan manfaat kesehatan bagi ibu dan bayi, baik di negara berpenghasilan tinggi maupun rendah. Namun, kurang dari 50% bayi di seluruh dunia yang mendapatkan ASI menurut rekomendasi WHO. Selama beberapa dekade, industri susu formula komersial telah menggunakan strategi pemasaran eksploitatif, yang dirancang untuk memanfaatkan ketakutan dan kekhawatiran para orang tua. Strategi pemasaran tersebut mengubah pemberian makan bayi dan anak menjadi bisnis bernilai miliaran dolar yang menghasilkan pendapatan senilai 55 miliar dollar setiap tahun.

    Seri makalah dari The Lancet ini menguraikan strategi yang digunakan oleh produsen susu formula untuk menargetkan orang tua, profesional perawatan kesehatan, dan pembuat kebijakan. Praktik pemasaran oleh industri yang meragukan dan eksploitatif diperparah dengan lobi-lobi pada pejabat pemerintah secara diam-diam melalui asosiasi perdagangan dengan menentang penguatan undang-undang perlindungan menyusui dan mengubah peraturan tentang standar makanan bayi.

    Secara khusus, penulis menyoroti kebutuhan perlindungan yang memadai bagi ibu hamil dan ibu bersalin oleh undang-undang. Termasuk cuti hamil dan cuti melahirkan yang selaras dengan rekomendasi WHO untuk pemberian ASI eksklusif yaitu berdurasi minimal enam bulan. Perlindungan pada perempuan juga perlu diperluas kepada jutaan perempuan yang bekerja di sektor informal dan belum mendapatkan akses pelayanan kesehatan. 

    Pelajari makalah selengkapnya pada tautan berikut

    KLIK DISINI

    Dashboard Data Dasar Puskesmas 2022

    Dashboard Data Dasar Puskesmas 2022

    Kementerian Kesehatan RI telah menghasilkan inovasi berupa Dashboard Data Dasar Puskesmas 2022. Dashboard ini berisikan informasi mengenai Puskesmas di seluruh Indonesia berdasarkan data dari aplikasi Komunikasi Data (Komdat). Data dashboard ditampilkan sesuai tingkat keterisian Komdat pada tahun 2021. Terdapat 15 Provinsi dengan tingkat keterisian 100% yaitu Aceh, Bali, Bengkulu, DI Yogyakarta, Gorontalo, Jambi, Jawa Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kep. Bangka Belitung, Lampung, Nusa Tenggara Barat, Riau, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Selatan.

    Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin) Kemenkes RI menampilkan data yang diinput oleh Kabupaten/Kota melalui https://komdat.kemkes.go.id. Data tersebut bersifat dinamis dan dapat diubah kapan saja oleh pihak yang menginput data dasar Puskesmas. Dashboard ini menggunakan data berdasarkan hasil input terbaru dari sumber data. 

    Pelajari dashboard lengkapnya pada tautan berikut

    KLIK DISINI

    Waspada Sejumlah Penyakit Tropis Terabaikan (Neglected Tropical Diseases/NTD)

    Waspada Sejumlah Penyakit Tropis Terabaikan (Neglected Tropical Diseases/NTD)

    Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebut ada 20 penyakit yang termasuk Penyakit Tropis yang Terabaikan atau Neglected Tropical Diseases (NTD). NTD adalah Penyakit yang disebabkan oleh berbagai patogen, termasuk virus, bakteri, protozoa, dan cacing parasit. Hari NTD Sedunia pertama kali dicanangkan pada 30 Januari 2020.  Tanggal tersebut dipilih karena merupakan tanggal pelaksanaan Deklarasi London 2012 tentang NTD yang yang menyatukan mitra lintas sektor, negara, dan komunitas profesional kesehatan untuk mendorong investasi dan penanganan yang lebih besar terhadap NTD. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akan meluncurkan tonggak pencapaian baru setiap tahun hingga tahun 2030 untuk memandu kemajuan melawan NTD.

    Ada sejumlah penyakit NTD yang diprioritaskan oleh pemerintah Indonesia, antara lain filariasis, cacingan, schistosomiasis, kusta, dan frambusia. Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dr. Maxi Rein Rondonuwu mengatakan berdasarkan data Kemenkes RI, sebanyak 236 kabupaten/kota di 28 provinsi di Indonesia merupakan daerah endemis filariasis. Sebanyak 9.906 kasus kronis filariasis tersebar di berbagai provinsi di Indonesia.

    Saksikan Press Briefing: Peringatan Hari Neglected Tropical Diseases (NTDs) pada tautan di bawah ini