Kontribusi PKMK dalam Membangun Kebijakan Berbasis Bukti menuju Indonesia Emas 2045
Kamis, 28 Desember 2023 | Pukul 09.00 – 12.00 WIB
arsip pengantar Wednesday, 27 December 2023
Kamis, 28 Desember 2023 | Pukul 09.00 – 12.00 WIB
Rencana Pembangunan Jangka Panjang sampai dengan tahun 2045 telah disosialisasikan dan istilah Indonesia Emas 2045 telah ditetapkan sebagai target capaian Indonesia 20 tahun sejak sekarang. Kesehatan untuk semua dan ketahanan sistem kesehatan menjadi kata kunci penting dalam RPJP ini. Secara bertahap, rencana pencapaian sampai dengan tahun 2045 dibagi menjadi tahapan RPJMN yang berlangsung selama 5 tahunan. read more
arsip pengantarKarir Friday, 10 November 2023
A. Tanggung Jawab
1. Supervisor
arsip pengantar Monday, 14 August 2023
Tahap 1: tanggal 8 Agustus 2023 – 26 Agustus 2023
tahap 2: tanggal 28 Agustus 2023 – 8 Oktober 2023
Undang-Undang Kesehatan yang dibentuk berdasarkan metode Omnibus Law baru saja disahkan pada tanggal 11 Juli 2023 lalu, dan saat ini telah mendapatkan penomoran sehingga penyebutannya adalah Undang-Undang No. 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan. Dengan menggunakan pendekatan OBL. Ada berbagai UU yang kini dicabut dengan adanya Undang-Undang No, 17 Tahun 2023, seperti:
Karakteristik peraturan yang dibentuk berdasarkan metode ini adalah memiliki banyak muatan, sesuai dengan namanya Omnibus yang berarti satu bus yang memiliki banyak muatan (Calage dalam Christiawan, 2021). Berdasarkan isinya yang bermacam-macam maka umum disebut sebagai aturan payung untuk merujuk pada perubahan-perubahan yang terjadi pada peraturan yang kekuatan hukumnya di bawah Undang-Undang, seperti Peraturan Pemerintah, Peraturan Kementerian dan peraturan lain sesuai dengan hirarki yang terdapat di Undang-Undang No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan. read more
Uncategorized Wednesday, 12 April 2023
PKMK – Tawangmangu. Pada Rabu (16/2) diselenggarakan pertemuan tahunan Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK) Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FK – KMK UGM). Pertemuan yang mengangkat tema “Mempersiapkan 50 Tahun PKMK: Energi Baru untuk Era Baru”
| 15 – 17 Februari 2022 |
Hari | Pukul | Acara | PIC |
Selasa, 15 Februari | 13.00 – 16.00 WIB | Keberangkatan Yogyakarta – Tawangmangu | |
17.00 WIB | Check in dan istirahat | ||
19.00 WIB | Dinner bersama | ||
Rabu, 16 Februari | 09.00 – 09.30 WIB | Pembukaan (15’) Sambutan dan arahan (15’) | Ketua Pusat Perwakilan Dekanat |
Refleksi dan evaluasi kinerja PKMK dan masing – masing divisi | |||
09.30 – 10.00 WIB | Refleksi dan evaluasi kinerja PKMK | Dr. dr. Andreasta Meliala, M.Kes., MAS | |
10.00 – 10.15 WIB | Refleksi dan evaluasi kinerja Divisi Mutu | Dr. dr. Hanevi Djasri, MARS, FISQua. | |
10.15 – 10.30 WIB | Refleksi dan evaluasi kinerja Divisi MRS | Ni Luh Putu Eka Andayani, SKM, M.Kes. | |
10.30 – 10.45 WIB | Refleksi dan evaluasi kinerja Divisi PH | Shita Listyadewi, SIP, MM, MPP | |
10.45 – 11.00 WIB | Refleksi dan evaluasi kinerja Divisi Manajemen Bencana | dr. Bella Donna, M.Kes. | |
11.00 – 11.15 WIB | Refleksi dan evaluasi kinerja Divisi E-health | Anis Fuad, S.Ked., DEA | |
11.15 – 12.00 WIB | Tanggapan Board dan diskusi | Ketua dan Anggota Board | |
12.00 – 13.00 WIB | ISHOMA | ||
Workshop Perencanaan Divisi untuk mencapai target kinerja 2022 dan perencanaan 25 tahun ke depan | |||
13.00 – 15.00 WIB | Diskusi terbuka transformasi PKMK dan penguatan eksistensi PKMK | ||
15.00 – 15.20 WIB 15.20 – 15.30 WIB | Arahan dari Ketua Board Penutupan | Prof. Laksono Ketua Pusat | |
19.00 – 21.00 WIB | Makan Malam bersama dan gathering kekeluargaan | ||
Kamis, 17 Februari | 08.00 – 13.00 WIB | Outbound | |
15.00 WIB | Perjalanan pulang Tawangmangu – Yogyakarta |
Reportase
16 Februari 2022
Sesi 1
PKMK – Tawangmangu. Pada Rabu (16/2) diselenggarakan pertemuan tahunan Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK) Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FK – KMK UGM). Pertemuan yang mengangkat tema “Mempersiapkan 50 Tahun PKMK: Energi Baru untuk Era Baru” ini bertujuan untuk menjadi kesempatan refleksi PKMK atas pencapaian dan tantangannya di tahun 2021; mempererat komunikasi, kebersamaan dan kerjasama diantara anggota PKMK; merencanakan bersama arah kegiatan dan pengembangan PKMK untuk mencapai target-target kinerja dan tujuan bersama pada 2022; dan membahas arti penting transformasi dan penguatan eksistensi PKMK sebagai persiapan PKMK memasuki era baru pada 2023. read more
arsip pengantarPertemuan Tahunan Friday, 24 March 2023
Setelah resmi dibuka, kegiatan dilanjutkan dengan sambutan dan arahan dari Dekan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM, dr. Yodi Mahendradhata, MSc. Ph.D, secara online. Dalam arahannya Yodi berpesan bahwa pada pertemuan tahunan PKMK ke-25 ini sejalan dengan 77 tahun dies natalis FK-KMK. Angka 7 atau pitu dalam Bahasa Jawa, memiliki makna pituduh, pitutur, dan pitulungan. Pituduh berarti PKMK harus selalu meminta petunjuk dari Yang Maha Kuasa dalam setiap perjalanannya, kemudian pitutur berarti PKMK dapat mendengarkan arahan dan nasehat dari jajaran ketua Board, serta senior yang telah banyak pengalaman malang melintang di dunia Kesehatan serta turut membangun PKMK. Momentum pertemuan tahunan kali ini juga penting untuk menumbuhkan semangat saling membantu, saling sinergi; baik itu antar divisi, antar pusat kajian, dan antara PKMK dengan fakultas, ataupun mitra-mitra strategis yang lain; yang merupakan arti dari kata pitulungan. Terkait sinergi PKMK dengan fakultas, diperlukan adanya pemahaman kebijakan strategis fakultas. Pada saat puncak dies, FK-KMK telah meluncurkan Renstra fakultas untuk 2023-2027, yang pada misinya menekankan pada pemanfaatan data dan teknologi informasi, serta Academic Health System. Renstra ini akan menjadi dasar sinergi antara FK-KMK dengan PKMK melalui 10 kebijakan strategis yang telah dirumuskan dalam renstra FK-KMK UGM, diantaranya dalam hal digitalisasi, pengembangan data centre, kolaborasi lintas departemen dan lintas fakultas, serta filantropi kesehatan yang menjadi keunggulan PKMK. Yodi juga berpesan melalui momen pertemuan tahunan PKMK diharapkan menjadi ajang refleksi, bisa mengakrabi lingkungan yang berubah pesat, mengukur tantangan dan hambatan untuk mencari solusi agar PKMK bisa semakin maju dan tidak terseret oleh pusaran zaman yang berubah sedemikian cepat. Namun demikian Yodi sangat mengapresiasi kinerja dan kiprah PKMK selama 25 tahun sebagai pusat kajian yang inovatif dan unggul.
Masih dalam sesi sambutan dan arahan, ketua board PKMK FK-KMK UGM, Prof. dr. Laksono Trisnantoro, MSc., PhD turut memberikan arahan secara online yang diawali dengan menceritakan sejarah perjalanan 25 tahun PKMK, yang sudah sangat urgent untuk dilakukan proses regenerasi di usianya saat ini. Masuk ke pemaparan inovasi metode konsultasi, Laksono menyebut dengan istilah Five Forces Porter, melihat makin kuatnya persaingan antar lembaga konsultan baik dari luar negeri seperti McKinsey, BCG, PWC; dan dari dalam negeri seperti firma-firma, PKMK, CISDI. Terdapat 2 jenis klien PKMK yakni klien dengan dana besar namun jumlahnya sedikit seperti call for proposal, WHO, dan World Bank; kemudian ada klien dengan dana kecil namun jumlahnya banyak. Sehingga PKMK harus bisa melayani kedua jenis klien ini, yang terkadang tidak dilirik oleh Lembaga konsultan besar, terutama dari luar negeri. Dalam perjalanannya meski dahulu PKMK tidak terlalu terlibat dengan isu politik yang ada, namun dalam perkembangannya, PKMK mau tidak mau makin masuk ke pusaran politik. Menanggapi hal ini maka dibutuhkan 2 jenis konsultan, yakni mereka yang masuk ke area penuh perdebatan politik, dan mereka yang sifatnya lebih ke teknis manajemen. Menutup sambutannya, Laksono berharap semoga pertemuan tahunan ini dapat membahas inovasi-inovasi ini untuk meningkatkan keunggulan kompetitif PKMK FKKMK UGM.
Sambutan juga disampaikan oleh dr. Lutfan Lazuardi, Ph.D, selaku Kepala Departemen dan Ketua Prodi Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (KMK) yang hadir langsung ke lokasi pertemuan. Lutfan berharap PKMK bisa semakin meningkatkan kerjasama dan kolaborasi dengan departemen KMK yang memiliki kesamaan bidang yang menjadi fokus. Kerjasama dapat dijalin melalui trust, peningkatan kapasitas, teamwork, dan sharing resources. Lutfan mengapresiasi inovasi yang sudah banyak dilakukan oleh PKMK, dan diantaranya merupakan inovasi bersama dengan Departemen KMK.
Dalam sesi diskusi sejumlah pertanyaan mengemuka, diantaranya dari peneliti PKMK, dr. Hardantyo yang menanyakan kemungkinan kerjasama dengan memasukkan mahasiswa dari prodi KMK ke PKMK. Pertanyaan juga disampaikan oleh wakil direktur PKMK, Shita Listya Dewi yang menanyakan kemungkinan kerjasama PKMK dengan departemen KMK dalam pengerjaan bersama untuk jurnal. Pertanyaan juga diajukan oleh dr. Anis Fuad yang menanyakan mengenai fasilitasi dari hasil-hasil project di pusat kajian untuk menjadi bahan ajar atau penyusunan kurikulum di prodi, disusul pertanyaan mengenai afirmasi daerah 3T untuk dapat diangkat kondisinya sebagai bahan ajar melalui SDM di PKMK, kemudian pertanyaan ketiga mengenai program praktisi mengajar dari Menteri Kesehatan yang perlu diperhatikan oleh PKMK. Pertanyaan berikutnya dilontarkan juga oleh peneliti PKMK, Nopriyan Ekadinata, MPH, menanyakan mengenai kemungkinan pemanfaatan data bersama antara PKMK dengan prodi KMK bila salah satunya sudah pernah mendapatkan data tersebut, mengingat sulitnya atau mahalnya mencari data. Pertanyaan terakhir diajukan oleh Manajer Operasional PKMK mengenai kemungkinan sinergi pembiayaan antara PKMK dengan Prodi KMK.
Sesi Pagi (Pukul 10.00-12.00 WIB)
Sekilas penjelasan topik yang diangkat pertemuan tahunan ke-25 yaitu Resolusi, Regenerasi dan Resiliensi disampaikan oleh Dr.dr. Andreasta Meiala, DPH, M.Kes, MAS. Sesi ini merupakan rangkuman wejangan dan arahan dari Dekan FK-KMK UGM, Ketua Board PKMK dan kepala program studi HPM, IKM yang sekaligus salah 1 anggota board. Harapan FK-KMK, Tridharma Pendidikan, pemanfaatan data, sinergi AHS, lulusan adaptif dan pelopor (harus attach dengan problem riil), penelitian unggul dan inovatif, pengabdian masyarakat (salah 1 bentuknya ialah website yang dikelola PKMK sebagai media informasi masyarakat umum), tata kelola (PKMK mendapat hasil audit keuangan Wajar Tanpa Pengecualian), serta healthy campus-social-cultural accountability.
Opportunity PKMK antara lain bagaimana PKMK mendukung dosen dan mahasiswa (dalam waktu dekat akan ada kunjungan Dept. Obsgyn ke PKMK UGM), kegiatan lintas departemen dan fakultas (akan dilakukan kerjasama dengan P2EB), dana riset, kemudian akan dilakukan pelatihan kewirausahaan, kebutuhan akan riset inovatif. Direktur PKMK menyatakan hingga saat ini SDM yang ada di PKMK, sangat inovatif. Sehingga mutasi staf resmi universitas menjadi hal yang lumrah terjadi. Andre menegaskan kelemahan dan ancaman FK-KMK diantaranya koordinasi antar unit yang kuran, motivasi SDM, status PTN BH (hingga saat ini naskah akademik terus didorong untuk diperbaiki), krisis global serta pesaing global. Kemudian harapan Dekanat: memperkuat akademis, kegiatan lintas fakutas dan departemen, pengembangan fasilitas riset salah satunya digital health center, memperkuat tata kelola, terlibat AHS, penelitian di 3T, pengembangan internasionalisasi FK-KMK dan penggalangan dana eksternal.
Pesan board yaitu Prof. Laksono, bagaimana dengan regenerasi di PKMK? PKMK belum memerlukan HR unit karena kebijakan SDM sudah cukup. Isu kuat lain yang muncul ialah produk PKMK apakah dapat dipatenkan. Harapannya second layer harapannya dapat menjadi rainmaker project juga. Terkait keuangan, terdapat 3 komponen potongan untuk setiap project yang masuk yaitu dana pengembangan institusi (DPI), institutional fee dan potong pajak untuk setiap project yang masuk. Maka diperlukan definisi; mana konsultasi, pendampingan dan riset. Harapannya petunjuk DPI ada, namun baru sampai unit kerja yang diakui -> perlu disusun juknis turunannya. Pasca paparan Direktur PKMK bersama dengan 2 board PKMK yaitu Prof. dr. Eti Nurwening Solikhah serta Ibrahim Rahmad.
Prof. Eti Nurwening Solikhah, menyaatakan departemen Farmakologi dan Terapi yang merupakan bagian Magister Ilmu BIomedik, salah satu program kolaborasi yang sudah dilakukan departemen Farmako dengan pihak lain ialah course kerjasama dengan Kedokteran Masyarakat dan Kedokteran Tropis: Kesehatan masyarakat untuk tropical disease. Penelitian yang dilakukan departemen Farmakologi, diantaranya data di laptop, pada hewan coba dan marketing ke masyarakat. Hal yang kurang di Departemen Farmakologi ialah Pengabdian Masyarakat dan saat ini sedang dilakukan di Imogiri, Bantul. Terkait HAKI atau paten, produk yang dilakukan PKMK dapat langsung didaftarkan, hak paten prosesnya 3-4 tahun, untuk buku , modul, video pembelajaran bisa didaftarkan sebagai hak kekayaan intelektual. Hal ini dapat dilakukan sebagai arsip, dalam proses pendaftaran HAKI seluruh karya PKMK dapat dilakukan via UGM. Kemudian, untuk benchmark tidak selalu harus melakukan kunjungan, namun bisa juga dilakukan online.
Tanggapan Andreasta yaitu course obat yang dilakukan Departemen Farmakologi harapannya dapat di follow up tim divisi Manajemen Rumah Sakit. Kemudian video dokumentasi seminar akan didaftarkan HAKI nya, ke depan akan dibentuk tim kecil penyeleksian video ini. Video mana saja yang dapat didaftarkan sebagai karya intelektual PKMK. Lalu untuk model pelatihan HDP tim Manajemen Bencana Kesehatan mohon dapat didaftarkan juga HAKI nya.
Ibrahim Rahmad memberikan masukan untuk PKMK, kita harus juga melirik spesialis keperawatan yang memang berbeda dengan lulusan S1 keperawatan. Harapannya peneliti PKMK yang merupakan lulusan keperawatan dapat mem-follow up hal ini. 2024 kita harus mempersiapkan diri karena akan banyak kebijakan baru yang berbeda dengan saat ini. Kita harus siap menerima estafet perubahan tersebut. Bagaimana hubungan kebijakan dan organisasi profesi (OP), misalnya IDI tidak hanya ada 1, sehingga harus dilihat OP mana yang dekat dengan pemerintah untuk melihat kebijakan mana yang akan diterapkan pemerintah. Direktur PKMK menanggapi masukan tersebut dengan menyatakan area yang masih belum terlalu disentuh PKMK ialah keperawatan, akan diusulkan agarke depan AHS juga mencakup keperawatan dan gizi.
Sesi Siang (Pukul 13.30-15.00 WIB)
Sesi berikutnya Transformasi Kesehatan dipaparkan oleh Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc, PhD. Kegiatan ini dimoderatori Ni Luh Putu Eka Andayani, M.Kes. Topik ini merupakan isu nasional yang menjadi perhatian beberapa waktu terakhir. Pandemi sempat menganggu kerja sistem kesehatan. Sehingga dibutuhkan transformasi ke depannya. Presiden mengamanatkan pada Menteri Kesehatan dalam penanganan pandemi untuk melakukan vaksinasi seluas mungkin, menghentikan pandemi melakukan transformasi kesehatan. Hal yang diharapkan presiden pada transformasi sistem kesehatan yang produktif, efisien dan berkeadilan. Transformasi Kesehatan membutuhkan Undang Undang pendukngnya. Aspek ideologis yang menjadi poin palam paparan Laksono antara lain, preventif diutamakan, keadilan sosial-pendanaan kesehatan pemerataan layanan kesehatan. Situasi ekonomi saat ini APBN lemah, pajak masih keci kebutuhan bukan hanya kesehatan. Terkait ideologi dalam ketahanan obat dan alkes, presiden menekankan agar industri obat dan alkes banyak memaksimalkan sektor lokal. Saat ini RUU Kesehatan obat alat Kesehatan sudah masuk alam prolegnas, proses berikutnya ialah perumusan kebijakan, disusul pelaksanaan kebijakan, lalu monev kebijakan, dan terakhir perubahan kebijakan -> apakah kebijakan tersebut diteruskan atau dihentikan.
Laksono mengkonfirmasi siapa dari PKMK yang terlibat dalam RUU Kesehatan obat alkes, dalam perumusan kebijakan? Laksono menekankan dalam pelaksanaan kebijakan cenderung ke aspek manajerial – sehingga peneliti PKMK harus bisa berbicara secara argumentatif tanpa menyerang orang lain dengan catatan namun peneliti harus siap menerima penolakan bahkan bullying. Lalu apakah keahlian PKMK lengkap mencakup semua pilar? Apakah dapat terintegrasi antar ahli?
Dalam sesi diskusi, Anis Fuad, DEA menanyakan DTO Kementerian Kesehatan sudah diikuti kegiatannya oleh tim e health, namun pihaknya mengkhawatirkan jika perubahan politik akan berpengaruh pada unit bentukan yang ada, apakah DTO masih akan ada? Laksono menanggapi dengan menyatakan hal tersebut dijelaskan dalam keterkaitan antar pilar, terdapat kemungkinan DTO akan dikembalikan ke Pusdatin. Namun jika dirunut, logika mengerjakan atap pilar transformasi kesehatan dikerjakan bersama-sama.
Berikutnya Laksono menanyakan apakah di PKMK sudah saling bersinergi? Lalu Anis menjelaskan ada peneliti yang sudah blend, yaitu ada peneliti IT yang masuk di Divisi Mutu. Harapan Anis Fuad yaitu akan ada peneliti dengan basis IT yang bisa masuk di setiap divisi ke depannya. Laksono lalu menekankan terkadang regulasi sudah baik namun manajemen masih kurang. M. Faozi Krniawan, MPH menyatakan kelemahan PKMK saat ini kurangnya koordinasi antar project, arahan terbaru harapannya akan ada singgungan project Bappenas antara divisi PH dan divisi lain. PKMK harus terkoordinasi antar divisi, kemudian untuk lebih applied harus masuk ke bidang lain dengan bimbingan board. Bisa jadi ke depan, board PKMK akan berasal dari banyak bidang lain bahkan semua departemen. Saat ini pendampingan Kaltim melibatkan dosen Promosi Kesehatan dan spesialis penyakit dalam untuk kebijakan DM. Laksono mengharapkan 25 tahun yang lebih menggairahkan, dengan teknologi yang lebih baik untuk menghasilkan karya.
Kemudian Madelina Ariani menambahkan masih kurang di tim surveilans divisi Manajemen Bencana Kesehatan serta digitalisasi penanganan krisis belum bisa dan masih perlu. Ketahanan Kesehatan ini tidak berdiri sendiri, bagaimana di layanan primer, bagaimana emergensi? Lalu terkait pendidikannya. Tim manajerial bencana sangat dibutuhkan, apakah kita mampu di kebijakan dan manajerial? Kebijakan bencana sudah ada tinggal manajerial yang harus dikembangkan. Laksono menimpali berapa banyak peneliti PKMK yang nyaman bekerja di kebijakan? Dalam bidang ini, salah 1 kompetensi yang harus dikuasai dengan baik ialah kemampuan berbicara. Andreasta menutup sesi dengan pernyataan bagaimana keterkaitan antar divisi untuk men-support transformasi. Divisi akan merancang kegiatan yang sifatnya single atau multi divisi. Terkait peningkatan kompetensi, PKMK akan mengundang narasumber dalam hal peningkatannya. Lalu akan ada kolaborasi lebih jauh dengan HPM.
Menutup kegiatan pertemuan tahunan ke-25 pada 2023, Andreasta berharap dengan adanya Resolusi: supaya setiap member PKMK menyadari ada komitmen baru pasca 25 tahun. Regenerasi adalah program utama PKMK. Resiliensi adalah dukungan PKMK terhadap tema FKKMK dan transformasi sistem kesehatan Indonesia. Pertemuan tahunan kali ini akan menjadi pembuka pertemuan lain untuk memantapkan perjalanan PKMK setelah berusia seperempat abad dan juga memantapkan rencana strategis dan rencana operasional dari masing-masing divisi periode 2023-2027.
Reporter Edna Novitasari dan Widarti
arsip pengantarBerita Tuesday, 28 February 2023
Surat Edaran Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Nomor PV.03.01/C/824/2023 tentang Kewaspadaan Kejadian Luar Biasa Flu Burung (H5N1) Clade Baru 2.3.4.4b ditetapkan pada 24 Februari 2023. Surat edaran tersebut menyebutkan bahwa telah teridentifikasi positif adanya virus tersebut di peternakan komersial bebek peking yang tidak divaksin di Provinsi Kalimantan Selatan. Identifikasi dilakukan melalui uji PCR dan sekuencing.
Pelajari surat edaran selengkapnya pada tautan berikut
arsip pengantarBeritaBuku Tuesday, 21 February 2023
Dokumen ini memberikan kerangka kerja yang menghubungkan pembuat kebijakan, pemangku kepentingan, komunitas klinis, manajer program, dan masyarakat sipil dengan pendekatan sistematis berbasis bukti yang dapat memfasilitasi penguatan sistem kesehatan dan mengurangi ketidaksetaraan dalam kesehatan perempuan sepanjang siklus hidup mereka.
Pelajari dokumen selengkapnya pada tautan berikut
arsip pengantarBeritaBuku Tuesday, 14 February 2023
Menyusui telah terbukti memberikan manfaat kesehatan bagi ibu dan bayi, baik di negara berpenghasilan tinggi maupun rendah. Namun, kurang dari 50% bayi di seluruh dunia yang mendapatkan ASI menurut rekomendasi WHO. Selama beberapa dekade, industri susu formula komersial telah menggunakan strategi pemasaran eksploitatif, yang dirancang untuk memanfaatkan ketakutan dan kekhawatiran para orang tua. Strategi pemasaran tersebut mengubah pemberian makan bayi dan anak menjadi bisnis bernilai miliaran dolar yang menghasilkan pendapatan senilai 55 miliar dollar setiap tahun.
Seri makalah dari The Lancet ini menguraikan strategi yang digunakan oleh produsen susu formula untuk menargetkan orang tua, profesional perawatan kesehatan, dan pembuat kebijakan. Praktik pemasaran oleh industri yang meragukan dan eksploitatif diperparah dengan lobi-lobi pada pejabat pemerintah secara diam-diam melalui asosiasi perdagangan dengan menentang penguatan undang-undang perlindungan menyusui dan mengubah peraturan tentang standar makanan bayi.
Secara khusus, penulis menyoroti kebutuhan perlindungan yang memadai bagi ibu hamil dan ibu bersalin oleh undang-undang. Termasuk cuti hamil dan cuti melahirkan yang selaras dengan rekomendasi WHO untuk pemberian ASI eksklusif yaitu berdurasi minimal enam bulan. Perlindungan pada perempuan juga perlu diperluas kepada jutaan perempuan yang bekerja di sektor informal dan belum mendapatkan akses pelayanan kesehatan.
Pelajari makalah selengkapnya pada tautan berikut
arsip pengantarBerita Tuesday, 7 February 2023
Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin) Kemenkes RI menampilkan data yang diinput oleh Kabupaten/Kota melalui https://komdat.kemkes.go.id. Data tersebut bersifat dinamis dan dapat diubah kapan saja oleh pihak yang menginput data dasar Puskesmas. Dashboard ini menggunakan data berdasarkan hasil input terbaru dari sumber data.
Pelajari dashboard lengkapnya pada tautan berikut
arsip pengantarBerita Monday, 30 January 2023
Ada sejumlah penyakit NTD yang diprioritaskan oleh pemerintah Indonesia, antara lain filariasis, cacingan, schistosomiasis, kusta, dan frambusia. Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dr. Maxi Rein Rondonuwu mengatakan berdasarkan data Kemenkes RI, sebanyak 236 kabupaten/kota di 28 provinsi di Indonesia merupakan daerah endemis filariasis. Sebanyak 9.906 kasus kronis filariasis tersebar di berbagai provinsi di Indonesia.
Saksikan Press Briefing: Peringatan Hari Neglected Tropical Diseases (NTDs) pada tautan di bawah ini