Beberapa hasil riset Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK – KMK UGM turut menjadi bagian dalam publikasi Kumpulan Rekomendasi Kebijakan Penanganan Krisis Multidimensi Pandemi COVID-19. Publikasi ini merupakan rangkuman pembelajaran dari berbagai topik strategis dalam penanganan pandemi COVID-19 dan mencakup rekomendasi kebijakan yang dikurasi oleh Think Policy Society. Rekomendasi kebijakan publik dalam dokumen ini mencakup empat dimensi yaitu dari aspek kesehatan, ekonomi, pendidikan dan sosial budaya.
Berita
Hari Gizi Nasional (HGN) ke-61 pada tahun 2021 ini diperingati dengan cara yang berbeda karena masih dalam situasi pandemi COVID-19. Tema yang diangkat tahun ini adalah “Remaja Sehat, Bebas Anemia” dengan slogan “Gizi Seimbang, Remaja Sehat, Indonesia Kuat” dan hashtag #Mudasehatbebasanemia. Kegiatan peringatan HGN ke-61 dilaksanakan mulai dari pertengahan Januari hingga Februari 2021 di seluruh Indonesia. Acara puncak peringatan HGN dilaksanakan secara daring menggunakan media zoom dan Youtube pada Senin, 25 Januari 2021. Selain itu, kementerian kesehatan menyelenggarakan beberapa talkshow, lomba vlog/IG TV, lomba TikTok, lomba kreasi menu, dan lomba inovasi edukasi konseling gizi pada masa pandemi.
Jumlah kasus COVID-19 di Indonesia mengalami peningkatan secara pesat sehingga memerlukan upaya komprehensif dalam penatalaksanaan kasus dan upaya memutus rantai penularan. Data per 18 Januari 2021 menunjukkan terdapat 917,015 kasus konfirmasi positif.
Pemerintah menyikapi peningkatan kasus ini dengan menyusun protokol tatalaksana COVID-19 sebagai acuan bagi tenaga medis dalam memberikan pengobatan kepada pasien COVID-19. Protokol edisi kedua ini diperbarui sesuai dengan perkembangan penyakit dan situasi terkini pada bulan Januari 2021.
Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN) telah menjalin kolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan dan membentuk Konsorsium Riset dan Inovasi Penanganan COVID-19. Indonesia berharap dapat merespon pandemi dengan cepat serta lebih mandiri ketika menghadapi situasi yang mendesak dan tidak terduga dengan adanya konsorsium ini.
Salah satu bentuk manajemen krisis yang dihasilkan dari konsorsium ini adalah terciptanya 60 produk inovasi sejak Mei 2020. Produk inovasi tersebut lahir berkat kolaborasi pemerintah pusat dan daerah, perguruan tinggi, badan penelitian swasta, dunia industri, hingga rumah sakit. Kolaborasi menjadi faktor utama terwujudnya tata kelola yang baik dan manajemen krisis dalam menghadapi pandemi COVID-19. Kolaborasi para pakar dan riset dasar diharapkan dapat menciptakan terjadinya lompatan inovasi di Indonesia.
Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK), merupakan salah satu pusat kajian di bawah struktur Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada. PKMK merangkum dokumentasi kegiatan tahun 2020 dalam Memori Kegiatan Tahun 2020 PKMK FK-KMK UGM. Perjalanan tim manajemen, staf, peneliti, dan konsultan PKMK dapat disaksikan mulai dari saat sebelum pandemi, saat pandemi, dan setelah ada tatanan baru.
Sepanjang 2020, PKMK melaksanakan 677 kegiatan daring dan luring. Secara umum, kegiatan dapat dibagi menjadi tiga kelompok besar yaitu: kegiatan organisasi yang didukung oleh unit publikasi, kegiatan proyek penelitian dan kerjasama yang dilaksanakan oleh divisi, dan kegiatan pengabdian masyarakat atau social events.
Filantropi Indonesia bekerja sama dengan PKMK FK-KMK UGM dan Tahija Foundation meluncurkan Klaster Filantropi Kesehatan. Klaster ini dibentuk dalam rangka meningkatkan kualitas program kesehatan yang didukung, didanai dan dikelola oleh lembaga-lembaga filantropi di Indonesia. Acara ini menghadirkan dr. Nafsiah Mboi, Sp.A.. MPH, mantan menteri kesehatan, sebagai pembicara utama dan dihadiri para pegiat filantropi Indonesia, khususnya yang bergerak di isu Kesehatan.
Filantropi Indonesia menunjuk serta mengenalkan PKMK FK-KMK dan Tahija Foundation sebagai Koordinator Filantropi Kesehatan bagi perkumpulan perhimpunan filantropi Indonesia. Ketua Dewan Executive Tahija Foundation, Trihadi Saptoadi, pada kesempatan ini mengungkapkan, “Klaster ini adalah milik kita bersama, dimana merupakan tempat kita belajar bersama, melakukan sinergi, membagi pengalaman, dan terutama melakukan pekerjaan bersama untuk advokasi kebijakan untuk kepentingan masyarakat Indonesia. Tugas kita bersama untuk mengembangkan klaster ini dan membuat klaster ini berhasil, dan memberikan dampak terbaik bagi negara kita”, jelasnya.
Pandemi COVID-19 telah memberikan tekanan yang besar pada sistem kesehatan negara-negara di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Indonesia sendiri masih menunjukkan peningkatan angka kasus positif COVID-19 yang dapat diartikan ada kebutuhan mendesak dalam peningkatan kesiapan sistem kesehatan nasional dan daerah.
Tri Aktariyani dan Putu Eka Andayani, peneliti dari PKMK FK-KMK UGM, menulis sebuah artikel dengan judul “Is Indonesia’s health system prepared for peak Covid-19?“. Artikel ini membahas manajemen bencana COVID-19 oleh pemerintah Indonesia, aksesibilitas data dan informasi, serta surge capacity fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan. Artikel tersebut dipublikasikan pada blog Indonesia at Melbourne di The University of Melbourne.
Kepala Divisi Manajemen Bencana Kesehatan PKMK FK-KMK UGM, dr Bella Donna, M.Kes. menjadi narasumber program Galeri Publik yang diselenggarakan JakTV pada Kamis, 8 Oktober 2020. Diskusi kali ini mengambil tema Tingkatkan Kewaspadaan Terhadap Bencana Kesehatan Pandemi COVID-19 dan Mitigasi Bencana Alam di Saat Pandemi. Program televisi berlangsung selama satu jam dan ditayangkan secara langsung melalui kanal-kanal JakTV.
Pandemi COVID-19 telah berlangsung selama 7 bulan hingga Oktober ini. Indonesia masih berjuang menghadapi pandemi yang tidak hanya mengancam nyawa tapi juga mempengaruhi sistem pelayanan kesehatannya. Pada bulan oktober, wilayah indonesia mulai memasuki perubahan musim. Masyarakat dihadapkan pada bencana kesehatan non alam COVID-19 dan juga meningkatnya resiko kejadian bencana alam. Beberapa daerah bahkan sudah terdampak oleh banjir seperti Jakarta, Cianjur, Kalimantan Tengah, dan Riau.
Pada tahun 2014, Indonesia mulai melaksanakan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang bertujuan untuk memberikan jaminan kesehatan universal pada rakyat Indonesia. Partisipasi masyarakat dalam program JKN dapat dilihat dari proporsi kepesertaan yang mencapai 220 juta orang atau 84% dari populasi Indonesia pada 2020. Program JKN yang telah berjalan lebih dari 5 tahun masih memiliki beberapa tantangan. Pertanyaan mengenai kesetaraan akses pada layanan kesehatan dan kualitas pengobatan yang diterima anggota JKN masih menjadi isu yang dibahas dalam berbagai diskusi dan penelitian. Keberlanjutan finansial program ini pun masih menjadi masalah yang berkelanjutan, dengan defisit dana pelayanan kesehatan mencapai Rp 28 triliun pada 2019.