Yogyakarta-PKMK. Meneruskan pelatihan pada hari pertama, di hari kedua kembali dilaksanakan sesi materi sebanyak 4 judul dengan dipandu oleh dr. Alif Indiralarasati sebagai moderator. Kegiatan dibuka dengan materi mengenai Identifikasi Fasilitas saat Bencana yang disampaikan oleh Happy R. Pangaribuan, SKM., MPH. Dalam mengidentifikasi fasilitas, penting untuk mengenali denah rumah sakit dan menginventarisir ruangan-ruangan. Dalam realisasinya, fasilitas yang digunakan saat bencana adalah fasilitas rumah sakit yang sudah ada namun dialihfungsikan menjadi fasilitas dalam situasi tanggap darurat, sehingga dalam proses perencanaan tidak diperlukan pembangunan fasilitas baru. Selain itu, penting juga untuk mengidentifikasi nomor kontak yang dapat dihubungi jika HDP diaktifkan, serta menandai lokasi-lokasi yang akan dialihfungsikan dengan penanda khusus.
Materi kedua merupakan Data Informasi dan Peta Risiko yang disampaikan oleh Apt. Gde Yulian Yogadhita, M.Epid. Data Informasi menjadi sarana penting bagi rumah sakit untuk menginformasikan kondisi terkini dari rumah sakit yang akan menentukan arah kebijakan daerah dalam mengelola manajemen sumber daya layanan kesehatannya. Data yang perlu disebarluaskan adalah kapasitas rumah sakit, ketersediaan tempat tidur, kecukupan logistik dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP), serta informasi mengenai SDM kesehatan. Kemudian, terkait peta risiko, RS dapat menyusunnya ketika telah menyelesaikan analisis risiko dan kapasitas menggunakan HVA dan HSI.
Selanjutnya, Madelina Ariani, SKM., M.Kes memaparkan materi mengenai SOP saat Bencana. Penyusunan SOP, meski terlihat mudah, justru menjadi poin krusial dalam penyusunan dokumen HDP. Pasalnya setiap bait dan kata dalam SOP akan menjadi arahan untuk setiap tindakan seluruh tim, dan oleh karenanya dalam penyusunannya harus melalui kesepakatan dan persetujuan berbagai pihak. Agar ketika telah diaktifkan tidak terjadi konflik karena kurangnya koordinasi dalam fase persiapan. Jenis-jenis SOP yang dibutuhkan juga bersifat dinamis karena menyesuaikan kebutuhan, situasi, dan kondisi RS.
Terakhir, materi mengenai Komponen HDP dan Strategi Penyusunannya dibawakan oleh dr. Bella Donna, M.Kes. Menutup rangkaian pelatihan, pihaknya menjelaskan gambaran besar dari komponen apa saja yang harus ada di dokumen HDP, bagaimana urutannya, dan strategi penyusunan masing-masing dokumen. Materi juga menyinggung soal kiat-kiat dalam penyusunan dokumen HDP yang bisa menjadi alternatif solusi jika RS menghadapi hambatan dalam penyusunan atau perbaikan dokumen HDP.
Dalam penutupan acara pelatihan, dr. Bella Donna, M.Kes kembali menyampaikan pesan betapa pentingnya HDP dimiliki oleh RS, tidak hanya untuk kebutuhan akreditasi namun juga untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan kapasitas RS dalam situasi di luar normal. Selain itu, pelatihan dasar HDP yang diadakan oleh PKMK FK-KMK UGM ini hanyalah salah satu dari berbagai pelatihan yang ada, pun untuk kegiatan bertopik HDP akan hadir bimbingan teknis untuk RS di mana peserta yang mengikuti kegiatan tersebut bisa mendapatkan pendampingan bagian per bagian dokumen. Secara keseluruhan, kegiatan berjalan lancar dan beliau berterima kasih atas partisipasi aktif para peserta selama 2 hari pelatihan.
Reporter: dr. Alif Indiralarasati