Artikel ini terkait dengan pilar 3 SDGs: Kehidupan Sehat dan Sejahtera, pilar 17 SDGs: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan
Kamis, 12 Desember 2024
Inovasi pengembangan layanan medical wellness merupakan sebuah peluang kerja sama yang potensial antara RS, Klinik, wellness center, hingga tempat wisata berupa resor dan hotel, serta pihak travel agent. Pengembangan layanan tersebut membutuhkan perencanaan yang detail mulai dari mengenali potensi alam yang dapat dimanfaatkan untuk setting dari layanan medical wellness, kolaborasi dari pihak-pihak yang berperan dalam penyelenggaraan, hingga perencanaan operasional. Perencanaan operasional dilakukan dengan penyusunan produk dalam paket (health journey) hingga perencanaan operasional dan keuangan sehingga layanan tersebut dapat diakses oleh masyarakat luas.
Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc., Ph.D menyampaikan bahwa prospek untuk pengembangan geothermal sangat potensial di Indonesia, sehingga dibutuhkan perencanaan yang detail untuk pengembangan produk geothermal dalam layanan medical wellness. Pengembangan layanan tersebut dapat dilakukan dengan penyusunan health journey sehingga konsumen dapat mengetahui apa saja manfaat yang akan didapatkan dari produk yang ditawarkan. Selain itu, perencanaan keuangan sangat penting dalam pengembangan layanan untuk mencapai return on investment. Kemudian, dilakukan perencanaan penyusunan produk dalam platform digital untuk memudahkan akses konsumen dalam mendapatkan produk layanan medical wellness.
Berikutnya, Elisabeth Listyani, S.E., M.M. membahas terkait rencana manajemen dan operasional, dimana dalam dibutuhkan perencanaan terkait SDM, penyusunan alur kerja, penyusunan SOP, perencanaan rantai pemasok, kontrol kualitas, perencanaan setting dari tempat usaha, hingga perencanaan kebutuhan peralatan. Perencanaan SDM meliputi rincian jumlah kebutuhan karyawan beserta peran masing-masing atau keterampilan khusus yang harus dimiliki. Penyusunan alur kerja dapat direncanakan mulai dari pra kedatangan hingga pasca kedatangan, dengan spesifikasi tiap pintu masuk pasien, apakah pasien berasal dari RS/Klinik yang ingin meningkatkan kualitas hidup dengan wisata di dalam paketnya, atau tamu dari resor/hotel yang sekaligus ingin mendapatkan pelayanan kesehatan. Setelah dilakukan perencanaan SDM hingga alur kerja, maka dapat ditentukan timeline yang rinci mulai dari persiapan hingga kapan akan dilakukan peluncuran produk.
Selanjutnya, rencana keuangan disampaikan oleh Dr. Anastasia Susty A., M.Si., Akt., CA., CRP., AMA. Dalam investasi dibutuhkan analisis yang meliputi payback period, net preset value, dan internal rate of return. Perencanaan aliran kas perlu menghitung pendapatan penjualan yang merupakan volume penjualan dikali dengan tarif dan pendapatan lain-lain. Hal ini disebut dengan aliran kas masuk. Sementara, untuk aliran kas keluar perlu memperhitungkan investasi awal, modal kerja, dan biaya operasional. Dalam mengidentifikasi biaya paket medical wellness meliputi biaya langsung, seperti biaya transpor, akomodasi, jasa perawatan & bahan perawatan, serta makan & minum. Kemudian, untuk biaya tidak langsung, seperti supplies, utilitas, tenaga tidak langsung, pemeliharaan, administrasi, promosi, asuransi, lisensi, maupun lingkungan. Informasi biaya tersebut sangat penting untuk mengetahui berapa pengorbanan keuangan atas produk atau jasa yang dihasilkan, perencanaan pendanaan, pricing, dan pengambilan keputusan atas investasi. Selain biaya, yang perlu diperhatikan dalam menentukan harga jual atau pricing adalah daya beli, pesaing, kondisi ekonomi, dan regulasi. Dengan demikian, target profit dapat ditentukan dan tingkat pengembalian dapat diperkirakan. (Bestian Ovilia Andini)