Workshop ini dilaksanakan oleh Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK) FK-KMK UGM bekerja sama dengan Asosiasi Rumah Sakit Daerah Seluruh Indonesia (Arsada). Kegiatan ini dilaksanakan selama 3 hari di Hotel Grand Mercure Setiabudi Bandung dan diikuti 40 peserta yang berasal dari rumah sakit pemerintah maupun rumah sakit swasta dengan latar belakang ekonomi dan medis. Workshop ini dibuka oleh Ni Luh Putu Eka Andayani, SKM., M.Kes. selaku Kepala Divisi Manajemen Rumah Sakit Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK) FK-KMK UGM. Putu menyampaikan bahwa workshop ini ditujukan kepada tim keuangan rumah sakit, dengan harapan bahwa peserta tidak hanya memahami materi secara konseptual namun juga dapat memanfaatkan informasi secara keseluruhan sebagai pengambilan keputusan.
SDG 3
Workshop Penguatan Sistem Anti-Fraud di Rumah Sakit Daerah diselenggarakan pada Rabu hingga Jumat (21-23 Mei 2025). Kegiatan tersebut digelar bersamaan dengan rangkaian Seminar Nasional ARSADA di Bandung. Workshop ini adalah kerjasama antara Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK) UGM dan Asosiasi Rumah Sakit Daerah Seluruh Indonesia (ARSADA). Narasumber dalam workshop ini ialah drg. Puti Aulia Rahma, MPH, CFE (peneliti dan konsultan PKMK – keahlian anti-fraud), Dr. Rimawati, M.Hum (Dosen Fakultas Hukum UGM) dan Randy Rizki (Dewan Pengurus ACFE Indonesia). Peserta workshop berasal dari sejumlah wilayah di Indonesia, antara lain Garut, Ajibarang, Sulawesi Tengah, Yogyakarta, Kalimantan Selatan, Subang, Pati, Brebes, Karawang, Banjarbaru, Depok, Tangerang, Pekalongan, Sulawesi Selatan, Bangkinang, Magelang, Aceh dan Temanggung. Total peserta workshop ialah 26 orang dengan latar belakang yang beragam, yaitu kepala bidang layanan medis, kepala bidang keperawatan, wakil direktur keperawatan, ketua komite keperawatan, kepala bagian tata usaha, kepala bidang perencanaan, penelitian dan pengembangan RS, direktur, pelaksana, kepala sub bagian keuangan, tim casemix, kepala bagian casemix, ketua tim, verifikator, perawat, apoteker, anggota tim kerja perencanaan anggaran, kepala bidang pelayanan kesehatan.
Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK) FK-KMK Universitas Gadjah Mada (UGM) bekerja sama dengan Asosiasi Rumah Sakit Daerah Seluruh Indonesia (ARSADA) menyelenggarakan Workshop Komunikasi Efektif dan Handling Complaint, dalam upaya meningkatkan kualitas layanan kesehatan dan profesionalisme tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan.
Kegiatan yang tersertifikasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia ini berlangsung selama tiga hari, bertempat di Hotel Grand Mercure Bandung, dan diikuti oleh 24 peserta dari berbagai institusi, termasuk rumah sakit pemerintah, rumah sakit swasta, serta dinas kesehatan, dengan latar belakang profesi medis maupun non-medis. Workshop dibuka secara resmi oleh Shita Listyadewi, S.IP, MM, MPP, Sekretaris PKMK FK-KMK UGM. Dalam sambutannya, Shita menekankan urgensi komunikasi dua arah yang efektif antara tenaga kesehatan dan pasien atau keluarga pasien, sebagai fondasi dalam menciptakan pelayanan kesehatan yang aman, manusiawi, dan berorientasi pada pasien. Ia juga menyampaikan bahwa penanganan keluhan (complaint handling) secara profesional menjadi indikator penting dalam mewujudkan rumah sakit yang berkualitas dan dipercaya masyarakat.
Jumat, 23 Mei 2025

Dalam upaya merespon meningkatnya kompleksitas dalam tata kelola sektor kesehatan, Program Studi Kebijakan dan Manajemen Kesehatan F-KKMK UGM bersama Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK-KMK UGM menyelenggarakan webinar bertajuk “Komunikasi, Mediasi, dan Negosiasi dalam Pencegahan dan Penanganan Konflik di Sektor Kesehatan”, yang berlangsung secara hybrid di Ruang U25 Gedung Tahir, FK-KMK UGM pada Jumat (23/5/2025).
Acara dibuka oleh Prof. dr. Laksono Trisnantoro, MSc, PhD. Dalam pengantarnya, Prof. Laksono menyoroti eskalasi tantangan dalam sistem kesehatan, mulai dari implementasi Undang-Undang Kesehatan hingga dinamika dalam sistem JKN dan konflik antarpemimpin. Ia menekankan pentingnya kepemimpinan yang mampu menjembatani kepentingan berbagai aktor melalui komunikasi dan negosiasi yang strategis.
PKMK-Yogyakarta. Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK) FK-KMK UGM bekerjasama dengan Departemen Sejarah FIB UGM menyelenggarakan Webinar Seri Sejarah Kebijakan Kesehatan “Perkembangan Transformasi Kebijakan Kesehatan di Indonesia, Dari Reformasi Hingga Pasca COVID-19, 1999-2023” pada April hingga Juni mendatang. Kali ini webinar mengangkat topik “Strategi Adaptif: Kebijakan Kesehatan pada Masa COVID-19,2020 – 2022”, yang diselenggarakan pada Rabu (20/5/2025). Webinar ini membahas penerapan dari kebijakan kesehatan pada masa Pandemi COVID-19 yang terjadi pada 2020 hingga 2022. Diskusi ini diharapkan dapat memahami sejarah kebijakan kesehatan dengan menganalisis konteks sosial, ekonomi, dan politik yang mempengaruhi kebijakan kesehatan di Indonesia pada pada masa COVID-19. Selain itu, diharapkan dapat mengidentifikasi dan mengevaluasi kebijakan-kebijakan kesehatan yang diterapkan sehingga dapat menjadi wadah berdiskusi akan tantangan dan peluang dalam implementasi dari penerapan reformasi di bidang kesehatan.
Prof. dr. Laksono Trisnantoro, MSc., Ph.D., dalam pengantarnya bahwa webinar kepemimpinan ini penting untuk menunjang proses advokasi seluruh isi renstra oleh direktur rumah sakit daerah. Penyusunan renstra dilakukan oleh seluruh pimpinan di rumah sakit yang dipimpin oleh direktur rumah sakit, sehingga direktur harus memahami setiap butir yang dituangkan dalam renstra dan mempertanggungjawabkannya. Leadership merupakan atribut yang melekat pada seorang direktur rumah sakit, dimana ia memiliki kemampuan untuk melihat sesuatu yang abstrak menjadi sesuatu yang terukur. Terdapat pola-pola bagaimana karakter leadership dapat terbentuk, diantaranya Nature yaitu bakat alamiah yang melekat dalam diri seseorang, Nurture atau sesuatu yang diperoleh berdasarkan latihan, dan situational yang berasal dari pembawaan situasi yang terjadi di lingkungannya. Dasar pengambilan analisis indikator leadership yang digunakan mengacu pada Framework Meta Leadership Harvard University yang kemudian telah disesuaikan dengan kondisi di Indonesia.
PKMK-Yogyakarta. Webinar kepemimpinan ini merupakan bagian dari pelatihan jarak jauh yang bekerja sama dengan Asosiasi Rumah Sakit Daerah (ARSADA). Kutipan berikut menggambarkan tema webinar yang dibahas kali ini, “Management is doing things right, while leadership is doing the right things” (Peter Drucker). Sebagai seorang pemimpin rumah sakit daerah, menguasai seluruh manajemen rumah sakit merupakan tanggung jawab, namun kemampuan untuk memimpin di tengah dinamika ketidakpastian dan perubahan yang terjadi adalah tantangan yang harus dihadapi.
Diskusi dibuka dengan pengantar yang disampaikan pleh Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc., Ph.D bahwa Pemerintah telah menyadari pentingnya pertumbuhan ekonomi yang cepat dan telah merumuskan kebijakan terintegrasi dan kolaborasi dengan konsil/kolegium untuk menangani masalah kesehatan di Indonesia. Pada dasarnya, industrial concept dari wellness tourism bisa menggunakan analisis Porter Five Forces untuk mengidentifikasi pasar dan harga. Mengacu pada layanan wellness tourism yang telah dikembangkan di Bangkok, Thailand, pemilihan tempat strategis untuk fasilitas pelayanan kesehatan merupakan salah satu daya tarik tersendiri bagi masyarakat, yaitu terletak di salah satu pusat perbelanjaan ICON SIAM. Adanya inovasi layanan kesehatan seperti contoh tersebut harapannya dapat dijadikan suatu potensi peluang untuk diadopsi di Indonesia.
Barkah Wahyu Prasetyo, SE., Ak., CA sebagai master of trainer pada pelatihan kali ini menjelaskan tentang rencana pembahasan materi pada pertemuan ini, yaitu terkait program dan kerangka pendanaan di rumah sakit daerah kelompok menengah.
Pengantar sesi ini disampaikan oleh dr. Gatot Sugiharto, Sp.B., M.A.R.S. dengan menggambarkan tahapan penyusunan rencana strategis rumah sakit daerah dan hierarki strategi. Alur penyusunan renstra dimulai dengan melakukan kajian lingkungan internal dan lingkungan eksternal yang menjadi landasan untuk merumuskan visi misi rumah sakit. Setelah itu merumuskan strategi pengembangan, kebijakan, program dan sasaran, penyesuaian prioritas dan anggaran, programming dan budgeting, dan implementasi. Tentu proses ini akan terus dilakukan pemantauan dan evaluasi.
dr Theryoto, M.Kes., Sp.OK., MARS., menyampaikan materinya terkait penyusunan strategi generik dan strategi fungsional, proyeksi pasar dan program tahunan, serta menentukan indikator kinerja rumah sakit daerah berbasis Balanced Scorecard. Strategi generik merupakan strategi yang diaplikasikan pada unit-unit layanan dan pendukung setelah menentukan strategi umum, dan dipilih berdasarkan strategi besar yang telah ditentukan sebelumnya. Strategi generik memungkinkan rumah sakit daerah untuk menciptakan nilai unik sehingga sulit ditiru oleh pesaing. Dalam hal ini rumah sakit daerah memusatkan upayanya pada segmen pasar tertentu, meskipun terlihat sempit namun spesifik dan lebih efektif. Selanjutnya strategi fungsional merupakan strategi yang disusun dan dijalankan oleh setiap unit pelayanan maupun unit pendukung di rumah sakit sesuai fungsi-fungsi (fungsi SDM, fungsi pemasaran, fungsi operasional, dan sebagainya) yang ada untuk merealisasikan strategi utama dan strategi generik. Strategi fungsional bersifat spesifik dan teknis, sehingga tujuannya untuk jangka menengah dan jangka panjang.