PKMK – (Senin, 22 April 2024) Webinar ini dilaksanakan oleh PKMK FK-KMK UGM yang bertujuan untuk membahas kesenjangan keahlian tenaga kesehatan yang dimiliki saat ini dengan kebutuhan untuk kebugaran medik dan memahami kebutuhan kompetensi SDM dengan menyesuaikan pelatihan dan pengembangan untuk mendukung layanan wisata kebugaran medik dengan Thailand sebagai tolok ukur. Webinar ini dibuka oleh pengantar dari Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc., Ph.D selaku Staf Khusus Menteri Kesehatan bidang Ketahanan (resilience) Industri Obat dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. Sejumlah narasumber hadir dalam webinar ini antara lain dr Tanjung Subrata, M.Repro (Dosen FKIK Warmadewa), Dr. Sri Rahayu, S.Tr.Keb., S.Kep., Ns., M.Kes. (Direktur Poltekkes Denpasar Bali), dan dr Andreanyta Meliala, PhD, AIFM (Dosen Departemen Fisiologi, FK-KMK UGM).
Pengantar: Situasi Pendidikan/Pelatihan Pengembangan Kompetensi Medical Wellness dan UU Kesehatan
Laksono mengatakan bahwa medical wellness di Indonesia belum berkembang yang signifikan terutama pasca adanya UU Kesehatan 2023. Padahal, persaingan SDM terkait medical wellness semakin ketat, di kawasan Asia Tenggara Thailand bisa menjadi acuan terkait penyiapan SDM terkait medical wellness. Menurut Laksono, jika Indonesia tidak segera mengembangkan SDM medical wellness kedepannya ditakutkan Indonesia hanya akan menjadi pasar bagi tenaga-tenaga asing. Di Thailand saat ini terdapat Center of Applied Thai Traditional Medicine di Fakultas Kedokteran Universitas Mahidol. Pendidikan berfokus pada pengobatan tradisional Thailand yang sesuai dengan ilmu kedokteran dengan lama pendidikan ditempuh adalah 4 tahun. Selain itu, terdapat juga Master of Management International Program yang bertujuan lulusannya sebagai manajer di wellness center yang ditempuh selama 2 tahun.
Ke depan, Indonesia perlu segera menyiapkan SDM dan kelompok kerja keilmuan yang tertarik dengan medical wellness/ health tourism yang sesuai dengan UU Kesehatan tahun 2023 jika tidak ingin tertinggal dari negara lain dalam hal health tourism.
Panel 1: Exercise and Wellness Medicine Course at FKIK Warmadewa oleh dr Tanjung Subrata, M.Repro
Tanjung menyampaikan bahwa di FKIK Universitas Warmadewa terdapat blok elektif yang ditujukan untuk mahasiswa Pendidikan Dokter semester 8 dengan pilihan Exercise medicine, Balinese herb medicine, Spiritual medicine, dan Travel health yang terkait dengan health tourism. Elektif tersebut terdiri dari 4 SKS yang ditempuh dalam 3 minggu. Di FKIK Warmadewa juga terdapat pelatihan sertifikasi bagi fitness trainer yang ditempuh dalam 6 level selama 18 hari. Selain itu, di FKIK Universitas Warmadewa saat ini terdapat kursus terkait medical wellness yang ditempuh dalam 7 hari dan ditujukan bagi dokter atau tenaga kesehatan lain yang ingin mendalami medical wellness.
Panel 2: Wellness Tourism oleh Dr. Sri Rahayu, S.Tr.Keb., S.Kep., Ns., M.Kes.
Menurut Sri Rahayu, Indonesia memiliki potensi/ keindahan alam yang luar biasa yang dapat dijadikan aset untuk menunjang wellness tourism, namun jika melihat kondisi saat ini, di Indonesia masih terbatas kompetensi SDM atau tenaga kesehatan dalam bidang wellness tourism. Hal ini dikarenakan masih terbatasnya pendidikan tenaga kesehatan dalam bidang wellness.
Aspek utama medical wellness mencakup hal yang komprehensif mulai dari kesehatan fisik, mental, emosional, sosial dan spiritual. Perlu adanya integrasi dan penambahan muatan materi tambahan mengenai medical wellness ini dalam kurikulum pendidikan tenaga kesehatan baik kedokteran, keperawatan, gizi, farmasi, fisioterapi, dan yang lain. Namun, terdapat tantangan yang dihadapi jika kita ingin menambahkan kurikulum mengenai wellness terkait kesiapan SDM Dosen, sarana prasarana pembelajaran dan mulai munculnya tenaga asing yang masuk ke Indonesia.
Sebenarnya, dasar hukum penambahan muatan tambahan mengenai medical wellness sudah ada dalam KPT dan Permendikbud Nomor 53 Tahun 2023 Pasal 10 yang bunyinya: 1) Kompetensi utama lulusan program studi disusun oleh asosiasi program studi sejenis bersama pihak lain yang terkait; 2) Kompetensi pendukung yang menjadi penciri Prodi ditetapkan oleh masing-masing PT contohnya health tourism. Peluang yang muncul nantinya adalah peningkatan serapan lulusan dan dapat menjadi kompetensi tambahan bagi lulusan tenaga kesehatan baik dokter, perawat, maupun tenaga kesehatan yang lain.
Panel 3: Pendidikan Ahli Kebugaran Medis oleh dr. Andreanyta Meliala, Ph.D., AIFM
Menurut Andreanyta, Indonesia mempunyai potensi berupa local wisdom nusantara seperti Unique LIFE WISDOM (seperti filosofi Jawa atau daerah lain), Nusantara Herbal Medicine (seperti Jamu, Steam), Nusantara Traditional Massage, dan Nusantara Aromatherapy (local herbs, spices). Pihaknya menyampaikan bahwa Medical wellness adalah ilmu yang komprehensif yang terdiri dari fisik, mental, dan spiritual. Menurut Andrea, jejaring dari medical wellness memungkinkannya dapat berkembang dengan tepat mulai dari kursusnya, manajemen vendornya dan market-nya seperti health spa, physiotherapy center, nutrition center, gymnastic, dan yang lainnya.
Dalam menyambut peluang dan kebijakan mengenai penyediaan fasilitas pendidikan keahlian ‘medical wellness’ sebagai keahlian bersertifikasi, FK-KMK UGM sedang berupaya mengembangkan medical wellness certification course dengan target peserta dokter umum, perawat, ahli gizi, fisioterapi, psikologi klinik, dan tenaga kesehatan lainnya. Kompetensi inti dalam medical wellness certification course terdiri dari 50% pengetahuan, 35% skill, dan 15% attitude. Output dari kursus ini ada 2 yakni sebagai konsultan dan sebagai praktisi. Setelah menyelesaikan kursus dengan melewati uji kompetensi, maka peserta akan mendapatkan sertifikat ahli kebugaran medis dengan gelar AIFKM atau AIKM. Area Pengabdian lulusan AIFKM ini nantinya dapat di medical tourism industry, wellness services provider, healthy nutrition industries, maupun insurance agencies.
Reporter: Fajrul Falah (Divisi Manajemen Rumah Sakit, PKMK UGM)
Reportase ini erat kaitannya dengan pilar 4 SDG yaitu Pendidikan Berkualitas.