Direktorat Penelitian Universitas Gadjah Mada (UGM) bekerjasama dengan Forum Rektor Indonesia menyelenggarakan webinar dengan tema Kemandirian Industri Farmasi dan Alat Kesehatan. Kegiatan ini diselenggarakan dengan mengundang narasumber Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) RI Prof. Dr. Laksana Tri Handoko, M.Sc; staf khusus Menteri Kesehatan Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc, PhD; Rektor UGM Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng; dan Wakil Rektor UGM Bidang Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, drg. Ika Dewi Ana, M.Kes, PhD. Moderator dalam diskusi ini adalah dr. Yodi Mahendradhata, M.Sc, PhD selaku ketua tim gugus tugas Kemandirian Industri Farmasi dan Alat Kesehatan (KIFA) UGM.
Reportase
Ikatan Farmakologi Indonesia (IKAFI) bekerjasama dengan Perhimpunan Dokter Spesialis Farmakologi Klinik (PERDAFKI) menyelenggarakan webinar yang bertujuan untuk memberikan informasi mengenai penggunaan obat dan pengobatan COVID-19. Webinar ini dibuka dengan pengantar dari Dr. apt. Dra. L. Rizka Andalucia, M.Pharm. (Direktur Standardisasi Obat, Narkotika, Psikotropika, Prekursor, dan Zat Adiktif Badan POM RI). Menghadirkan empat pembicara yakni Prof. Dr. apt. Keri Lestari, Msi. (IKAFI Jawa Barat), dr. Budiono Santoso, Ph.D., SpFK (IKAFI-PERDAFKI Yogyakarta), Prof. Dr. dr. Rianto Setiabudy, SpFK (IKAFI-PERDAFKI Jakarta), dan dr. Gestina Aliska, SpFK (IKAFI-PERDAFKI Sumatera Barat). Webinar ini dipandu oleh apt. Drs. Victor S. Ringoringo, S.E., M.Sc. (IKAFI Jakarta).
Kementrian Kesehatan resmi menetapkan harga acuan tertinggi Swab RT-PCR di daerah pulau Jawa dan Bali sebesar Rp 495 ribu dan di luar pulau Jawa dan Bali sebesar Rp 550 ribu. Batas tarif tertinggi tersebut berlaku untuk masyarakat yang melakukan pemeriksaan RT-PCR atas permintaan sendiri. Batas tarif tertinggi tidak berlaku untuk kegiatan penelusuran kontak atau rujukan kasus COVID-19 ke rumah sakit yang penyelenggaraannya mendapatkan bantuan pemeriksaan RT-PCR dari pemerintah, atau merupakan bagian dari penjaminan pembiayaan pasien COVID-19.
Project Syndicate (PS) adalah organisasi media internasional bersifat not-for-profit yang menerbitkan opini maupun analisis dari topik-topik yang menjadi fokus bersama di level global. Pada Rabu, 23 Juni 2021 Project Syndicate menyelenggarakan sebuah diskusi berjudul Back to Health. Diskusi ini menghadirkan para pakar terkemuka dari seluruh dunia untuk membahas pandemi yang sedang berlangsung dan mencari solusi bersama agar masyarakat kembali sehat.
Diskusi dibuka oleh Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal World Health Organization (WHO). Tedros menyampaikan bahwa ada dua pembelajaran yang dapat diambil dari kejadian pandemi COVID-19. Pertama, kesiapan global dimulai dari kesiapan di level nasional. Tiap negara harus meningkatkan kapasitas kesehatan masyarakatnya. Kedua, kurangnya solidaritas dan komitmen berbagi antar negara menjadi akar masalah kelemahan respon pandemi. Solidaritas dan komitmen ini terutama dalam hal berbagi data, berbagi alat pelindung diri (APD) berbagi oksigen, dan berbagi vaksin. WHO berusaha memfasilitasi peningkatan kerjasama internasional yang akan dibahas dalam sesi khusus pada sidang WHO di akhir November 2021.
Pada Rabu (16/06/2021) telah diselenggarakan “Workshop Pembahasan Instrumen Workload Indicator Staff Need (WISN) dan Lingkungan Kerja yang Aman di Fasilitas Kesehatan Selama Pandemi COVID-19”. Acara berlangsung pukul 09.00 – 16.00 WIB di The Grove Suite Hotel, Jakarta dan disiarkan melalui zoom meeting. Workshop ini merupakan hasil kerja sama antara Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK) FK – KMK UGM dengan Direktorat Kesehatan Kerja dan Olah Raga (Kesjaor) Kementerian Kesehatan RI dan World Health Organization (WHO) Indonesia. Kegiatan ini diselenggarakan sebagai salah satu tahapan dalam kegiatan kajian penilaian beban kerja tenaga kesehatan di Indonesia dan lingkungan kerja yang mendukung selama pandemi COVID-19. Harapannya hasil akhir dari kajian ini dapat dijadikan sebagai masukan kebijakan untuk meningkatkan upaya perlindungan tenaga kesehatan. Worksho dihadiri oleh Kementerian Kesehatan, WHO, tim PKMK UGM, konsultan, asosiasi organisasi profesi, praktisi, universitas, RS, dan asosiasi RS. Salah satu tindak lanjut workshop ini adalah pembentukan Community of Practice (CoP) dalam kegiatan kajian WISN and Safe Environment. Anggota CoP tidak terbatas pada para undangan yang hadir dalam kegiatan workshop, namun terbuka untuk semua pihak yang ingin bergabung dan berpartisipasi.
Selama satu tahun, Indonesia telah mengalami pandemi Covid-19 dengan jumlah kasus mencapai 1.748.230 juta jiwa pada 18 Mei 2021. Kondisi ini telah mempengaruhi berbagai aspek kehidupan masyarakat dan pembangunan negara. Kesehatan merupakan salah satu aspek yang terpengaruh oleh pandemi Covid-19, di mana pelayanan kesehatan essensial menjadi terdisrupsi. Selain kesehatan, perekonomian negara juga mengalami tantangan di tengah pandemi. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020 kontraksi sebesar -2,07% dan turun drastis bila dibanding pada 2019 yang mencapai 5,02%. Hal tersebut terjadi karena hampir seluruh lapangan usaha saat pandemi 2020 mengalami kontraksi kecuali bidang informasi dan komunikasi beserta jasa kesehatan dan kegiatan sosial. Kondisi pertumbuhan ekonomi berdampak besar pada tahun selanjutnya untuk melakukan pemulihan ekonomi nasional (PEN). Pada tahun 2021, pemerintah menentukan target pertumbuhan ekonomi dapat mencapai 5,0% persen dengan tambahan investasi sebesar Rp919,52—1.014,32 triliun. Selain itu, pemerintah juga berupaya meningkatkan pendapatan pajak dan merangsang daya beli masyarakat.
ASB bersama Kelompok Kerja Organisasi Penyandang Disabilitas (Pokja OPDis) Sulawesi Tengah dan Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK-KMK UGM telah melakukan penelitian ‘Investing in Inclusive Water, Sanitation and Hygiene (WASH)’ (iiiWASH). Penelitian ini didukung oleh Elrha’s Humanitarian Innovation Fund (HIF) dan UK’s Foreign, Commonwealth & Development Office (FCDO), berfokus untuk memahami tantangan maupun peluang dalam pemenuhan layanan air, sanitasi dan kebersihan (WASH) inklusif. Penelitian ini bersifat partisipatoris yang mana OPDis terlibat langsung di dalam penelitian sebagai mitra peneliti (co-researchers).
30 April 2021
Dalam rangka pengembangan pemanfaatan website dan media online, Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK) FK – KMK menyelenggarakan pelatihan wajib secara daring terkait bagaimana melakukan wawancara secara live. Pelatihan yang digelar pada Jumat, 30 April 2021 dan diikuti para peneliti di PKMK FK – KMK UGM, menghadirkan narasumber Dr. Ayu Helena Cornellia selaku Founder Cornellia & Co. Diawali dengan pembukaan oleh Ketua Board PKMK FK – KMK UGM, Prof. Laksono Trisnantoro, MSc, PhD yang menjelaskan bahwa kebutuhan pentingnya bisa melakukan wawancara secara baik merupakan tuntutan dan tantangan di era digitalisasi saat ini. UGM harus bisa bersaing secara nasional maupun internasional bagi para akademisi, peneliti, maupun konsultannya. Diantaranya dengan memiliki skill yang baik dalam melakukan wawancara secara live, ditambah dengan adanya situasi pandemi seperti ini yang menyebabkan tingginya tuntutan komunikasi secara daring. PKMK merupakan salah satu pioneer dalam kegiatan diseminasi ilmu secara broadcasting, memanfaatkan berbagai fasilitas audio visual yang ada, baik berupa video maupun podcast. Sehingga pelatihan ini merupakan salah satu upaya fasilitasi untuk pengembangan tersebut. Memiliki skill yang baik dalam melakukan wawancara secara live terhadap narasumber akan menarik audiens untuk tetap menyimak tayangan, sekaligus memuaskan audiens dalam hal pemenuhan informasi yang dibutuhkan.
2 Maret 2021
Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan merupakan salah satu pusat kajian di Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FK-KMK UGM). Pada 2021, PKMK memasuki usia ke-23. Tahun ke-23 menjadi ujian bagi semua pihak, karena sejak awal Maret 2020 seluruh negara di dunia termasuk Indonesia mendapatkan dampak atas virus corona (COVID-19).
Sesi Pembukaan
Pertemuan Tahunan ke-23 dibuka oleh sambutan dari Dekan FK-KMK UGM, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., SpOG(K)., Ph.D. PKMK dinilai sebagai organisasi yang kaya pengalaman dalam menghadapi berbagai perubahan. Salah satunya adalah bidang kebencanaan, dimana pada 2020 bertepatan dengan munculnya pandemi COVID-19. Jumlah kegiatan virtual yang lebih dari 700 kegiatan merupakan bentuk kontribusi dalam peningkatan literasi publik. UGM sebagai sebuah universitas berharap pengembangan inovasi dan riset tidak hanya berbasis proyek tetapi merupakan pemikiran yang bersifat proaktif dalam mengantisipasi tantangan masa depan. Ova Emilia menutup sambutannya dengan harapan semakin banyak kontribusi PKMK bagi bangsa dan negara.
PKMK FK – KMK UGM kali ini melaksanakan talk show virtual dengan menangkat isu “Implikasi Permenkeu no. 129/PMK.05/2020 : Apakah RS Pemerintah bisa menyusun renstra dalam 20 Halaman ?”. Talk show ini mengundang narasumber dari unsur akademisi, praktisi manajemen rumah sakit, dan badan pemerintah, yang mengusai aspek penyusunan rencana strategis bisnis (RSB).
Selama ini rumah sakit pemerintah masih memiliki pola pikir bahwa menyusun RSB harus tebal karena ingin menyampaikan semua informasi dan rencana ke depan. Tim penyusun RSB terpaku pada template yang sudah sehingga semua informasi dimasukkan baik angka maupun tabel, termasuk tuntutan dan keinginan dari para stakeholder, demikian yang dipaparkan Putu Andayani.