Kaleidoskop PKMK 2024
Persembahan PKMK untuk Indonesia:
Upaya Mewujudkan Sistem dan Pelayanan Kesehatan
yang Berkualitas, Berkeadilan, Resilien dan Inklusif berbasis Bukti
FK-KMK UGM, 20 Desember 2024 Pukul 09.00 – 11.30 WIB
Latar Belakang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang sampai dengan tahun 2045 telah disosialisasikan dan istilah Indonesia Emas 2045 telah ditetapkan sebagai target capaian Indonesia 20 tahun sejak sekarang. Kesehatan untuk semua dan ketahanan sistem kesehatan menjadi kata kunci penting dalam RPJP ini.
Presiden Prabowo membawa Asta Cita, yang salah satunya adalah “Memperkuat pembangunan sumber daya manusia (SDM), sains, teknologi, pendidikan, kesehatan, prestasi olahraga, kesetaraan gender, serta penguatan peran perempuan, pemuda, dan penyandang disabilitas.” Selaras dengan itu, program quick win beliau yang terkait Kesehatan mencakup:
- Program pemeriksaan kesehatan gratis dengan anggaran Rp3,2 triliun. Program ini meliputi pemeriksaan tensi, gula darah, foto rontgen,dan screening penyakit katastropik.
- Program penuntasan TBC dengan anggaran Rp8 triliun.
- Program pembangunan rumah sakit lengkap berkualitas di daerah. Program ini mencakup peningkatan kualitas rumah sakit di daerah dari tipe D menjadi tipe C beserta sarana dan prasarana serta alat kesehatannya. Presiden Prabowo menyiapkan anggaran Rp1,8 triliun.
Quick win biasanya dipilih sebagai Upaya menghasilkan capaian nyata dalam skala kecil dan memberi daya ungkit bagi capaian status Kesehatan dalam waktu singkat. Dari tiga program di atas, terlihat bahwa focus pemerintah adalah capaian status Kesehatan, baik penyakit menular mau pun penyakit tidak menular, serta Upaya pengentasannya dari sisi preventif dan kuratif.
Sistem Kesehatan Indonesia sebenarnya dirancang untuk menghadapi berbagai tantangan-tantangan terkini serta tantangan masa depan. Pengembangan sistem kesehatan nasional telah diatur dalam Undang-Undang Kesehatan no 17 tahun 2023, serta aturan turunannya berupa PP Nomor 28 Tahun 2024 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 Tentang Kesehatan yang diharapkan dapat menjadi dasar bagi semua stakeholder kesehatan untuk bergerak bersama dalam upaya menyehatkan Bangsa Indonesia. Selain itu, Kementerian Kesehatan menginisiasi Transformasi Sistem Kesehatan untuk menyikapi tantangan pasca pandemic and isu-isu Kesehatan global seraya mempertimbangkan beberapa kebutuhan nasional terkait perubahan pola beban penyakit, kebutuhan akan pelayanan Kesehatan yang setara dan berkualitas. Sebagai contoh, SKI 2023 menunjukkan tren penyakit Diabetes Mellitus (DM) pada penduduk umur ≥15 tahun berdasarkan diagnosis dokter meningkat (dari 2,0% ke 2,2%), demikian juga untuk DM pada penduduk semua umur (dari 1,5% ke 1,7%), sehingga kebutuhan akan layanan preventif dan kuratif untuk DM akan semakin mendesak. Di sisi lain, berdasarkan WHO Global Tuberculosis Report 2023, Indonesia termasuk delapan negara yang menyumbang 2/3 kasus TBC di seluruh dunia. Indonesia menempati posisi kedua setelah India dengan 1.060.000 kasus baru dan 134.000 kematian setiap tahunnya, atau setara dengan 15 kematian setiap jam. Artinya, masih diperlukan upaya lebih keras untuk berusaha mencapai target Eliminasi TB 2030.
Namun, system Kesehatan tentu saja tidak hanya dirancang untuk memenuhi tujuan status Kesehatan. Beberapa tujuan system Kesehatan lain, misalnya ketangguhan, kesetaraan dan keadilan serta kualitas tentu tetap harus dikejar. SKI 2023 menemukan sebesar 27,8% penduduk Indonesia belum memiliki jaminan kesehatan, mirip dengan temuan Susenas pada tahun yang sama, yaitu sebesar 27,6%. Di samping itu, akses pelayanan kesehatan yang masih belum merata khususnya masih ada kesenjangan antara kelompok Penerima Bantuan Iuran (PBI) dan juga kelompok tanpa jaminan kesehatan dalam mengakses pelayanan kesehatan. Menurut SKI 2023, dalam setahun terakhir 44,1% rumah tangga kelompok PBI diikuti oleh 35,9% rumah tangga tanpa jaminan kesehatan tidak mengakses layanan kesehatan.
Melihat berbagai tantangan global dan isu makro di Indonesia, serta masih besarnya pekerjaan rumah di bidang kesehatan, maka PKMK berupaya untuk memberikan kontribusi berupa paparan kegiatan selama tahun 2024 yang relevan dengan pencapaian Indonesia Emas 2045, baik yang berupa tantangan maupun peluang. Kegiatan bertajuk Kaleidoskop 2024 ini merupakan kegiatan rutin PKMK setiap akhir tahun. Pada penghujung tahun 2024 ini, PKMK akan menyampaikan beberapa kegiatan kunci yang telah dilakukan sepanjang tahun 2024 ini untuk mendukung Upaya pemerintah. PKMK akan menjabarkan kegiatan-kegiatannya yang memperkuat system dan pelayanan kesehatan, mutu pelayanan kesehatan, manajemen bencana, dan pengembangan digitalisasi kesehatan, sebagai Upaya dan sumbangsih PKMK dalam mewujudkan system dan pelayanan Kesehatan yang bermutu, berkeadilan, resilien dan inklusif dengan berbasis bukti.
Tujuan
Kaleidoskop PKMK 2024 bertujuan untuk:
- Menjabarkan kegiatan penting PKMK selama 2024 dari divisi Manajemen Mutu, Manajemen Rumah Sakit, E-Health, Kebijakan Kesehatan dan Kesehatan Masyarakat, Manajemen Bencana Kesehatan dan Divisi Pelatihan
- Mengidentifikasi kontribusi kegiatan-kegiatan tersebut dalam penguatan sistem kesehatan nasional
- Menyampaikan rencana-rencana pengembangan ke depan untuk mendapat masukan dari para pemangku kepentingan PKMK
Agenda Kegiatan
Jam | Acara | |
08.30 – 09.00 | Registrasi | |
09.00 – 09.10 WIB | Pembukaan
| MC: Divisi Mutu Dr. dr. Andreasta Meliala, DPH, MKes, MAS |
09.10 – 09.20 | Pengantar | Dekan FK-KMK UGM |
09.20 – 10.20 WIB | Paparan Membangun layanan Kesehatan berkualitas di wilayah pinggiran Kesiapan layanan program prioritas (KJSU) di wilayah pinggiran Memperkuat system Kesehatan daerah pinggiran untuk layanan program prioritas (DM) Pemanfaatan data rutin dan data sekunder untuk system kesehatan yang berkeadilan Dukungan digitalisasi Kesehatan untuk mewujudkan layanan bermutu, berkeadilan dan berbasis bukti Memastikan system dan layanan Kesehatan yang peduli pada kelompok rentan Membangun kapasitas untuk system Kesehatan yang Tangguh Membangun kapasitas individu dan Lembaga | Moderator: dr. Bella Donna,MKes Kepala Divisi Manajemen Mutu (7’) Kepala Divisi Manajemen Rumah Sakit (7’) Peneliti PKMK (7’) DDC (7’) Kepala Divisi E-health (7’) Kepala Divisi PH (7’) Kepala Divisi Manajemen Bencana Kesehatan(7’) Divisi Pelatihan (7’) |
10.20 – 10.40 WIB | Tanggapan dan refleksi | Wakil Dekan FK-KMK Bidang Penelitian dan Pengembangan (5’) Ketua Board (5’) Anggota Board lain (10’) |
10.40 – 11.10 WIB | Tanya Jawab | |
11.10 – 11.20 WIB | Kesimpulan dan Penutup: Penajaman prioritas rencana ke depan | Dr. dr. Andreasta Meliala, DPH, MKes, MAS |
11.20 – 11.30 WIB | Foto bersama dan penutupan | MC |
Reportase Kaleidoskop 2024:
Persembahan PKMK untuk Indonesia: Upaya Mewujudkan Sistem dan Pelayanan Kesehatan yang Berkualitas, Berkeadilan, Resilien dan Inklusif berbasis Bukti
20 Desember 2024
PKMK-Yogyakarta. Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK) FK-KMK UGM menyelenggarakan Kaleidoskop 2024: Persembahan PKMK untuk Indonesia: Upaya Mewujudkan Sistem dan Pelayanan Kesehatan yang Berkualitas, Berkeadilan, Resilien dan Inklusif berbasis Bukti pada Jumat (20/12/2024). Kaleidoskop PKMK 2024 bertujuan untuk mengidentifikasi kontribusi kegiatan yang diselenggarakan masing-masing divisi dan unit di PKMK dalam penguatan sistem kesehatan nasional. Melalui kegiatan ini, diharapkan akan diperoleh masukan yang komprehensif dari stakeholder untuk kemajuan PKMK. Narasumber dalam kegiatan ini ialah peneliti PKMK, antara lain: dr. Muhammad Hardhantyo, MPH, Ph.D (Kepala Divisi Manajemen Mutu); dr. Haryo Bismantara, MPH (Divisi Manajemen Rumah Sakit); Candra, SKM., MPH (peneliti PKMK); Sensa Gudya Shauma, S.Kom, M.Cs (Digital Data Corner); dr. Guardian Yoki Sanjaya, M.Health.Info (Divisi E-health); Tri Muhartini, MPA (Kepala Divisi PH); Happy Pangaribuan, MPH (Kepala Divisi Manajemen Bencana Kesehatan); Dr. dr. Hanevi Djasri, MARS, FISQua dan Maria Lelyana, SE (Divisi Pelatihan dan Pengembangan) dan dimoderatori oleh Ni Luh Putu Eka, SKM, M.Kes.
Dalam pembukaannya, Ketua PKMK, Dr. dr. Andreasta Meliala, DPH, MAS, menyampaikan kaleidoskop ialah untuk melihat aktivitas yang dilakukan PKMK dalam 1 tahun yaitu 2024 fungsinya untuk refleksi dan sebagai perencanaan di 2025. Dinamika di Indonesia yang terkait dengan kesehatan yang baru-baru ini terjadi ialah re-setting health system dengan diluncurkannya UU Kesehatan 2023 dan turunannya.
Sambutan berikutnya disampaikan oleh Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc., Ph.D selaku Ketua Board PKMK yang memaparkan UU Kesehatan 2023 merupakan sebuah wujud transformasi kesehatan, yang didukung oleh UU SJSN, UU BPJS, dan UU Desentralisasi. Salah satu isu yang berkembang saat ini terkait dengan kesehatan mental, salah satunya di Banda Aceh, telah dilakukan program strategis yaitu observasi kesehatan mental pasca tsunami hingga saat ini. Oleh karena itu, dalam menanggapi perkembangan isu tersebut, maka kebijakan transdisiplin pasca implementasi UU Kesehatan 2023 juga harus disesuaikan. Sebagai implementasi dari kebijakan tersebut, khususnya di lingkup internal harapannya komunikasi antar divisi di PKMK dapat terus ditingkatkan, serta dilakukan pengembangan staf sebagai bentuk investasi.
Berikutnya, sambutan dari perwakilan dari Dekanat FK-KMK UGM yaitu Prof. dr. Gunadi, Ph.D, Sp.BA., Subsp.D.A(K) menyampaikan bahwa saat ini Kolegium Kesehatan diberikan mandat oleh Kemenkes untuk bertugas mendampingi pembangunan RSPPI yang harus berkolaborasi dengan Ristekdikti.
Membangun Layanan Kesehatan Berkualitas di Wilayah Pinggiran – Divisi Manajemen Mutu
Kegiatan yang dilaksanakan di bidang mutu pada 2024 dibahas oleh dr. M. Hardhantyo, PhD yaitu penguatan sistem kewaspadaan dini, pengembangan kerangka kerja dan strategi surveilans nasional, penyusunan dan pelatihan terkait simulasi bencana, kerja sama studi ilmiah untuk mengukur tantangan kesehatan post pandemi, penelitian efektivitas vaksin COVID-19, external review untuk mengukur efektifitas sistem informasi kesehatan hewan, pengembangan kurikulum zoonosis, studi pengetahuan dan perilaku terkait TB, kerja sama penyusunan panduan dan modul dengan Kemenkes, serta pelatihan, webinar dan bimbingan teknis yang disusun sebagai buku sebagai hasil dari pelatihan tersebut.
Kesiapan Layanan Program Prioritas (KJSU) di Wilayah Pinggiran – Divisi Manajemen Rumah Sakit
Divisi Manajemen Rumah Sakit pada 2024 menyelenggarakan sejumlah kegiatan yang disampaikan dr. Haryo Bismantara, MPH. Saat ini, RS banyak mengalami masalah terkait dengan keterbatasan SDM, keterbatasan infrastruktur, isu terkait keadilan, serta isu terkait KJSU, sehingga dibutuhkan dorongan untuk mengembangkan inovasi sebagai wujud implementasi dari UU Kesehatan 2023, terutama terkait dengan efisiensi biaya, khususnya pada RS yang terafiliasi dengan BPJS Kesehatan. Selain itu, masih terdapat kesenjangan, terutama terkait peningkatan kemampuan manajerial, hingga pemerataan kesehatan di daerah perifer. Sehingga, Divisi MRS banyak melakukan pendampingan dan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan SDM dan pengembangan inovasi layanan RS, serta melakukan penelitian terkait KJSU untuk meningkatkan pelayanan KJSU sebagai layanan prioritas di RS.
Memperkuat Sistem Kesehatan Daerah Pinggiran untuk Layanan Program Prioritas (DM) – Peneliti Divisi Public Health
Strategi pengendalian DM disampaikan oleh Candra, MPH; dimana terkait situasi DM di Kaltim terdapat peningkatan prevalensi sehingga dibutuhkan strategi inovatif untuk DM di pusat, provinsi dan kabupaten/kota. Kegiatan yang dilakukan diantaranya survei program dan kegiatan DM lintas sektor, pengecekan gula darah untuk perencanaan intervensi, pelatihan promosi kesehatan, pembuatan konten edukasi spesifik, serta website. Sebagai tindak lanjut dari kegiatan tersebut, dilakukan intervensi untuk pengembangan website yang didukung oleh pemerintah provinsi. Untuk menangani beban DM, diharapkan transformasi kebijakan dan keterlibatan stakeholders lintas sektor.
Pemanfaatan Data Rutin dan Data Sekunder Untuk Sistem Kesehatan yang Berkeadilan – Digital Data Corner
Sejalan dengan upaya mewujudkan Indonesia Emas berdasarkan Indonesia Digital 2045, Sensa Gudya Shauma, S.Kom, M.Cs menyampaikan bahwa harus dilakukan pengembangan SDM dan infrastruktur oleh Divisi Digital Data Corner, diantaranya dengan pelatihan dan kelas. Terkait pengolahan dan analisis data, telah dilakukan penyaringan dalam pelatihan analisis data serta proses visualisasi data sederhana. Pemanfaatan visualisasi data dan pengumpulan data, dilakukan dengan pemanfaatan tools untuk integrasi dan interoperabilitas data. Peningkatan kapasitas SDM dilakukan partisipasi pelatihan kelembagaan serta narasumber terkait dengan analisis data. Harapannya, pengembangan SDM akan terus dilakukan, perluasan infrastruktur serta penguatan tata kelola dan manajemen.
Dukungan Digitalisasi Kesehatan untuk Mewujudkan Layanan Bermutu, Berkeadilan dan Berbasis Bukti – Divisi e-health
- Guardian Yoki Sanjaya, M.Health.Info membahas bahwa sesuai rekomendasi WHO, harus dilakukan inovasi digital terhadap pelayanan kesehatan, seperti platform digital terkait SDM dan alkes. Kegiatan yang sudah dilakukan oleh Divisi e-Health, di sistem mikro untuk mendukung digitalisasi di FKTP dan RS, seperti penguatan dashboard dengan didukung oleh pemerintah pusat. Selain itu, juga dilakukan evaluasi penelitian implementasi digital sistem kesehatan dan pengembangan aplikasi kesehatan, serta peningkatan interoperabilitas terhadap sistem kesehatan.
Memastikan Sistem dan Layanan Kesehatan yang Peduli pada Kelompok Rentan – Divisi Public Health
Fokus dari kegiatan yang dilakukan oleh Divisi PH yang dipaparkan oleh Tri Muhartini, MPA yaitu tanggapan terhadap isu-isu kebijakan kesehatan, serta dilakukan kolaborasi internal, serta mitra luar seperti Kemenkes RI, BPJS Kesehatan, serta WHO dengan bentuk pendampingan, pelatihan dan webinar, riset implementasi, health financing activity, penelitian, studi, PHCI Consortium, dan analisis situasi. Harapannya akan dilakukan penelitian dalam konteks nasional dan global, pendampingan, pelatihan serta webinar.
Membangun Kapasitas untuk Sistem Kesehatan yang Tangguh – Bencana Kesehatan
Happy Pangaribuan, MPH membahas kegiatan dan proyek yang telah dilakukan oleh Divisi Manajemen Bencana Kesehatan difokuskan kepada manajemen risiko, berupa peningkatan kapasitas organisasi dan SDM. Peningkatan kapasitas tersebut berupa webinar dan pendampingan terkait dengan penguatan kesiapsiagaan RS dalam menghadapi bencana, yang didukung oleh Dinas Kesehatan Provinsi NTB. Selain itu, juga dilakukan penguatan klaster kesehatan berupa buku pedoman yang dapat digunakan untuk mendampingi Dinas Kesehatan, serta peningkatan kapasitas negara ASEAN terkait simulasi bencana PHE dengan hasil berupa policy brief. Ke depannya, akan dilakukan inovasi yang berfokus pada penulisan dan webinar.
Membangun Kapasitas Individu dan Lembaga – Divisi Penelitian dan Pengembangan
Dr. dr. Hanevi Djasri, MARS, FISQua menyampaikan terkait capacity building terhadap individu dan organisasi untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam memberi solusi efektif terhadap permasalahan kesehatan yang kompleks. Pengembangan individu dilakukan dengan pelatihan dan pendidikan formal, pelatihan di tempat kerja, pengembangan keterampilan soft skill termasuk kemampuan negoisasi, dan membangun budaya belajar. Pengembangan organisasi harus disertai dengan struktur organisasi yang fleksibel. Selain itu, juga harus dilakukan keselarasan sinergi antara individu dan organisasi dengan keselarasan tujuan, kerjasama tim yang efektif, serta program pengembangan karir. Maria Lelyana menyampaikan kegiatan yang telah dilakukan, diantaranya pelatihan terstandarisasi Kurikulum Kesehatan dengan capaian hingga 9549 peserta, dengan 30 kegiatan webinar yang didampingi oleh PKMK dalam satu bulan, pengelolaan 12 website aktif, pengelolaan database WhatsApp dan email, serta juga terdapat kerja sama dengan beberapa mitra.
Tanggapan Stakeholders
Dekanat FK-KMK UGM
Prof Gunadi menyampaikan tanggapan terkait kegiatan yang telah dilakukan oleh Divisi-divisi di PKMK agar dilakukan fokus kegiatan yang lebih kompehensif sebagai bentuk terjemahan dari transformasi kesehatan, termasuk peningkatan kapasitas SDM serta fokus terkait gizi kesehatan. Selain itu, juga harus dilakukan penguatan terhadap 6 pilar transformasi kesehatan serta misi yang ingin dicapai oleh Presiden dan Wakil Presiden. Selain itu, Gunadi juga mendorong agar hasil pertemuan hari ini disebarkan agar mendorong pusat kajian lain menyelenggarakan kegiatan yang serupa.
Ketua Board PKMK
Prof Laksono memberikan arahan agar seluruh peneliti PKMK makin sering menyelenggarakan kegiatan dengan mitra baik internal FK-KMK UGM maupun eksternal. Pihaknya juga mendorong agar makin sering dilakukan pertemuan daring diantara para peneliti. Laksono juga menyampaikan saat ini Indonesia mengalami peningkatan pada akses Plataran Sehat, sehingga pihaknya mendorong agar akademisi FK-KMK UGM semakin sering terlibat dalam penyelenggaraan pelatihan melalui Plataran Sehat. Selain itu, perlu juga diidentifikasi kembali terkait mitra policy maker PKMK, kemudian pihaknya juga mendorong agar kegiatan yang ada di PKMK ini melibatkan transdisiplin atau lintas divisi.
Board PKMK
Dr. Ibrahim Rahmat, S.Kp, S.Pd,M.Kes menyampaikan harapannya kegiatan ke depan makin banyak yang terintegrasi antara pusat dan daerah. Contohnya di manajemen mutu, perlu kerjasama untuk membuat program promotif preventif yang sangat dibutuhkan masyarakat. Di Divisi Manajemen Rumah Sakit banyak hal yang harus diterapkan, utamanya saat ini kebijakan ada di Kemenkes dan peran organiasi profesi sedikit demi sedikit perannya dikurangi pemerintah. Melalui celah ini, PKMK dapat mengadvokasikan kenaikan karir tenaga kesehatan. Hal ini terkait dengan Diviis Pelatihan, karena unit yang sudah terakreditasi maka tenaga Kesehatan missal perawat dan dokter yang ada jenjang karirnya yang membutuhkan kredit untuk hal tersebut, potensi ini yang harus dikelola PKMK. Selain itu, harapannya Divisi Manajemen Bencana Kesehatan didorong untuk selalu aktif bekerja sama dengan tim Pokja Bencana yang ada di PKMK.
Departemen Biostatistik, Epidemiologi dan Kesehatan, FK-KMK UGM
Anis Fuad, S.Ked, DEA menyampaikan dosen Biostatistik banyak yang dapat bekerjasama dengan Digital Data Corner karena kaitannya dengan data. Kemudian dosen epidemiologi sudah terlibat dalam SKDR yang dijalankan Divisi Mutu. Lalu topik population health yang berfokus pada populasi tertentu yang menjadi fokus area program, misalnya penderita penyakit tidak menular. Kelompok yang belum disinggung ialah orang dengan disabilitas dan itu bisa menjadi populasi yang penting juga untuk diteliti. Anis menggarisbawahi, Departemen BEPH UGM sangat terbuka jika dilakukan Kerjasama dengan PKMK dengan melakukan pemetaan terkait hal tersebut dan jika ada annual report PKMK dapat dikirim ke seluruh departemen dan dosen, sehingga tahun depan para dosen dapat memilih ingin terlibat di area penelitian PKMK yang mana.
Rekaman kegiatan dapat disimak di sini: https://pkmk.site/PersembahanPKMKuntukIndonesia
Reporter: Bestian Ovilia dan Widarti (PKMK UGM)