Reframing PKMK menuju Indonesia Emas 2045
Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK) UGM menyelenggarakan pertemuan tahunan PKMK ke-26 di Bawen, Semarang pada 21 Februari 2024.
Acara dimulai dengan sambutan oleh Ketua PKMK yakni Dr. dr. Andreasta Meliala, DPH., M.Kes., MAS. Pada 2024, akan ada aktor baru dalam kebijakan Indonesia dan forum pertemuan tahunan adalah pembuktian apakah PKMK masih akan berkontribusi dalam kebijakan kesehatan di Indonesia bersama para pemangku kepentingan. Forum ini dihadiri oleh 64 anggota aktif PKMK dan anggota board baik secara luring maupun daring. Tema yang diangkat dalam pertemuan tahunan PKMK adalah “Reframing PKMK menuju Indonesia Emas 2045”. Reframing merupakan upaya perubahan ke depan dan regenerasi yang berkelanjutan.
Kegiatan dilanjutkan dengan sambutan dari Dekan FK-KMK UGM, Prof. dr. Yodi Mahendradhata, M.Sc., Ph.D, FRSPH. Dalam usianya yang ke-26 tahun, PKMK terus menunjukkan komitmen dan eksistensi dalam peningkatan kualitas kebijakan kesehatan Indonesia. Salah satu wujud komitmen tersebut adalah upaya positioning terhadap para pemangku kebijakan kesehatan. Hal tersebut selaras dengan tema “Reframing” yang menunjukkan bahwa PKMK terus berupaya memimpin perubahan ke arah yang lebih baik. PKMK juga diharapkan mampu mengoptimalkan perkembangan AI sebagai bagian dari pengembangan agar semakin besar dampak yang diberikan secara global.
Acara dilanjutkan dengan sambutan dari Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc., Ph.D. selaku ketua board PKMK UGM. Tema pertemuan tahunan, yakni reframing sebagai upaya perubahan nyatanya dapat diartikan dengan berbagai penafsiran. Akankah upaya perubahan PKMK yang kini berusia lebih dari seperempat abad akan membawa PKMK dalam masa “emas” atau justru masa “cemas”? Arah PKMK ke depan bergantung pada para tokoh di masing-masing divisi yang menentukan pengembangan divisi tersebut. Ke depannya, diharapkan PKMK dapat memperluas cakupan kerja sama dengan berbagai bidang ilmu dan meningkatkan pemanfaatan teknologi terbaru seperti AI dalam berbagai kegiatan knowledge sharing.
Selanjutnya adalah sesi diskusi yang dipandu oleh dr. Muhammad Hardhantyo, M.P.H., Ph.D. Diskusi divisi membahas mengenai usulan visi misi, identifikasi isu strategis terkait tema-tema pengembangan FK-KMK, pemerintah Indonesia (RPJMN dan RPJP) dan SDG serta identifikasi program-program strategis divisi. Indonesia menyusun RPJMN dan RPJPN yang bertujuan untuk mendukung tercapainya manusia Indonesia yang unggul pada 2045. PKMK telah dan terus berkomitmen untuk berkontribusi dalam pencapaian target-target rencana pembangunan tersebut. Dalam menentukan mekanisme pengembangan untuk mendukung transformasi, PKMK dapat menggunakan framework yang menghubungkan antara pengetahuan secara teoritis dan pengalaman. Dengan adanya mekanisme framework tersebut, kita dapat memperoleh renstra kerja strategis yang bermanfaat untuk memperjelas tugas dan fungsi pokok, mendukung proses pengambilan kebijakan, sebagai panduan dalam alokasi sumber daya, dan meningkatkan koordinasi serta kolaborasi.
Reporter: Mashita Inayah, S.Gz (Divisi Public Health, PKMK UGM)
PKMK-Yogyakarta. Pada sesi siang Pertemuan Tahunan PKMK FK-KMK UGM Ke-26, dilaksanakan pemaparan hasil diskusi masing-masing divisi terkait usulan visi misi serta identifikasi isu dan program strategis sesuai pengembangan FK-KMK, Pemerintah Indonesia (RPJMN dan RPJP), dan Sustainable Development Goals (SDG).
Divisi pertama yang menyampaikan hasil diskusi adalah Divisi Manajemen Bencana Kesehatan (MBK) oleh Gde Yulian Yogadhita M.Epid., Apt. Dalam mendukung pencapaian Indonesia Emas 2045, Divisi MBK berfokus pada tiga hal, yaitu penyusunan disaster plan di fasilitas kesehatan (rumah sakit, puskesmas, klinik), disaster plan untuk dinas kesehatan, serta mendukung tim ahli EMT-TMK melalui penyusunan pedoman dan pelatihan. Divisi MBK menghadirkan pendampingan hingga simulasi di lokasi-lokasi yang secara riil diaktifkan ketika terjadi bencana, contohnya di Gudang Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.
Menurut Gde, ada beberapa tantangan dalam implementasi strategi-strategi tersebut, diantaranya bersaing dengan kompetitor lembaga/instansi terkait, mempertahankan klien dan mencari klien yang baru, beradaptasi dengan Learning Management System, keterbatasan sumber daya tim bencana, serta publikasi dan promosi kegiatan yang perlu ditingkatkan.
Pemaparan kedua disampaikan oleh Divisi Manajemen Rumah Sakit (MRS) oleh tiga pembicara, yaitu Fajrul Falah, MPH, dr. Haryo Bismantara, MPH, serta Barkah Wahyu P., SE., Ak. Pemaparan diawali analisis Strength, Weakness, Opportunities, dan Threat Divisi MRS. Analisis SWOT meliputi aspek sumber daya Divisi MRS, budaya kerja divisi, Undang-Undang Kesehatan, kompetitor, hingga isu global. Hasilnya digunakan sebagai dasar untuk mengidentifikasi strategi dalam menyongsong Indonesia Emas 2045.
Divisi MRS membagi tantangan menjadi dua, yaitu tantangan global dan lokal. Pada level global, tantangan yang harus diselesaikan adalah terkait mendorong rumah sakit yang mampu bersaing di level internasional serta perwujudan green hospital. Sementara itu, tantangan di level lokal yang menjadi fokus Divisi MRS terkait low cost strategy hospital, rumah sakit berorientasi profit dan modern, serta manajemen dalam rumah sakit pendidikan dan rumah sakit akademik.
Pemaparan selanjutnya disampaikan oleh Divisi e-Health. Menurut penyampaian Vivi Ninda Sutriana, S.Keb., Bd., M.P.H., divisi E-Health memiliki misi pelaksanaan penelitian dan konsultasi dalam pengembangan serta evaluasi sistem kesehatan digital di layanan primer dan lanjutan, serta ketahanan kesehatan. Selain itu, divisi ini juga mendukung penguatan transformasi digital melalui pelatihan atau bimbingan teknis. Divisi e-Health juga bertekad meningkatkan kompetensi SDM konsultan/peneliti kesehatan digital.
Dalam upaya implementasinya, Divisi e-Health erat berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan serta Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan. Pada 2023, Divisi e-Health berhasil mengembangkan website Aplikasi Sarana, Prasarana, dan Alat Kesehatan (ASPAK) penyusunan modul dan materi, serta pelaksanaan pelatihan terkait.
Sensa Gudya Sauma Syahra, konsultan Divisi e-Health, turut menambahkan bahwa program tersebut akan berlanjut, salah satunya melalui sosialisasi untuk tim kerja Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Kesehatan serta menjadi fasilitator pelatihan pemanfaatan SATUSEHAT metadata. Program-program yang sudah dikembangkan oleh Digital Data Corner juga akan diimplementasikan di level fakultas, nasional, hingga daerah.
Sensa Gudya Sauma Syahra memaparkan Renana Tindak lanjut kegiatan divisi e-Health (Dok. PKMK)
Selanjutnya, pemaparan disampaikan oleh Tri Muhartini, M.P.A selaku perwakilan dari Divisi Public Health (PH). Tri menyampaikan bahwa terdapat enam isu dari Program Prioritas Kementerian Kesehatan yang menjadi perhatian divisi PH, meliputi status gizi, kesehatan ibu dan anak, pengendalian dan pencegahan penyakit, pemberdayaan masyarakat, surveilans, pemenuhan SDM Kementerian Kesehatan, serta pembiayaan kesehatan. Tidak hanya itu, juga terdapat tiga isu prioritas lainnya, yaitu isu prioritas lainnya: inklusivitas pelayanan kesehatan, climate change, serta proyeksi beban penyakit.
Tri Muhartini, M.P.A., memaparkan prioritas Divisi Public Health tahun 2024 (Dok. PKMK)
Dalam menyediakan produk-produk yang berkaitan dengan isu-isu tersebut, Tri menyebutkan bahwa divisi Public Health PKMK akan selalu melakukan peningkatan kapasitas internal divisi, diantaranya melalui workshop dan training terkait riset hingga community engagement. Divisi PH juga akan melakukan kolaborasi dan kerja sama dengan mitra, baik dengan internal PKMK lintas divisi, lintas pusat kajian, lintas fakultas di UGM, hingga kerja sama dengan sponsor atau organisasi internasional.
- Muhammad Hardhantyo, M.P.H., Ph.D, FSRPH memaparkan rencana kegiatan Divisi Manajemen Mutu PKMK tahun 2024. (Dok. PKMK)
Divisi terakhir yang menyampaikan pemaparan hasil diskusi adalah Divisi Manajemen Mutu (DMM), yaitu oleh dr. Muhammad Hardhantyo, M.P.H., Ph.D, FSRPH. Pada pemaparannya, Hardhantyo menyebutkan bahwa visi dan misi Divisi Manajemen Mutu PKMK akan fokus pada dua hal, yaitu dalam penyelenggaraan pelatihan dalam rangka peningkatan pengetahuan serta kapasitas manajerial atau sumber daya di Divisi Manajemen Mutu serta mengembangkan penelitian dan jejaring dengan lembaga-lembaga eksternal.
Strategi dalam penyelenggaraan pelatihan meliputi peningkatan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia di Divisi Manajemen Mutu, meneruskan dan mengembangkan pelatihan-pelatihan di bidang mutu pelayanan kesehatan, serta mendorong kerja sama dengan organisasi profesi klinis untuk peningkatan mutu pelayanan kesehatan. Sementara itu, dalam upaya jejaring lembaga eksternal, Divisi Manajemen Mutu akan meneruskan kolaborasi dengan Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan Kemenkes, peningkatan kapasitas tim untuk winning proposal, metodologi penelitian, dan penulisan, serta peningkatan jumlah submisi proposal.
Tak hanya kelima divisi, Unit Publikasi dan Seminar PKMK turut mempresentasikan hasil diskusinya. Sesi ini disampaikan oleh Maria Lelyana, SE selaku ketua Unit Publikasi dan Seminar PKMK UGM.
Pada 2023, total produksi audiovisual PKMK mencapai 248 kegiatan yang terdiri atas pelatihan, seminar, webinar, focus group discussion, diskusi, juga rapat internal ataupun rapat project. Pada 2024 Unit Publikasi dan Seminar juga akan turut mendukung akreditasi PKMK UGM serta peningkatan kompetensi sumber daya yang ada di Unit Publikasi dan Seminar.
Maria Lelyana, SE memaparkan capaian dan rencana Unit Publikasi PKMK (Dok. PKMK)
Pemaparan seluruh divisi kemudian dibahas dan ditanggapi oleh anggota board PKMK yang turut bergabung, yaitu Dr. Ibrahim Rahmat, S.Kp., S.Pd., M.Kes dan Prof. Dr. dr. Eti Nurwening Sholikhah, M.Med.Ed, M.Kes. Prof Eti menekankan terkait pentingnya regenerasi serta perlunya menyusun program-program yang sesuai dengan peta jalan (road map) dari UGM.
Terakhir, sesi siang ditutup dengan peninjauan kembali Target Capaian Kinerja yang dicanangkan FK-KMK kemudian menjadi tugas masing-masing unit salah satunya PKMK. Sesi ini dipimpin oleh Dr. dr. Andreasta Meliala, M.Kes, MAS serta diskusi refleksi atas slogan PKMK UGM, yaitu work-life balance, co-creation, dan quality partner.
Reporter: Rizki Adinda (Divisi Manajemen Mutu PKMK)