Pembelajaran pada tingkat individu, tim, organisasi, dan lintas organisasi merupakan kunci dalam penguatan sistem kesehatan. Banyak negara, terutama negara berpenghasilan menengah dan rendah, masih belum memiliki kapasitas yang memadai untuk menghasilkan dan menggunakan pengetahuan yang mereka butuhkan agar efektif dalam menjalankan sistem kesehatan. Investasi dalam kegiatan pembelajaran dan pelatihan cenderung mendapat proporsi yang sangat kecil dari keseluruhan investasi dalam program dan sistem kesehatan. Kegiatan yang berfokus pada pembelajaran kurang mendapat tempat atau dukungan anggaran bila dibandingkan dengan prioritas sistem kesehatan lainnya.
sistem kesehatan
Selamat berjumpa kembali pemerhati website sistem kesehatan, minggu ini website sistem kesehatan menampilkan kembali podcast bincang – bincang SKN series 3 terkait vaksin COVID-19. Bincang – bincang ini membahas bagaimana strategi vaksinasi untuk memperkuat SKN menghadapi Pandemi COVID-19 dengan narasumber dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes. Hoaks, misinformasi, dan narasi negatif menjadi tantangan paling besar terhadap program vaksinasi ini yang mengakibatkan masyarakat takut dan tidak mau divaksin. Namun demikian, lebih banyak masyarakat yang antusias untuk mendapatkan vaksin. Kemenkes telah melakukan dua kali survei untuk mendapatkan data mengapa masyarakat ragu -ragu vaksin, hasilnya menunjukkan populasi ragu – ragu karena takut atau tidak percaya. Kampanye vaksin semakin ditingkatkan, banyak lintas sektor yang terlibat seperti TNI dan organisasi profesi. Pemerintah juga mengembangkan situs website dan aplikasi yang dapat digunakan secara umum untuk memeriksa apakah informasi yang didapatkan hoaks. Pandemi COVID-19 bukan tanggung jawab individual atau satu komunitas tertentu melainkan tanggung jawab bangsa, gotong royong dengan melibatkan semua pihak bersama – sama memerangi dan mensukseskan vaksinasi. Selengkapnya dapat disimak melalui video
Series 2 Bincang Bincang SKN : Strategi Penyiapan Logistik Kesehatan untuk Antisipasi Lonjakan Kasus
Selamat berjumpa kembali pemerhati website sistem kesehatan, minggu ini website sistem kesehatan hadir menampilkan podcast hasil bincang – bincang SKN series 2. Kali ini PKMK FK – KMK UGM mengundang Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes sebagai narasumber untuk membahas bagaimana strategi penyiapan logistik untuk antisipasi lonjakan kasus COVID-19. Tentu dalam mempersiapkan manajemen logistik dalam menghadapi pandemi COVID-19 banyak tantangan yang dihadapi. Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes sangat berperan dalam memperkuat sistem manajemen logistik obat dan alat kesehatan di tingkat nasional. Dalam memperkuat perencanaan untuk meningkatkan kapasitas penyiapan logistik, sejak 2020 Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes sudah mendampingi daerah melakukan kaji kebutuhan daerah menggunakan Supplies Forecasting Tools (COVID-ESFT). Sudah dilakukan pelatihan terkait penggunaan ESFT di 34 provinsi Indonesia dan ada juga pendampingan konsultasi secara privat dengan provinsi. Salah satu lesson learn selama penyiapan logistik ini adalah keterbatasan kapasitas SDM daerah untuk melakukan keterampilan manajemen logistik, mulai dari kaji kebutuhan sampai dengan proses distribusi. Masih banyak kapasitas yang perlu untuk ditingkatkan diantaranya kapasitas infrastruktur, kapasitas teknologi informasi, kapasitas SDM dan alokasi anggaran. Selengkapnya dapat disimak melalui video
Rencana reformasi Sistem Kesehatan Nasional (SKN) muncul dari pembelajaran terjadinya pandemi COVID-19, terdapat beberapa hal yang perlu diperbaiki. Reformasi SKN bertujuan untuk meningkatkan keamanan dan ketahanan kesehatan (health security and resilience), menjamin akses supply side pelayanan kesehatan yang berkualitas dan meningkatkan peran masyarakat serta memperkuat upaya promotif dan preventif. Reformasi SKN masuk dalam bagian Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2021 dan sekarang sedang menyusun regulasi yang diperlukan. Proses reformasi SKN ini tentu menghadapi banyak tantangan mulai dari tahap konsep dan terapan. Reformasi SKN belum memiliki konsep yang tajam dalam peningkatan kesehatan primer. Konsep kesehatan yang resilien harus mendesain terlebih dahulu sejauh mana ketahanan SKN saat ini dalam menghadapi COVID-19, bagian mana atau area – area mana yang cukup lemah misalnya dalam hal surge capacity.