Reportase Webinar Keterlibatan Sektor Swasta dalam Layanan Kesehatan Pertemuan Kedua

Reportase Webinar Keterlibatan Sektor Swasta dalam Layanan Kesehatan Pertemuan Kedua

Setelah menyelenggarakan kursus berbasis website series 1 The Asia Pacific Network for Capacity Building in Health System Strengthening (ANHSS) yang bertemakan “Keterlibatan Sektor Swasta dalam Pelayanan Kesehatan” pada 12 Agustus 2020 lalu, Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan, Universitas Gadjah Mada kembali menyelenggarakan kursus berbasis website series 2 pada 19 Agustus 2020. Pada series 2 ini akan menyoroti pentingnya pemahaman mengenai sektor swasta yang dibagi menjadi 2 sesi.

Sesi pertama dengan pembicara utama yakni Barbara O’Hanlon, seorang Senior Private Sector Advisor di World Bank Global Financing Facility. Kemudian dilanjutkan sesi panel yang menceritakan pengalaman melakukan berbagai model penilaian sektor swasta di Indonesia, Myanmar, dan Vietnam. Sedangkan untuk sesi kedua disampaikan oleh David Stanton dari USAID yang menjelaskan bagaimana kita dapat merancang kebijakan keterlibatan sektor swasta, yang berasal dari pemahaman sektor swasta tersebut.

Pada sesi pertama, Barbara O’ Hanlon memberikan presentasi mengenai analisis di sektor kesehatan swasta, yakni bagaimana mengukur dan menilai peran sektor swasta dalam bidang kesehatan. Dalam melakukan analisis untuk sektor kesehatan swasta ada beberapa tantangan yang dihadapi baik berasal dari pemerintah maupun dari sektor swasta itu sendiri. Hambatan yang berasal dari sektor publik antara lain definisi sektor swasta yang tidak konsisten,serta sistem pengumpulan data yang lemah dari pemerintah.

Sedangkan hamabatan dari sektor swasta antara lain ketidakpercayaan bahwa pemerintah akan menggunakan data tersebut, serta kontribusi sektor swasta yang kadang tidak diakui. Ada tiga pertanyaan penting dalam penelitian sektor kesehatan swasta yakni terkait supply, demand, dan enabling environment/ PSE institutional. Penggunaan penelitian sisi supply untuk mendesain implementasi kebijakan, berinvestasi/ membangun sistem pasar kesehatan, membangun kemitraan publik dan swasta. Sedangkan penggunaan penelitian sisi permintaan/ konsumen adalah membantu pemerintah dalam mendesain layanan yang responsif kepada konsumen.

Sedangkan analisis kelembagaan pada PSE digunakan untuk menilai kapasitas pemerintah dalam Public Private Partnership (PPP), serta memetakan pengaturan kelembagaan dan sistem operasi yang mendukung model kerjasama. Barbara juga menekankan melakukan analisis sektor swasta bukanlah tujuan akhir, yang terpenting adalah menindaklanjuti hasil temuan dari analisis tersebut sehingga bisa mendorong perubahan seperti reformasi kenijakan serta diharapkan pula bisa membangun kapasitas baik di sektor swasta dan sektor publik.

Sesi selanjutnya adalah sesi panel yang memaparkan penelitian di 3 negara yakni Indonesia, Myanmar, dan Vietnam. Temuan penelitian di Indonesia disampaikan oleh Dev Terway, antara lain keterbatasan SDM terlebih untuk layanan spesialis, adanya pembatasan regulasi sehingga menyebabkan sektor swasta enggan terlibat dengan BPJS Kesehatan, adanya gap terkait kualitas perawatan yang tersedia terutama di wilayah terpencil. Sehingga rekomendasi-rekomendasi yang diberikan berdasarkan temuan penelitian adalah memperluas kapasitas sektor pendidikan untuk meningkatkan produksi tenaga kesehatan yang berkualitas, menyesuaikan premi JKN berdasarkan analisis aktuaria, menhapus surat rekomendasi terkait pembatasan di sektor swasta, penguatan peran purcasher oleh BPJS Kesehatan.

Untuk penelitian di Myanmar disampaikan oleh Thant Zin yakni terkait perencanaan aksi publik dan swasta dalam COVID-19. Temuan awal mengenai kapasitas antara lain aktivitas terkonsentrasi di wilayah perkotaan, sektor swasta tidak berwenang untuk menangani COVID-19, peningkatan kapasitas tempat tidur dan peralatan di rumah sakit, adanya gangguan terkait logistik. Panelis selanjutnya adalah Sang Minh Le yang memparkan penelitian PPP di Vietnam. Awal mulanya PPP di Vietnam didorong oleh masyarakat yang menuntut adanya transparansi kepada publik, lalu diketahui pula anggaran dari pemerintah untuk kesehatan hanya mampu untuk memenuhi 64% dari yang dibutuhkan, sehingga baik publik dan swasta menginisiaasi untuk membentuk dan memperkuat kerangka kerja dari PPP.

Masalah yang kemudian muncul di Vietnam adalah meskipun sudah ada kerangka kerja, namun pedomannya tidak dikonsep dengan baik, seperti halnya PPP screening tool, alokasi risiko, indikator kinerja utama, dan dukungan dari pemerintah. Dari studi yang dilaksanakan oleh Sang Minh Le, hasilnya berupa rekomendasi yang agar pemerintah Vietnam melakukan reorientasi PPP sektor kesehatan ke arah kesetaraan dan efisiensi, dua hal yang menjadi tujuan dari sistem kesehatan nasional.

Sesi terakhir adalah paparan dari David Stanton mengenai keterlibatan USAID dalam bermitra dengan sektor swasta. Hal yang dimaksud sebagai sektor swasta antara lain organisasi nirlaba, komersial dan yayasan yang berafiliasi, lembaga keuangan swasta, asosiasi bisnis, dana ventura yang diluncurkan oleh LSM, bisnis – bisnis lokal, dan lainnya.

Keterlibatan sektor swasta dapat dilakukan dalam berbagai macam cara antara lain: penyelarasan strategi dan memberikan informasi terkait kemampuan dan pengalaman masing – masing, keberlanjutan pembelajaran dan riset pasar, pemanfaatan keahlian dan inovasi dari sektor swasta, memobilisasi sumber daya sektor swasta, filantropi dan aset CSR untuk menangani masalah atau tujuan tertentu, membuka investasi untuk sektor swasta, memperkuat sistem di pemerintah. Antara USAID dan sektor swasta memiliki ranah yang saling berkaitan yakni saling membagikan minat dan nilai masing – masing. Kerjasama keduanya menawarkan Sustainability, Innovation, Expertise, Market Solutions, dan Investment.

Untuk selanjutnya akan diadakan lanjutan webinar yakni series 3 yang akan dilaksanakan pada 26 Agustus 2020. Pada webinar mendatang akan mendiskusikan contoh dan pengalaman keterlibatan sektor swasta dalam sistem kesehatan publik dan swasta serta tantangan tata kelola untuk sistem tersebut.

Reporter: Herma Setiyaningsih

Tags: 2020 anhss PPP

Leave A Comment

Your email address will not be published.

*