13 Oktober 2020
PKMK – Yogya. Tim Peneliti dan Konsultan PKMK FK – KMK UGM menyelenggarakan diskusi internal membahas pengembangan media sosial bagi pusat penelitian. Social media diharapkan dapat menjadi platform untuk advokasi dan diseminasi hasil penelitian di PKMK, di samping juga sebagai salah satu upaya promosi kegiatan PKMK mendatang. Diskusi menghadirkan narasumber dr. Ida Rochmawati, SpKJ yang merupakan psikiater di RSUD Wonosari namun aktif di social media dan cukup banyak diikuti follower (dalam hal ini masyarakat yang mengakses informasi kesehatan).
Ida mengawali sesi dengan pemaparan mengenai strategi meningkatkan brand awareness melalui social media. Pengguna social media di Indonesia mencapai 150 juta orang berdasarkan Katadata Indonesia sehingga potensi ini sangat besar. PKMK perlu memulai dengan brand apa yang akan ditampilkan. nilai/value yang akan diangkat sebagai branding dari produk – produk PKMK perlu ditentukan sebelum mengembangkan social media lembaga. Visi misi yang dibawa PKMK melalui platform ini pun harus diperjelas.
Langkah selanjutnya adalah menentukan pilihan media sosial yang dapat digunakan. Berbagai jenis platform seperti Facebook, Instagram, Twitter dapat dipilih sesuai dengan target klien/audiens PKMK. Instagram dan Twitter lebih dipilih oleh audiens usia milenial sementara kalangan generasi X lebih memilih menggunakan Facebook.
Setelah menentukan platform yang dipilih, PKMK menentukan tujuan beraktivitas di social media. Tujuan dapat bervariasi seperti: mencari klien baru, mengangkat isu tertentu, melakukan advokasi pada stakeholder, atau mendiseminasikan hasil – hasil penelitian. Tujuan aktivitas ini perlu didukung dengan indikator monitoring yang jelas. PKMK kemudian dapat mulai mengembangkan akun – akun social media – nya melalui jejaring lembaga dan jejaring pribadi. Alternatif lain adalah berkolaborasi dengan influencer atau orang yang sudah terkenal. Menutup presentasinya, Ida menyampaikan bahwa dalam social media harus konsisten dan mempunyai warna yang berbeda untuk menunjukkan keunikan lembaga.
Sesi diskusi membahas akun Instagram PKMK yang sedang dikembangkan. Ida memberi masukan mengenai pentingnya branding nilai yang diangkat oleh akun social media PKMK. Segmen audiens yang ditarget bisa menjadi tidak jelas. Contoh pada postingan/ feed info seminar bedah buku berdampingan dengan feed kencur sehingga masih belum jelas terlihat arahnya. Informasi yang ingin disampaikan melalui social media dapat dihubungkan dengan kondisi yang relevan di masyarakat untuk menjangkau target audiens yang diharapkan.
Lima isu yang menjadi sorotan adalah segmentasi pangsa pasar PKMK FK- K MK UGM, apakah perlu membuat Instagram per divisi, bagaimana mengembangkan media secara simultan sehingga tidak hanya fokus di satu media saja, penggunaan narasi yang menarik, dan menghubungkan informasi yang ditampilkan agar terkait dengan target audiens.
Reporter: Sudi Indra Jaya