Reportase Serial Surge Capacity #1: Bottleneck Sistem Rujukan Pasien COVID-19 Di Provinsi DIY

Reportase Serial Surge Capacity #1: Bottleneck Sistem Rujukan Pasien COVID-19 Di Provinsi DIY

Webinar serial surge capacity: Bottleneck system rujukan Pasien COVID-19 di Provinsi DIY diselenggarakan oleh PKMK FKKMK UGM pada Rabu 16 Desember 2020 pukul 13.00 – 15.30 WIB. Webinar ini bertujuan untuk mengurai masalah rujukan pasien COVID-19 di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan membahas berbagai solusi penyelesaiannya. Ni Luh Putu Eka Andayani, SKM, M.Kes bertindak sebagai moderator pada webinar kali ini.

Webinar dibuka oleh kepala divisi manajemen bencana PKMK yaitu dr Bella Donna, M.Kes yang menyampaikan bahwa untuk mengurai masalah rujukan pasien COVID-19 apa potensi solusi yang tersedia. Surge capacity menjadi masalah tiap terjadi bencana, di Jogja kasus COVID-19 semakin meningkat. Rujukan sulit padahal sudah ada Sisrute. Diharapkan akan ada solusi dalam webinar series yang dilaksanakan.

Narasumber pertama dr Fitri Indah Setiyawati, M.Sc. Kepala seksi Kesehatan Dasar Rujukan dan Kesehataan Khusus Dinkes DIY menyampaikan seperti apa sistem rujukan yang ada di DIY. Pekan ini kasus COVID-19 DIY meningkat, kebutuhan pelayanan juga meningkat, sehingga terjadi beberapa hambatan. Permasalahannya terjadinya bottleneck dalam sistem rujukan. Perlu identifikasi penyebab permasalahan tersebut, juga identifikasi akar permasalahan. Ada beberapa unsur diantaranya SOP, sarana, ketersediaan alat kesehatan, anggaran, sistem informasi, SDM, pencegahan dan pengendalian infeksi serta manajemen. Unsur tersebut saling terkait sehingga masalah menjadi kompleks.

Dalam RS online sudah diwajibkan untuk mengupdate data tiap hari, dinkes bisa melakukan monitoring RS mana saja yang tidak meng – update setiap hari. dr Fitri juga menyatakan bahwa dalam RS online disampaikan bahwa terdapat bed yang masih kosong, namun ketika rujukan pasien COVID-19 terjadi kesulitan dalam merujuk pasien COVID-19. Ada beberapa faktor permasalahan disini, tersedia bed namun tidak bisa dijadikan untuk rujukan pasien COVID-19 .

Narasumber kedua dr Joko Hastaryo, M.Kes (Kepala Dinas kesehatan Kabupaten Sleman) menyampaikan Kondisi rujukan di Sleman. Masalah utama adalah penemuan kasus dan tatalaksana kasus. Sleman termasuk yang tinggi kasus COVID-19 di DIY dan Jawa Tengah. Saat ini kasus aktif di Sleman sebanyak 1075 kasus, 838 kasus diantaranya adalah isolasi mandiri sehingga tidak menyerap anggaran pemerintah. Saat ini sudah tidak bisa dikatakan lagi apabila banyak pelaku perjalanan menjadi sumber kasus karena sumber penularan sudah ada di daerah.

dr Joko menyampaikan bahwa rumah sakit yang ada di Sleman total ada 27, kapasitas ICU kritikal COVID-19 itu terbatas. Untuk rumah sakit dengan SK Bupati tidak ada bed pasien kritikal. Dalam hal rujukan pasien, untuk menjalankan sisrute harus terjalin komunikasi yang intens antar faskes, juga di dalam faskes itu sendiri juga saling berkomunikasi antar pelayanan dengan intens.

Dr. dr Darwito (Persi DIY) menyampaikan rumah sakit wajib memberikan informasi ke masyarakat tentang jumlah bed yg kosong. Rumah sakit wajib memberikan pertolongan kepada pasien. Apabila melanggar ada teguran bahkan pencabutan izin rumah sakit. Selain itu Darwito juga menyampaikan hak – hak rumah sakit.

Darwito menegaskan bahwa salah satu solusi bottleneck menggunakan sistem komando. Komando harus dilakukan oleh yang memiliki otoritas. Dalam sistem komando pemerintah/ pemegang komando menetapkan jumlah bed di rumah sakit tertentu, dengan jumlah tertentu semuanya untuk pasien COVID-19 . Selain itu juga ada jalan tengah menggunakan Sisrute, sistem rujukan yang sudah ada dan sistem IT yang lain, namun hal tersebut juga tidak terlepas dari sistem komando. Intinya sistem komando harus ditegakkan.

dr Ariyudi Yunita, MMR (Direktur RSUD Kota Yogyakarta) sebagai narasumber berikutnya menyampaikan bahwa RSUD Kota Jogja menjadi rujukan untuk pasien dengan gejala sedang hingga berat, pasien dengan gejala ringan dirujuk ke RS Pratama. Hingga saat ini jumlah bed untuk pasien COVID-19 sebanyak 23 dengan 2 bed ICU dan 1 bed HCU. SDM menjadi permasalahan dengan adanya pengembangan ruangan untuk pasien COVID-19 . Ada beberapa kendala dalam merujuk pasien melalui Sisrute, diantaranya adalah belum semua rumah sakit rujukan memakai Sisrute. Sehingga Yunita menyarankan agar semua rumah sakit diwajibkan menggunakan Sisrute.

dr Estianna Khoirunnisa (Direktur RS Nur Hidayah) menyatakan bahwa terdapat hambatan dalam melakukan rujukan Sisrute. Angka rujukan pasien dari RS Nur hidayah meningkat akibat melonjaknya kasus COVID-19. Ada hambatan dalam mengimplementasikan Sisrute, ada rumah sakit tujuan rujukan tetap ditelpon dan pesan whatsapp sehingga penggunaan Sisrute tidak efektif. Dengan adanya beberapa hambatan yang ditimbulkan dalam rujukan dengan Sisrute maka RS Nur hidayah mengharapkan diantaranya Sisrute dibuat lebih simpel dan dipastikan Sisrute menggambarkan ketersediaan bed yang sebenarnya atau real.

dr M. Helmi, M.Sc., Sp. An. (dokter yang bertugas di Wisma Atlit), sebagai pembahas pertama menyampaikan bahwa berbagai permasalahan pelayanan kesehatan khususnya dalam penanganan pasien COVID-19 adalah masalah sistem, semuanya itu adalah sistem yang bermasalah. Akademisi dibutuhkan untuk meningkatkan SDM agar bisa menyiapkan sistem yang lebih baik. Di Wisma Atlit banyak sekali melaksanakan diklat atau pelatihan, yaitu melatih lebih dari 1000 relawan dalam waktu kurang dari 1 bulan. Pelatihan dilakukan secara daring. Pelatihan dilakukan bukan hanya untuk dokter atau tenaga medis bahkan dilakukan untuk house keeping. Selain itu, hal yang menarik ialah di Wisma Atlit ada persalinan dilakukan tanpa ada dokter obsgyn dan bidan.

dr. Sri Awalia Febriana dari SONJO menyatakan bahwa sumber daya terbesar ada di masyarakat. SONJO singkatan dari Sambatan jogja yang merupakan gerakan bertujuan membantu pemerintah dalam menangani kasus COVID-19 di DIY. Seiring berjalannya waktu, SONJO tidak berfokus dalam logistik saja namun saat ini ada beberapa WhatsApp Group (WAG) yang berfokus pada tiap masalah maupun kebutuhan dalam penanganan COVID-19. Diantaranya SONJO HQ, SONJO Database, SONJO Pangan, SONJO Inovasi, SONJO Legawa, SONJO Media, SONJO Pembelajaran.

Penjelasan dari para narasumber dilanjutkan dengan sesi diskusi. Beberapa hal menarik dalam diskusi diantaranya mengenai monitoring rujukan pasien dan pengembangan parameter dalam Sisrute.

Fitri menanggapi bahwa monitoring dilakukan berdasaran pengisian bed perawatan COVID-19 di RS online. RS yang tidak melakukan update dikonfirmasi. Untuk Sisrute yang memiliki kendali untuk dilakukan pengembangan ada di Kementerian Kesehatan. Ada beberapa kebutuhan parameter yang tidak ter – cover oleh Sisrute, hal itu bisa diusulkan namun tidak bisa secara langsung.

Reporter: Husniawan Prasetyo


UNDUH MATERI

Leave A Comment

Your email address will not be published.

*