Menindaklanjuti undangan Kemenkes no. KK.02.02/A.X/3386/2025 terkait Undangan Narasumber / Fasilitator Peningkatan Kapasitas SDM Kesehatan dalam Simulasi Nasional Kesiapsiagaan menghadapi Megathrust di Provinsi Sumatera Barat Tahun 2025 tertanggal 22 Agustus 2025 kepada PKMK FK-KMK UGM. PKMK menugaskan apt.Gde Yulian Yogadhita, M.Epid sebagai narasumber untuk kegiatan tersebut, dimana tujuan dari simulasi nasional ini untuk koordinasi lintas sektor, kesiapan fasilitas kesehatan serta respons cepat dalam penanganan korban bencana.
Pengantar
Sesi Pembukaan Hospital Management Asia 2025
Ho Chi Minh City Vietnam
PKMK-Vietnam. Pertemuan tahunan HMA pada tahun 2025 diselenggarakan di Ho CHi Minh City Vietnam, 10 – 11 September 2025. Dihadiri 1200 peserta dengan 65% peserta adalah CEO RS di Asia. Saya diundang sebagai salah satu juri dalam Hospital Management Asia (HMA). Seperti diketahui HMA menyelenggarakan Award di berbagai kategori. Posisi sebagai juri ini sudah sekitar 10 tahun saya lakukan bersama HMA. Pengamatan saya memang partisipasi RS-RS Indonesia dalam Award masih kurang, walaupun saat ini sudah semakin membaik.
Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan peraturan mengenai isi dan tata cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu. Secara sederhana, kurikulum merupakan pengalaman pendidikan yang dirancang untuk menggambarkan pengetahuan, keterampilan, dan standar yang diharapkan dan disusun secara terstruktur. Kurikulum mencakup segala hal mengenai tujuan pembelajaran secara keseluruhan, =&0=&, =&1=& pengajaran, dan =&2=&. Penilaian merupakan poin penting untuk membentuk komitmen individu dalam tujuan untuk menjadi kompeten. Kurikulum penting untuk membantu pendidik dan pelajar mencapai tujuan pendidikannya.
Sementara, modul adalah unit-unit kecil yang merupakan bagian dari kurikulum. Modul berisi materi, kegiatan, dan penilaian yang terstruktur untuk membantu mencapai tujuan pelatihan dan pembelajaran tertentu. Umumnya, modul juga memuat panduan bagi pengajar atau pengelola pembelajaran tentang cara menyampaikan materi pengajaran. Susunan modul yang baik meliputi judul yang menarik, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran (informasi, konsep, dan teori yang relevan), kegiatan pembelajaran, penilaian (untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran), referensi (sumber bacaan untuk menunjang pembelajaran), dan rencana tindak lanjut (saran topik lanjutan setelah menyelesaikan modul). Materi berupa video sangat disarankan, mengingat ada beberapa hal yang sulit dijelaskan jika hanya melalui narasi.
Pada sesi diskusi, Tridjoko menyampaikan beberapa hal penting mengenai strategi penyusunan modul dan kurikulum. Judul modul sebaiknya dipikirkan dan dicantumkan di akhir proses penyusunan, seringkali penentuan judul yang menarik dan sesuai dengan keseluruhan isi modul masih menjadi tantangan, sehingga membutuhkan waktu untuk memantiknya. Topik modul sebaiknya disusun sesuai dengan relevansi sasaran yang ingin dituju. Selain itu, membuat modul perlu disesuaikan dengan kondisi yang sebenarnya atau bisa dilakukan uji coba berupa simulasi. Hal ini memungkinkan penyampaian topik menjadi lebih relevan dan mudah dipahami oleh peserta. Perlu menjadi catatan bagi pengelola pembelajaran atau pemilik course untuk selalu mengecek fitur umpan balik dari peserta. Ini merupakan hal yang sering dilewatkan oleh pemilik course, sehingga komunikasi pembelajaran tidak berjalan dua arah. Kemudian, disarankan pula agar fitur umpan balik disambungkan ke WhatsApp pemilik course untuk memudahkan proses belajar. Dalam konteks ini, proses maintaining menjadi aspek penting setelah modul dan course berhasil dikembangkan.
Reporter: Firda Alya (PKMK UGM)
Reportase MedInfo 2025
MEDINFO 2025 adalah konferensi internasional terbesar di bidang informatika kesehatan yang diselenggarakan oleh International Medical Informatics Association (IMIA). Ajang ini mempertemukan peneliti, praktisi, perumus kebijakan, dan inovator dari seluruh dunia untuk berbagi pengetahuan, riset terbaru, dan solusi digital dalam sistem kesehatan. MEDINFO diadakan setiap dua tahun sekali dan menjadi wadah strategis untuk memperkuat kolaborasi lintas negara dan sektor. Tahun ini tepatnya pada 9–13 Agustus 2025, MEDINFO digelar di Taipei International Convention Center (TICC), Taiwan, dengan tema “Healthcare Smart × Medicine Deep”. Konferensi ini berfokus pada bagaimana kecerdasan buatan dan teknologi informasi klinis mendalam dapat memperkuat sistem kesehatan global. MEDINFO tahun ini mengangkat 5 track utama diantaranya: Information and Knowledge Management, Human, Organizational, and Social Aspects, Health Data Science & Artificial Intelligence, Quality, Safety, & Outcomes, dan Global Health Informatics, delegasi internasional akan membahas berbagai isu dalam rangkaian presentasi, diskusi panel, workshop, hingga pameran teknologi kesehatan digital. TIm UGM mengikuti kegiatan tersebut dan melaporkan liputannya melalui website ini.

Imam Prasetyo M.Kes FisQua menyampaikan pengantar berupa overview pembelajaran dari sesi sebelumnya yang membahas mengenai faktor eksternal dari rumah sakit daerah dalam menjalankan visi dan misi yang dapat berpengaruh seperti perubahan kepala daerah, perubahan kompetisi rumah sakit, maupun adanya perubahan kondisi fiskal. Imam mengingatkan kembali terkait metode yang bisa digunakan yakni analisis SWOT (TOWS matrix), metode pembobotan, serta menyusun isu-isu pengembangan. Hasil analisis SWOT dapat digunakan sebagai dasar penyusunan rencana strategis yang sesuai dengan Pedoman Kementerian Dalam Negeri.

Drs. Syahrudin Hamzah, S.E., M.M menyampaikan penjelasan mengenai modul perencanaan, diawali dengan penjelasan mengenai tujuan yang ingin dicapai dari sesi hari ini. sebagai pengantar Syahrudin menyampaikan model berpikir sensemaking yang dimulai dari deteksi adanya perubahan, pemahaman terhadap perubahan, penafsiran, hingga melakukan tindak sebagai respon akan perubahan.
Selanjutnya Syahrudin menjelaskan mengenai konsep misi yaitu cara mencapai visi serta alasan keberadaan organisasi atau tugas yang harus dikerjakan oleh suatu organisasi. Misi seringkali berupa pernyataan yang menyatakan dengan jelas target penggunaannya, mengindikasikan produk dan layanan yang disediakan dengan jelas, dapat menyatakan secara spesifik area geografis target pengguna yang dilayani, memuat filosofi, mengkonfirmasi self-image, serta dapat menjelaskan public image yang diinginkan. Dijelaskan juga mengenai instrumen untuk review atau untuk menyusun pernyataan misi. Setelah penjelasan mengenai misi, Syahrudin menyampaikan bahwa visi merupakan harapan ke depan atau cita-cita yang berisi deskripsi bagaimana organisasi akan menjadi apabila tujuannya tercapai. dengan visi, akan membuat organisasi fokus pada tujuan dan punya motivasi yang memicu kinerja.

Ety Retno Setyowati, M.Kes, SpPK, MARS, MH.Kes, CMC, CHCM, FISQua melanjutkan penjelasan modul perencanaan dengan topik mengenai penentuan strategi berdasarkan hasil analisis lingkungan serta penetapan tujuan, sasaran, kebijakan dan program tahunan. Diawali dengan penjelasan mengenai definisi strategi berupa cara atau metode yang digunakan oleh organisasi untuk mencapai tujuan jangka menengah atau jangka panjangnya. Terdapat 3 level strategi yaitu: 1) strategi umum/strategi besar, 2) strategi generik, 3) strategi fungsional. Strategi umum memiliki tiga pilihan yaitu strategi tumbuh jika kekuatan dan peluang lebih dominan, strategi matur atau bertahan jika situasi tidak terlalu menguntungkan, serta strategi pengurangan kegiatan jika RS menghadapi tekanan dengan kekuatan dan peluang yang minim.
Selanjutnya Ety menjelaskan mengenai definisi tujuan yakni menggambarkan hasil jangka panjang yang ingin dicapai organisasi dengan langkah-langkah mengidentifikasi kembali misi dan visi serta menentukan fokus utama organisasi. Sedangkan sasaran adalah langkah-lang yang lebih spesifik untuk mencapai tujuan dengan langkah-langkah dimulai dari membuat rincian tujuan ke sasaran spesifik yang dapat diukur kemudian dihubungkan dengan kebutuhan masyarakat. Adapun arah kebijakan merupakan pedoman umum yang akan digunakan untuk mencapai sasaran dan tujuan yang disusun dengan langkah-langkah mulai dari analisis kebutuhan dengan meninjau faktor-faktor eksternal dan interna serta menentukan kebijakan yang mendukung sasaran. Terakhir, program merupakan rangkaian kegiatan atau proyek yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan kebijakan dan mencapai sasaran serta tujuan. langkah yang ditempuh yakni menentukan kegiatan atau proyek yang akan dilaksanakan, menentukan besaran anggaran dan sumber daya lain yang dibutuhkan, serta menentukan waktu pelaksanaan program yang realistis.

Pada sesi diskusi, dibahas bahwa rumah sakit perlu memiliki misi visi, yang mana misi visi rumah sakit daerah harus tetap mengacu pada misi visi kepala daerah. Pada beberapa kasus, terdapat perubahan kepala daerah dalam periode renstra yang belum selesai. Syahrudin menyampaikan bahwa meskipun periode renstra belum selesai, RSD tetap perlu menyusun renstra atau misi yang baru sesuai perubahan misi visi kepala daerah yang baru agar tetap relevan. Dibahas pula mengenai cara menentukan tujuan dan sasaran strategis yang relevan dengan program yang akan dijalankan rumah sakit. Ety menyampaikan bahwa setelah melakukan analisi dan diagnosis kemudian memilih strategi yang akan dilakukan.
Reporter: Latifah Alifiana
Tags: SDG 17, SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan, SDG 3, SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera
Refleksi 10 Tahun Kanal Pengetahuan FK-KMK dan PKMK UGM & Peluncuran Kanal Pengetahuan Departemen Kebijakan dan Manajemen Kesehatan
Pertemuan tahunan Departemen KMK dan PKMK tahun 2025 khususnya penting untuk mengidentifikasi bagaimana Departemen KMK dan PKMK dapat lebih sistematis lagi mencari peluang-peluang sinergi khususnya secara internal di FKKMK, dan selanjutnya dengan fakultas lain di UGM, sesuai dengan tema FK-KMK “Mendorong sinergi, mengawal transformasi”, karena dibutuhkan keahlian transdisiplin untuk dapat mendukung pemerintah melaksanakan transformasi Kesehatan. Oleh karena itu, pertemuan tahunan kali ini bukan hanya dilakukan untuk mengkaji isu-isu strategis kebijakan dan manajemen Kesehatan, positioning vis-à-vis para pemangku kepentingan dan baik di tingkat daerah, nasional mau pun global, namun juga identifikasi peluang-peluang sinergi sumber daya antara Departemen KMK dan PKMK dengan unit kerja lain di FK-KMK. Selain itu, diharapkan dari pertemuan ini dapat menghasilkan langkah-langkah konkret untuk memperkuat kontribusi akademik dan praktis dalam pengembangan kebijakan kesehatan serta pemberdayaan masyarakat secara berkelanjutan.
Kegiatan telah mulai pada tanggal 30 Januari dan akan berlangsung hingga Februari mendatang, seluruh rangkaian dapat disimak pada link berikut
Kemajuan teknologi yang pesat, termasuk yang melibatkan Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence/AI), dianggap sebagai alat yang penting untuk menciptakan dunia yang lebih sehat, lebih adil, dan damai. Penggunaan teknologi secara inventif untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) pada 2030 telah menunjukkan manfaat yang signifikan, misalnya dengan berkontribusi pada kelestarian lingkungan global dan pelestarian keanekaragaman hayati. Namun, penting juga untuk mempertimbangkan potensi risiko yang terkait dengan inovasi-inovasi ini, seperti ancaman keamanan, misinformasi, disinformasi, akses yang tidak adil, dan pelanggaran privasi.