Arsip:

Pengantar

Reportase 48th IHF World Hospital Congress (WHC) 2025 International Hospital Federation (IHF)

oleh:
Dr. dr. Hanevi Djasri, MARS, FISQua, FIHQN

Anggota Scientific Committee IHF Geneva
Ketua Kompartemen Mutu dan Tatakelola Klinis PERSI
Ketua Minat MMR, Departemen Kebijakan dan Manejemen Kesehatan UGM
Konsultan dan Peneliti, Pusat Kebijakan dan Manjemen Kesehatan FK KMK UGM

ihf251 700

Sebagaimana tahun lalu di Brazil, tahun ini WHC-IHF kembali mengusung lima tema utama yang menjadi fokus baik pada sesi pleno, sesi paralel, dan lokakarya, yaitu:

  1. Kepemimpinan (Leadership)
    • Membahas berbagai peran kepemimpinan dalam mendorong transformasi strategis skala besar, termasuk tata kelola, kemitraan publik-swasta, dan reformasi layanan kesehatan nasional.
    • Mengidentifikasi dan menangani tantangan terbesar bagi para pemimpin: antara lain menyusun strategi tenaga kerja yang efektif untuk mengatasi kekurangan, burnout, dan peningkatan kapasitas SDM.
    • Berbagai pemikiran kepemimpinan yang berpusat pada pasien, membangun sistem yang tangguh, dan termasuk kepemimpinan peran rumah sakit swasta dalam mencapai Cakupan Kesehatan Universal (UHC).
  2. Transformasi Digital dan Kecerdasan Buatan (Digital Transformation and AI)
    • Menjelajahi masa depan layanan kesehatan di tahun 2050 melalui integrasi AI dan perawatan kesehatan baik dari aspek diagnosis, perawatan, manajemen.
    • Implementasi teknologi digital dan AI untuk meningkatkan efisiensi operasional rumah sakit, mengoptimalkan alur kerja, dan mendukung pengambilan keputusan klinis.
    • Pemanfaatan alat digital dan AI untuk personalisasi perawatan dan peningkatan akses bagi pasien.
  3. Keberlanjutan (Sustainability)
    • Strategi yang dapat ditindaklanjuti bagi rumah sakit untuk menyediakan layanan kesehatan yang lebih tangguh dan berkelanjutan (misalnya, Navigating Net Zero dan pembangunan roadmap strategis).
    • Inisiatif untuk mengurangi emisi dan membangun ketahanan iklim melalui rantai pasokan, keterlibatan tenaga kerja, dan dekarbonisasi praktik layanan kesehatan.
    • Kolaborasi untuk solusi layanan kesehatan terintegrasi di lingkungan dengan keterbatasan sumber daya.
  4. Model Klinis & Kualitas dan Keselamatan Pasien (Clinical Models and QPS)
    • Meningkatkan hasil/outcome klinis melalui upaya membangun budaya kinerja tinggi yang berfokus pada keselamatan, kualitas, dan inovasi berbasis bukti.
    • Penguatan sistem untuk perawatan yang lebih aman, cerdas, dan personal (termasuk tren akreditasi dan pelaporan insiden).
    • Mengintegrasikan layanan, termasuk perawatan akut tingkat rumah sakit di rumah (hospital at home) dan jalur perawatan terkoordinasi.
    • Mendorong kualitas dan keselamatan melalui kepemimpinan berbasis data dan model klinis yang didukung AI.
  5. Pengalaman Berpusat pada Manusia (Human-Centred Experience)
    • Meningkatkan kualitas perawatan melalui pendekatan yang berpusat pada manusia, kemitraan dengan pasien, dan strategi yang sensitif secara budaya.
    • Pemanfaatan inovasi digital untuk memperkuat hubungan dengan individu dan komunitas, serta meningkatkan pengalaman pasien.

Meski terbagi menjadi 5 tema utama, namun sebenarnya antar tema sangat terkait, tidak terhindarkan bahwa tema yang satu terkait dengan tema yang lain. Mesk penulis selama ini menekuni manajemen mutu, namun pada WHC-IHF kali ini penulis mengambil beberapa tema yang berbeda Leadership dan Clinical Models namun semua terkait dengan mutu pelayanan klinis. read more

Presentasi Policy Brief Fornas JKKI XV

Pekan ini, Jaringan Kebijakan Kesehatan Indonesia (JKKI) menggelar presentasi Policy Brief atau memasuki fase pasca Forum Nasional JKKI XV pada 11 hingga 13 November 2025. Sejumlah topik menarik dipaparkan oleh para presenter policy brief, mulai dari tuberkulosis, rencana induk bidang kesehatan (RIBK), diabetes melitus (DM), climate resilience, gizi kesehatan, integrasi layanan primer, bencana kesehatan, layanan rujukan, alat kesehatan, dokter spesialis, kebijakan obat, dan organisasi kesehatan. Rangkaian kegiatan ini dapat diakses secara gratis dan terbuka untuk umum. Webinar dapat disimak saat acara berlangsung dengan bergabung melalui link https://pkmkfk.net/policybriefjkki read more

Webinar Memahami Permenkes Nomor 11 Tahun 2025: Konsolidasi Standar Risiko dalam Ekosistem Kesehatan Nasional

Dalam upaya memperkuat tata kelola sektor kesehatan di Indonesia, pemerintah terus melakukan pembaruan kebijakan yang menyesuaikan dengan dinamika regulasi dan kebutuhan pelaku usaha. Salah satu kebijakan terbaru yang menjadi perhatian adalah penerbitan eraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun 2025, yang berfokus pada penerapan standar kegiatan usaha dan produk/jasa berbasis risiko di subsektor kesehatan. Webinar dilaksanakan pada 10 November 2025 dan dapat diikuti umum melalui https://pkmkfk.net/webinarPermenkes11 . Webinar ini harapannya dapat menginisiasi diskusi lintas pelaku agar kebijakan tidak berhenti di dokumen, tetapi mengubah behavioral logic operasional di lapangan. read more

Reportase Topik #3 Kebijakan Climate-Resilient dan Low Carbon Health System

Perubahan iklim kini menjadi salah satu ancaman terbesar bagi kesehatan masyarakat di Indonesia maupun dunia. Dampaknya tidak hanya meningkatkan risiko berbagai penyakit, melainkan juga menekan kapasitas sistem kesehatan nasional yang meliputi struktur pelayanan kesehatan, sumber daya manusia, hingga infrastruktur fasilitas kesehatan. Di sisi lain, sektor kesehatan juga berkontribusi terhadap emisi gas rumah kaca melalui konsumsi energi, limbah medis, serta rantai pasok farmasi dan alat kesehatan yang berjejak karbon tinggi. read more

Reportase Peningkatan Kapasitas SDM Kesehatan dalam Simulasi Nasional Kesiapsiagaan menghadapi Megathrust di Provinsi Sumatera Barat Tahun 2025

Menindaklanjuti undangan Kemenkes no. KK.02.02/A.X/3386/2025  terkait Undangan Narasumber / Fasilitator Peningkatan Kapasitas SDM Kesehatan dalam Simulasi Nasional Kesiapsiagaan menghadapi Megathrust di Provinsi Sumatera Barat Tahun 2025 tertanggal 22 Agustus 2025 kepada PKMK FK-KMK UGM. PKMK menugaskan apt.Gde Yulian Yogadhita, M.Epid sebagai narasumber untuk kegiatan tersebut, dimana tujuan dari simulasi nasional ini untuk  koordinasi lintas sektor, kesiapan fasilitas kesehatan serta respons cepat dalam penanganan korban bencana.

Kegiatan ini dimaksudkan untuk menguji rencana kontingensi gempa dan tsunami Provinsi Sumatera Barat [ LINK ] terhadap Pedoman Nasional Krisis Kesehatan [ LINK] dengan beberapa penekanan seperti penanganan pra-hospital dan mobilisasi dan pengorganisasian TCK-EMT oleh HEOC yang dioperasionalisasi oleh Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat. Kegiatan ini terbagi dalam Pembukaan, Academic Session dan TFG (Tactical Floor Game), Command Post Exercise atau gladi posko, dan Field Simulation Exercise atau gladi lapang, kegiatan ini diadakan oleh Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes RI bekerja sama dengan BNPB, Pusdikkes TNI dan Pemda Sumatera Barat dikomandoi oleh Budiman SKM MKes sebagai Direktur Gladi.

Hari 1

Academic Session dan Tactical Floor Game (TFG), 1 September 2025.

Sebelum simulasi bencana, diadakan academic session, yang merupakan pengarahan atau pelatihan persiapan yang dirancang untuk membekali peserta dengan pengetahuan, keterampilan, dan konteks yang dibutuhkan untuk latihan. Tujuan utamanya untuk meningkatkan kesiapsiagaan bencana dengan memastikan peserta memahami rencana tanggap darurat, peran mereka, dan prosedur utama dalam lingkungan pendidikan yang bebas stres sebelum mempraktikkannya.

Tujuan utama dari academic session diantaranya:

  • Membangun pondasi pengetahuan, peserta simulasi menerima penyegaran materi atau pengarahan yang mencakup konsep-konsep penting dari simulasi, seperti dasar-dasar insiden korban massal, system komando bencana, dan tinjauan rencana kontingensi.
  • Memperjelas peran dan tanggung jawab, untuk menjelaskan secara tugas individu dan tim setiap peserta selama simulasi, memastikan semua orang mengetahui fungsi mereka dalam rantai komando.
  • Menetapkan tujuan dan kriteria evaluasi: Penyelenggara menggunakan sesi ini untuk menentukan tujuan latihan dan menjelaskan aspek respons apa saja, terutamanya Kepmenkes Nomor 1502 Tahun 2023 dan Kepmenkes Nomor 1588 Tahun 2023, yang akan diuji implementasinya terhadap rencana kontinensi megathrust Sumatera Barat.
  • read more

    Reportase Hospital Management Asia 2025

    Hari 1: 10 September 2025 Hari 2: 11 September 2025 Hari 1: 10 September 2025

    Sesi Pembukaan Hospital Management Asia 2025

    Ho Chi Minh City Vietnam

    PKMK-Vietnam. Pertemuan tahunan HMA pada tahun 2025 diselenggarakan di Ho CHi Minh City Vietnam, 10 – 11 September 2025. Dihadiri 1200 peserta dengan 65% peserta adalah CEO RS di Asia. Saya diundang sebagai salah satu juri dalam Hospital Management Asia (HMA). Seperti diketahui HMA menyelenggarakan Award di berbagai kategori. Posisi sebagai juri ini sudah sekitar 10 tahun saya lakukan bersama HMA. Pengamatan saya memang partisipasi RS-RS Indonesia dalam Award masih kurang, walaupun saat ini sudah semakin membaik. read more

    Reportase NGOPI Bareng PKMK-KMK UGM Seri 2: Sosialisasi Penyusunan Modul dan Kurikulum di Bidang Kesehatan

    PKMK-Yogyakarta. Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan bersama Departemen Kebijakan dan Manajemen Kesehatan menyelenggarakan NGOPI (Ngobrol produktif dan inspiratif) Bareng Seri 2 yang membahas seputar penyusunan modul dan kurikulum di bidang kesehatan pada Selasa (10/9/2025) di Gedung Litbang, FK-KMK UGM. Pada edisi kali ini, materi disampaikan oleh dr. Tridjoko Hadianto, DTM & H., M.Kes, selaku Koordinator Pengembangan Pendidikan dan Perlengkapan Departemen Parasitologi FK-KMK UGM, sekaligus Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Alma Ata Yogyakarta.

    Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan peraturan mengenai isi dan tata cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu. Secara sederhana, kurikulum merupakan pengalaman pendidikan yang dirancang untuk menggambarkan pengetahuan, keterampilan, dan standar yang diharapkan dan disusun secara terstruktur. Kurikulum mencakup segala hal mengenai tujuan pembelajaran secara keseluruhan, =&0=&, =&1=& pengajaran, dan =&2=&. Penilaian merupakan poin penting untuk membentuk komitmen individu dalam tujuan untuk menjadi kompeten. Kurikulum penting untuk membantu pendidik dan pelajar mencapai tujuan pendidikannya.

    Sementara, modul adalah unit-unit kecil yang merupakan bagian dari kurikulum. Modul berisi materi, kegiatan, dan penilaian yang terstruktur untuk membantu mencapai tujuan pelatihan dan pembelajaran tertentu. Umumnya, modul juga memuat panduan bagi pengajar atau pengelola pembelajaran tentang cara menyampaikan materi pengajaran. Susunan modul yang baik meliputi judul yang menarik, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran (informasi, konsep, dan teori yang relevan), kegiatan pembelajaran, penilaian (untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran), referensi (sumber bacaan untuk menunjang pembelajaran), dan rencana tindak lanjut (saran topik lanjutan setelah menyelesaikan modul). Materi berupa video sangat disarankan, mengingat ada beberapa hal yang sulit dijelaskan jika hanya melalui narasi.

    Pada sesi diskusi, Tridjoko menyampaikan beberapa hal penting mengenai strategi penyusunan modul dan kurikulum. Judul modul sebaiknya dipikirkan dan dicantumkan di akhir proses penyusunan, seringkali penentuan judul yang menarik dan sesuai dengan keseluruhan isi modul masih menjadi tantangan, sehingga membutuhkan waktu untuk memantiknya. Topik modul sebaiknya disusun sesuai dengan relevansi sasaran yang ingin dituju. Selain itu, membuat modul perlu disesuaikan dengan kondisi yang sebenarnya atau bisa dilakukan uji coba berupa simulasi. Hal ini memungkinkan penyampaian topik menjadi lebih relevan dan mudah dipahami oleh peserta. Perlu menjadi catatan bagi pengelola pembelajaran atau pemilik course untuk selalu mengecek fitur umpan balik dari peserta. Ini merupakan hal yang sering dilewatkan oleh pemilik course, sehingga komunikasi pembelajaran tidak berjalan dua arah. Kemudian, disarankan pula agar fitur umpan balik disambungkan ke WhatsApp pemilik course untuk memudahkan proses belajar. Dalam konteks ini, proses maintaining menjadi aspek penting setelah modul dan course berhasil dikembangkan.

    Reporter: Firda Alya (PKMK UGM)

    Reportase MedInfo 2025

    Reportase MedInfo 2025

    MEDINFO 2025 adalah konferensi internasional terbesar di bidang informatika kesehatan yang diselenggarakan oleh International Medical Informatics Association (IMIA). Ajang ini mempertemukan peneliti, praktisi, perumus kebijakan, dan inovator dari seluruh dunia untuk berbagi pengetahuan, riset terbaru, dan solusi digital dalam sistem kesehatan. MEDINFO diadakan setiap dua tahun sekali dan menjadi wadah strategis untuk memperkuat kolaborasi lintas negara dan sektor. Tahun ini tepatnya pada 9–13 Agustus 2025, MEDINFO digelar di Taipei International Convention Center (TICC), Taiwan, dengan tema “Healthcare Smart × Medicine Deep”. Konferensi ini berfokus pada bagaimana kecerdasan buatan dan teknologi informasi klinis mendalam dapat memperkuat sistem kesehatan global. MEDINFO tahun ini mengangkat 5 track utama diantaranya: Information and Knowledge Management, Human, Organizational, and Social Aspects, Health Data Science & Artificial Intelligence, Quality, Safety, & Outcomes, dan Global Health Informatics, delegasi internasional akan membahas berbagai isu dalam rangkaian presentasi, diskusi panel, workshop, hingga pameran teknologi kesehatan digital. TIm UGM mengikuti kegiatan tersebut dan melaporkan liputannya melalui website ini.  read more

    Reportase – MEDINFO 2025 : Healthcare Smart and Medicine Deep

    MEDINFO 2025 adalah konferensi internasional terbesar di bidang informatika kesehatan yang diselenggarakan oleh International Medical Informatics Association (IMIA). Ajang ini mempertemukan peneliti, praktisi, perumus kebijakan, dan inovator dari seluruh dunia untuk berbagi pengetahuan, riset terbaru, dan solusi digital dalam sistem kesehatan. MEDINFO diadakan setiap dua tahun sekali dan menjadi wadah strategis untuk memperkuat kolaborasi lintas negara dan sektor. Tahun ini tepatnya pada 9–13 Agustus 2025, MEDINFO digelar di Taipei International Convention Center (TICC), Taiwan, dengan tema “Healthcare Smart × Medicine Deep”. Konferensi ini berfokus pada bagaimana kecerdasan buatan dan teknologi informasi klinis mendalam dapat memperkuat sistem kesehatan global. MEDINFO tahun ini mengangkat 5 track utama diantaranya: Information and Knowledge Management, Human, Organizational, and Social Aspects, Health Data Science & Artificial Intelligence, Quality, Safety, & Outcomes, dan Global Health Informatics, delegasi internasional akan membahas berbagai isu dalam rangkaian presentasi, diskusi panel, workshop, hingga pameran teknologi kesehatan digital. TIm UGM mengikuti kegiatan tersebut dan akan melaporkan liputannya melalui website ini. 

    REPORTASE

    Penyusunan Rencana Strategis RS Daerah 3TPendidikan

    Imam Prasetyo M.Kes FisQua menyampaikan pengantar berupa overview pembelajaran dari sesi sebelumnya yang membahas mengenai faktor eksternal dari rumah sakit daerah dalam menjalankan visi dan misi yang dapat berpengaruh seperti perubahan kepala daerah, perubahan kompetisi rumah sakit, maupun adanya perubahan kondisi fiskal. Imam mengingatkan kembali terkait metode yang bisa digunakan yakni analisis SWOT (TOWS matrix), metode pembobotan, serta menyusun isu-isu pengembangan. Hasil analisis SWOT dapat digunakan sebagai dasar penyusunan rencana strategis yang sesuai dengan Pedoman Kementerian Dalam Negeri.

    Drs. Syahrudin Hamzah, S.E., M.M menyampaikan penjelasan mengenai modul perencanaan, diawali dengan penjelasan mengenai tujuan yang ingin dicapai dari sesi hari ini. sebagai pengantar Syahrudin menyampaikan model berpikir sensemaking yang dimulai dari deteksi adanya perubahan, pemahaman terhadap perubahan, penafsiran, hingga melakukan tindak sebagai respon akan perubahan.

    Selanjutnya Syahrudin menjelaskan mengenai konsep misi yaitu cara mencapai visi serta alasan keberadaan organisasi atau tugas yang harus dikerjakan oleh suatu organisasi. Misi seringkali berupa pernyataan yang menyatakan dengan jelas target penggunaannya, mengindikasikan produk dan layanan yang disediakan dengan jelas, dapat menyatakan secara spesifik area geografis target pengguna yang dilayani, memuat filosofi, mengkonfirmasi self-image, serta dapat menjelaskan public image yang diinginkan. Dijelaskan juga mengenai instrumen untuk review atau untuk menyusun pernyataan misi. Setelah penjelasan mengenai misi, Syahrudin menyampaikan bahwa visi merupakan harapan ke depan atau cita-cita yang berisi deskripsi bagaimana organisasi akan menjadi apabila tujuannya tercapai. dengan visi, akan membuat organisasi fokus pada tujuan dan punya motivasi yang memicu kinerja.

    Ety Retno Setyowati, M.Kes, SpPK, MARS, MH.Kes, CMC, CHCM, FISQua melanjutkan penjelasan modul perencanaan dengan topik mengenai penentuan strategi berdasarkan hasil analisis lingkungan serta penetapan tujuan, sasaran, kebijakan dan program tahunan. Diawali dengan penjelasan mengenai definisi strategi berupa cara atau metode yang digunakan oleh organisasi untuk mencapai tujuan jangka menengah atau jangka panjangnya. Terdapat 3 level strategi yaitu: 1) strategi umum/strategi besar, 2) strategi generik, 3) strategi fungsional. Strategi umum memiliki tiga pilihan yaitu strategi tumbuh jika kekuatan dan peluang lebih dominan, strategi matur atau bertahan jika situasi tidak terlalu menguntungkan, serta strategi pengurangan kegiatan jika RS menghadapi tekanan dengan kekuatan dan peluang yang minim.

    Selanjutnya Ety menjelaskan mengenai definisi tujuan yakni menggambarkan hasil jangka panjang yang ingin dicapai organisasi dengan langkah-langkah mengidentifikasi kembali misi dan visi serta menentukan fokus utama organisasi. Sedangkan sasaran adalah langkah-lang yang lebih spesifik untuk mencapai tujuan dengan langkah-langkah dimulai dari membuat rincian tujuan ke sasaran spesifik yang dapat diukur kemudian dihubungkan dengan kebutuhan masyarakat. Adapun arah kebijakan merupakan pedoman umum yang akan digunakan untuk mencapai sasaran dan tujuan yang disusun dengan langkah-langkah mulai dari analisis kebutuhan dengan meninjau faktor-faktor eksternal dan interna serta menentukan kebijakan yang mendukung sasaran. Terakhir, program merupakan rangkaian kegiatan atau proyek yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan kebijakan dan mencapai sasaran serta tujuan. langkah yang ditempuh yakni menentukan kegiatan atau proyek yang akan dilaksanakan, menentukan besaran anggaran dan sumber daya lain yang dibutuhkan, serta menentukan waktu pelaksanaan program yang realistis.

    Pada sesi diskusi, dibahas bahwa rumah sakit perlu memiliki misi visi, yang mana misi visi rumah sakit daerah harus tetap mengacu pada misi visi kepala daerah. Pada beberapa kasus, terdapat perubahan kepala daerah dalam periode renstra yang belum selesai. Syahrudin menyampaikan bahwa meskipun periode renstra belum selesai, RSD tetap perlu menyusun renstra atau misi yang baru sesuai perubahan misi visi kepala daerah yang baru agar tetap relevan. Dibahas pula mengenai cara menentukan tujuan dan sasaran strategis yang relevan dengan program yang akan dijalankan rumah sakit. Ety menyampaikan bahwa setelah melakukan analisi dan diagnosis kemudian memilih strategi yang akan dilakukan.

    Reporter: Latifah Alifiana

    Tags: