Pelatihan Master of Ceremony Bagi Manajer dan Staf PKMK dan Prodi HPM UGM

Pelatihan Master of Ceremony Bagi Manajer dan Staf PKMK dan Prodi HPM UGM

12 Agustus 2020 | 13.00 – 15.00 WIB

Rangkaian pelatihan pengembangan soft skill kembali berlanjut, kali ini digelar pelatihan master of ceremony. Kegiatan dilaksanakan pada Rabu (12 Agustus 2020) di Common Room, Gedung Litbang, FK – KMK UGM. Peserta pelatihan ini ialah staf Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK) UGM dan staf Program Studi Health Policy Management (HPM) UGM.  Acara dibuka oleh Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M. Sc, PhD (Ketua Board PKMK sekaligus Ketua Prodi HPM UGM)  yang berharap pasca pelatihan ini, peserta siap menjadi MC kapanpun dan  tindak ingah ingih atau harus jelas dalam menyampaikan pesan. Bagas Setyawan, S. Si (trainer profesional dari Semarang) selaku narasumber menyampaikan bahwa pihaknya akan menyinggung sedikit materi sebelumnya, yaitu public speaking. Kemudian Sealvy Kristianingsih (Manajer Operasional PKMK) mengawali acara dengan menceritakan pengalamannya menjadi MC karena tidak ada orang lain atau MC profesional yang ada di lokasi saat acara berlangsung. Sealvy juga menjelaskan ketika kemudian sering menjadi MC, dirinya terlatih untuk peka pada kondisi di sekelilingnya. Sementara peserta lainnya hanya memiliki sedikit pengalaman dalam menjadi MC. Bagas menyatakan MC tidak harus profesional namun mampu bertugas mengatur jalannya acara agar lebih lancar. Dalam bahasa sehari – hari, MC disebut juga pembawa acara atau pranata cara (dalam MC Jawa).

MC merupakan salah satu peran public speaker, 3 lainnya ialah announcer, presenter dan entertainer. Announcer adalah orang yang menginformasikan konten seperti di ruang publik (bandara dan lain – lain). Presenter ialah yang melakukan presentasi, terdapat juga di televisi atau radio (kadang disebut juga radio DJ). Entertainer ini termasuk stand up comedy. Peran public speaker yang terakhir yaitu MC.

Dok. Megarini/ PKMK. Bagas Setyawan memberikan contoh Opening dalam membuka sebuah acara (12/8/2020)

Bagas menyampaikan beberapa syarat menjadi MC agar lebih menarik, antara lain pengalaman hidup, dapat merangkai kalimat, mempunyai  sense of humor karena kualifikasi MC ialah yang pembawaannya ceria, sabar karena akan menghadapi banyak tantangan, memiliki imajinasi terkait konten untuk MC, mempunyai rasa percaya diri namun tidak sombong dan dapat bekerja dalam tim.

Materi yang disampaikan Bagas kali ini yang dapat digaris bawahi meliputi kemampuan teknis yang harus dikuasai MC, lingkungan sekitar yang dihadapi saat MC membawakan materi serta hal lain yang terkait.  Faktor pendukung MC: voice and speech (cara bersuara dengan nafas diafragma, aksentuasi, speed saat berbicara dan ekspresi), language, body language dan performance.  Dalam penampilan, yang harus diperhatikan ialah warna apa yang sesuai, model baju yang sesuai, hair styling agar tampil good looking. Kemudian untuk acara, terdapat 3 jenis yaitu formal, non formal dan gabungan. Audiens yang dihadapai MC adalah homogen dan heterogen. Sementara venue  terbagi 2 yaitu indoor dan outdoor. Saat Bagas membuka diskusi dengan peserta, banyak yang menyebut MC yang menarik bagi mereka antara lain Choky Sitohang, Oprah Winfrey, Elen DeGeneeres, Oky Lukman, Najwa Shihab, Desi Ratnasari, Tantowi Yahya, Lula Kamal, Darius Sinathrya dan Donna Agnesia, Bunga Harumdani, bahkan juga muncul nama Dr. Andreasta Meliala (direktur PKMK).  Kemudian Bagas memaparkan bahasa yang digunakan MC harus komunikatif dan sopan. Lalu MC harus berpenampilan harus menarik, sesuai acara dan percaya diri. Percaya diri ini dapat diraih dengan pengalaman dan persiapan matang (suara, bicara dan script).

Pembagian MC ada 2 yaitu resmi dan tidak resmi. Saat membawakan acara, MC tidak wajib menyebut VIP, karena yang wajib menyebut VIP adalah yang memberikan sambutan. Namun jika harus membacakan VIP, maka yang disebutkan di awal ialah tamu dari luar yang posisinya tertinggi. Bagas menutup sesi pelatihan dengan tips: jadikan audiens seperti keluarga atau lingkungan Anda sendiri.  Saat sesi diskusi, peserta menanyakan beda MC dan moderator untuk sesi ilmiah. Bagas menegaskan MC fungsinya lebih ke presentatif, moderator nada suara tidak harus kuat atau tinggi, MC sebaliknya.

Tugas untuk peserta dan direviu pada pertemuan kedua (19/8/2020):  mengambil 1 contoh dari naskah yang diberikan Bagas dan menyusun 1 script/ naskah untuk  pembukaan acara.

Materi script dapat diunduh Klik Disini

Materi Presentasi Berani Ngomong

Reporter: Widarti

Leave A Comment

Your email address will not be published.

*