9 November 2020
PKMK – Jogja. Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (PKMK FK – KMK UGM) bersama dengan World Health Organization (WHO) menyelengggarakan Forum Nasional Jaringan kebijakan Kesehatan Indonesia (Fornas JKKI) X Tahun 2020 yang berlangsung dengan serangkaian kegiatan pada tanggal 5 – 20 November 2020. Pada Senin, 9 November 2020 pukul 08.30 – 12.30 WIB dilaksanakan seminar topik kedua dengan subtema KIA yaitu “Dukungan DaSK dan data rutin dalam memperkuat sistem kesehatan era pandemi COVID-19 untuk kebijakan KIA” melalui Zoom Meeting yang diikuti oleh 127 partisipan dan secara livestreaming Youtube.
Seminar ini bertujuan untuk memahami pemanfaatan data DaSK dalam proses perumusan kebijakan dan manajemen kesehatan serta memahami kebijakan program terkait KIA dimana pandemi COVID-19. Seminar ini menghadirkan beberapa narasumber yaitu dr. Erna Mulati, MSc-CMFM selaku Direktur Kesehatan Keluarga Kemenkes RI, Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc., Ph.D selaku Ketua Jaringan Kebijakan Kesehatan Indonesia, jajaran akademisi FK-KMK UGM yaitu, Dr. M. Lutfan Lazuardi, M.Kes., Ph.D, Insan Rekso Adiwibowo, M.Sc, dr. Detty Siti Nurdiati Z., MPH., Ph.D., Sp.OG(K), dr. Meineni Sitaresmi, SpA(K)., Ph.D serta beberapa pembahas yaitu Dr. dr. Leo Prawirodihardjo, SpOG(K)., M.Kes., MM., MARS., PhD selaku perwakilan POGI, dan dr. Sigit Sulistyo, MPH selaku Maternal and Child Health Team Lead USAID. Keynote speaker pada seminar ini adalah dr. Kirana Pritasari, MQIH selaku Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes RI.
Pada sesi pertama, dr. M. Lutfan Lazuardi, M.Kes., Ph.D memaparkan bahwa data rutin sebagai sistem informasi kesehatan rutin merupakan suatu sistem yang mengumpulkan data tentang layanan yang diberikan di fasilitas dan institusi kesehatan publik, swasta, dan tingkat komunitas. Data rutin sangat penting dimanfaatkan untuk tujuan penguatan sistem kesehatan dalam konteks mencapai cakupan kesehatan universal dan tujuan pembangunan yang berkelanjutan. Jika melihat situasi saat ini, data rutin masih kurang digunakan oleh pembuat keputusan, ada banyak tantangan dalam menggunakan data rutin sehingga perlu dilakukan perbaikan.
Pada masa pandemi, kebutuhan untuk pengambilan keputusan secara cepat, tepat dan real time sangat besar, yang diharapkan dapat difasilitasi dengan adanya data rutin karena sumber data lain seperti survey memiliki kendala waktu lama dan selalu terlambat. Oleh karena itu, mutu data rutin harus ditingkatkan dan diprioritaskan. Di Indonesia, sudah banyak data yang dikumpulkan dari berbagai sistem informasi kesehatan rutin akan tetapi masih banyak tantangan yang dihadapi yaitu data kesehatan terfragmentasi, tidak terstandarisasi, kelengkapan data lemah, akses informasi publik terbatas. Sehingga dibutuhkan kebijakan satu data kesehatan dan sistem yang terintegrasi.
Melanjutkan narasumber pertama, narasumber kedua Insan Rekso Adiwibowo, M.Sc memaparkan pembuatan dashboard PulihCovid19 yang menggunakan data komdat kesmas dan Pusdatin seputar layanan KIA dan KB sebagai sarana komunikasi data untuk dinas kesehatan provinsi dan kabupaten/kota atas kerjasama PKMK dengan Direktorat Keluarga Dirjen Kesmas Kemenkes RI untuk melihat apakah ada layanan yang terdampak pandemi. Komdat kesmas dibuat pada 2020 merupakan aplikasi komunikasi data kesehatan masyarakat untuk menggantikan berbagai dashboard komdat direktorat yang ada di bawah dirjen kesmas. Dalam PulihCovid19, indikator KIA-KB yang berkaitan dengan COVID-19 divisualisasikan lalu dibaca kembali oleh daerah agar daerah dapat melakukan analisis dampak, evaluasi dan sintesis terhadap terjadinya dinamika data melalui data rutin dan informasi organisasi di wilayah masing – masing.
Sebelum melanjutkan ke narasumber lainnya, dr. Kirana Pritasari, MQIH memaparkan bahwa arah RPJMN 2020 – 2024 khususnya untuk bidang kesehatan adalah untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing dengan 2 prioritas nasional yaitu menurunkan AKI dan AKB serta menurunkan prevalensi stunting.
Untuk mewujudkan hal tersebut dibutuhkan keterlibatan berbagai sektor. Terdapat beberapa kebijakan yang dilakukan untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi yaitu 1) meningkatkan akses layanan bagi ibu dan bayi dengan meningkatkan jumlah kunjungan ANC dari 4 kali menjadi 6 kali, PNC dari 3kali menjadi 4 kali, 2) meningkatan kualitas layanan kesehatan, 3) menguatkan tata kelola dan 4) memberdayakan masyarakat. Terkait penggunaan data rutin, basis pemantauan wilayah setempat menjadi penting karena data rutin masuk dalam sistem pemantauan wilayah setempat dimana setiap wilayah bisa melakukan monitoring dan membandingkan capaiannya dengan target pelayanan dan melakukan langkah – langkah aksi untuk upaya perbaikan pada layanan KIA dan gizi. Dalam masa pandemi saat ini dihadapi berbagai tantangan dalam layanan KIA dan gizi yaitu menurunnya jumlah kunjungan layanan KIA dan gizi, terjadi perubahan metode layanan, implikasi kebijakan, kader dan petugas kesehatan mendapat beban untuk melaksanakan tracing dan upaya pencegahan COVID-19.
Narasumber dr. Erna Mulati, MSc-CMFM pada sesi selanjutnya, memaparkan bahwa salah satu strategi untuk menurunkan AKI dan AKB di Indonesia yaitu dengan memperkuat monitoring dan evaluasi terhadap sistem kesehatan yang mendukung kesehatan ibu dan bayi. Namun kendala yang dihadapi adalah monev belum terstruktur, beragam, bersifat manual, analisis belum optimal dan belum mengukur kualitas pelayanan. Oleh karena itu diperlukan adanya suatu e-monev yang dapat memperbaiki kesenjangan yang terjadi. Saat ini telah dikembangkan aplikasi Simatneo yang bertujuan untuk memudahkan monev kesiapan fasilitas dalam pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir yang nantinya dapat dipantau langsung dari tingkat kabupaten/kota, provinsi dan pusat.
Pada sesi terakhir, dr. Meineni Sitaresmi, SpA(K)., Ph.D menambahkan bahwa di masa pandemi COVID-19 diperkirakan akan terjadi peningkatan angka kematian pada ibu, bayi dan bayi baru lahir sebanyak 31% atau sebanyak 766.180 penambahan kasus kematian, yang diakibatkan karena terhambatnya ketersediaan pelayanan kesehatan dasar terutama pelayanan kesehatan untuk ibu, anak dan bayi baru lahir. Adapun strategi yang dapat dilakukan untuk mengurangi kesakitan dan kematian adalah adanya pelaksanaan ANC terpadu yang komprehensif, pertolongan persalinan oleh tenaga terlatih, perawatan BBLR serta registrasi kelahiran, kematian, dan audit AMP. Saat ini sedang dikembangkan dashboard PulihCovid19 yang berasal dari data Komdat yang mencakup angka cakupan dari beberapa indikator KIA, dimana data yang telah masuk akan di analisis dan divisualisasikan dan ditampilkan dalam bentuk dashboard yang informatif yang dapat digunakan oleh daerah untuk mengggali secara komprehensif faktor yang mempengaruhi layanan KIA agar segera merumuskan strategi aksi perbaikan layanan KIA yang berdampak COVID-19.
Reporter : Siti Nurfadilah H./PKMK FK-KMK UGM
Semua materi presentasi dan Video rekaman dapat diakses pada link berikut