Reportase Pelatihan Minggu ke-8 Pengembangan Perpustakaan dengan Konsep Knowledge Management untuk Mendukung Penanganan Pandemi COVID-19

Reportase Pelatihan Minggu ke-8 Pengembangan Perpustakaan dengan Konsep Knowledge Management untuk Mendukung Penanganan Pandemi COVID-19

26 Oktober 2020

Pertemuan minggu kedelapan pelatihan knowledge management kali ini membahas analisis SWOT, penentuan arah pengembangan, dan rencana anggaran di instansi masing-masing. Acara kali ini diisi dengan presentasi dari masing – masing tim dan diskusi bersama fasilitator. Pertemuan hari ini menghadirkan dr. Lutfan Lazuardi, PhD dan Ni Luh Putu Eka Andayani, SKM. M.Kes sebagai fasilitator.


RSUP dr. Sardjito

Tim RSUP dr. Sardjito memaparkan tentang analisis SWOT, serta rencana strategis tahun 2020 – 2024 di mana salah satunya ingin bergabung dengan Indonesia One Search dan akan melakukan pengembangan perpustakaan digital. Rencana anggaran masih harus dibicarakan dengan banyak pihak. Sumber pendanaan kemungkinan dari AHS atau menjalin kerja sama dengan pihak lain.

Putu menekankan bahwa perpustakaan di RS pendidikan sebaiknya proaktif melakukan riset sendiri terkait perkembangan informasi yang terjadi. Selanjutnya perpustakaan bisa menjadi penyedia data. Saat ini banyak fake news yang beredar di masyarakat. Kita dapat menyediakan informasi yang valid untuk masyarakat. Selain menyediakan bacaan pagi pasien, pengunjung, dan pihak internal RS melalui koleksi buku bacaan, kita bisa menyajikan informasi yang kita produksi sendiri. Hal ini dapat mendukung perpustakaan sebagai learning center yang juga dapat menyediakan informasi bagi civitas hospitalia. Tantangan dari sisi pembiayaan adalah apakah pembiayaan sudah dirasa cukup terpenuhi atau belum? Jika sudah terpenuhi maka itu bisa menjadi kekuatan. Lebih baik lagi jika sudah ada rencana sumber pendanaan dari pihak luar. Habib sebagai perwakilan tim RSUP dr. Sardjito menjawab bahwa ada keterbatasan dana pengembangan. Di RS ada hal yang lebih prioritas yaitu untuk pelayanan pasien. Kita bisa memanfaatkan RS jejaring dan AHS. Pemustaka bisa mengakses referensi dari perpustakaan FK – KMK UGM melalui perpustakaan RSUP dr. Sardjito. Selain itu, peluang kerja sama dengan luar negeri bisa dikuatkan. Lutfan menanyakan tentang kondisi terkini kerja sama antara RS dan FK – KMK UGM perihal peningkatan jejaring resources seperti wifi dan akses perpustakaan fakultas secara intranet. Habib menjawab bahwa di RSUP dr. Sardjito ada UGM hotspot namun wifi hanya bisa diakses bagi yang memiliki e-mail UGM.


RSA UGM

RSA UGM memaparkan mengenai analisis SWOT, rencana pengembangan strategi, dan rencana program serta pembiayaan. Putu menekankan bahwa pembuatan koleksi digital perlu dimasukkan ke program. Sebaiknya ada kerja sama dengan pihak lain, salah satunya melalui sister hospital. Peluang pendanaan dari luar bisa berupa dana atau inatura. Inatura bisa dalam bentuk tenaga ahli, program pelatihan gratis atau potongan harga. RS harus mampu mengidentifikasi kebutuhan dana supaya dana dari pihak luar itu jelas dapat diberikan untuk menutupi pos yang dibutuhkan. Lutfan menambahkan bahwa saat ini semua orang mudah akses topik eksklusif mengenai dunia medis sehingga perpustakaan mulai ditinggalkan. Perpustakaan harus lebih aktif dan berkembang menjadi learning resources center, salah satunya dengan mengembangkan podcast. Salah satu contoh di RSA adalah adanya talkshow kesehatan. Putu menambahkan bahwa biasanya program yang mendapat prioritas adalah program yang ada imbal balik untuk RS. Usulan akan mudah diterima dari revenue center. Kita bisa meningkatkan bargaining power terhadap direksi dengan peningkatan value kita. Misalnya kita bisa ikut mengangkat image RS dan ikut membantu RS dalam mencapai indikator kerja.


CEBU

Tim CEBU memaparkan analisis SWOT, arah pengembangan, detail program setiap tahun, RAK, dan identifikasi sumber dana. Putu menyarankan sebaiknya ada backup sumber pendanaan lain selain dari fakultas. Apakah ada peluang untuk kerja sama dengan pihak lain? Jika ingin mengajukan dana ke fakultas sebaiknya proposal dibuat dengan baik dan menarik disertai negosiasi. Lutfan menambahkan bahwa sebaiknya membangun kolaborasi dengan penelitinya yang memiliki informasi sumber dana.

Putu menambahkan bahwa semakin detail kita bisa mengidentifikasi maka akan semakin baik karena kita bisa melihat hambatan dan solusi. Lutfan menginformasikan bahwa tahun ini akan ada pembiayaan untuk capacity building dan bisa difasilitasi oleh PKMK UGM. Hal tersebut menunjukkan bahwa adanya peluang kerjasama dengan FK – KMK bagi SDM pustakawan di RS berupa pelatihan. Rumah sakit bisa menyiapkan proposal untuk tindak lanjut acara ini.

Lutfan menutup pertemuan hari ini dengan menjelaskan bahwa pertemuan minggu depan akan dilaksanakan post test dan survei. Sampai jumpa.

 

Reporter: Monica Abigail

Leave A Comment

Your email address will not be published.

*