Drs. H. Sutiaji menyebutkan 5 strategi optimaliasi FKTP untuk meningkatkan mutu rujukan saat menjadi narasumber pada forum advokasi PKMK FK- KMK UGM, Rabu 23 Desember 2020. Mulai dari antrian online, teleconsulting, perluasan akses dan pemerataan FKTP, meningkatkan kompetensi tenaga kesehatan, dan inovasi teknologi. Tentunya 5 strategi tersebut bukan hanya untuk meningkatkan mutu rujukan tapi pada perbaikan aspek – aspek tatanan layanan kesehatan lainnya di FKTP.
Penerapan strategi ini berdampak pada banyak hal, salah satunya rasio rujukan non spesialistik d ibawah standar rujukan (2%) dan juga pada capaian indikator KBK lainnya. Hal ini sejalan dengan kajian dosen Poltekes Malang menyebutkan bahwa masih terjadi rujukan non spesialistik walaupun angkanya di bawah standar.
Beberapa hasil penelitian juga menunjukkan bahwa rujukan non spesialistik terjadi karena adanya kekurangan pada obat, fasilitas kesehatan, dokter, dan banyaknya kemauan pasien meminta dirujuk ke FKRTL. Temuan ini diperkuat dengan presentasi Moeis Sanusi, salah satu temuan OJK tahun 2017, FKTP belum optimal menyelesaikan tindakan medis non spesialistik.
Ternyata puskesmas wilayah perkotaan lebih banyak merujuk dari pada pedesaan, karena mahalnya transportasi, jarak, dan lama waktu terhadap pemanfaatan pelayanan. Puguh Widodo (Dosen Poltekes Malang) merekomendasikan upaya yang dapat dilakukan oleh pemerintah daerah untuk menekan angka rujukan non spesialistik, antara lain meninjau 144 diagnosa yang harus diselesaikan secara tuntas di FKTP, membuat panduan praktek klinis yang digunakan di FKTP, Perbup atau Perwali tentang pengelolaan dan pemanfaatan dana kapitasi.
Puguh berharap hasil penelian ini dapat dimanfaatkan oleh Dinkes, BPJSK, FKTP, TKMKB dan akademisi. Forum advokasi yang diselenggarakan oleh PKMK FK – KMK UGM dilakukan untuk menyatukan gagasan dari akademisi dan pemerintah daerah tentang keberlangsungan JKN.
Reporter. Eva Tirtabayu Hasri S.Kep.,MPH
Video seminar dapat disimak kembali di bawah ini