Kursus the Asia Pacific Network for Capacity Building in Health System Strengthening (ANHSS) series ketujuh diselenggarakan pada 23 September 2020. Kursus ini diselenggarakan oleh Pusat Kebijakan Manajemen Kesehatan FK – KMK UGM melalui webinar yang diikuti oleh 42 peserta dari Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Hongkong. Narasumber pada series ketujuh ini adalah Siripen Supakankunti dari Chulalongkorn University dan Narjis Rizvi dari Aga Khan University, dengan moderator Shita Dewi dari PKMK FK -KMK UGM.
Pertemuan minggu kedua pelatihan knowledge management kali ini membahas tentang materi “Information Retrieval COVID-19 dari Berbagai Sumber”. Sesi ini bertujuan memberikan pengetahuan untuk menelusuri informasi ilmiah dan juga pemanfaatan search tool. Penelusuran literatur merupakan sebuah proses pencarian sistematis terhadap semua literatur yang dipublikasikan berkaitan dengan topik tertentu. Fungsi dari penelusuran adalah untuk bahan pendukung penulisan, membantu pemilihan metodologi penelitian, dan menghindari kesalahan dari penelitian terdahulu. Pelatihan ini memilih topik penanganan pandemi COVID-19 sebagai bahan pembelajaran peserta.
Pertemuan minggu ketiga pelatihan knowledge management kali ini membahas ”Pathfinders : Peta Sumber Daya Informasi Perpustakaan”. Materi tersebut disampaikan oleh Haxa Soeprijanto, S.Ikom. Haxa mengawali pemaparan dengan menyampaikan bahwa informasi harus dikemas sedemikian rupa ke dalam bentuk yang mudah dipahami oleh penggunanya dengan menggunakan suatu metode. Kemas ulang informasi berfungsi memudahkan pengguna dalam memilih informasi, menghemat waktu, tenaga, juga biaya, sarana penyebaran informasi yang efektif dan efisien, sebagai alat penerjemah terhadap suatu hal dengan cepat, dan menyediakan informasi secara cepat dalam memenuhi kebutuhan pengguna. Terdapat beberapa jenis produk kemas ulang informasi, antara lain Current Awareness Services (CAS), Selective Dissemination of Information (SDI), analisis dan konsolidasi informasi, abstrak, terjemahan dokumen, direktori, dan newsletters. Pathfinder adalah bibliografi subjek yang dirancang untuk menuntun pengguna melalui proses penelitian topik tertentu dengan cara yang sistematis memanfaatkan alat temuan terbaik yang dimiliki perpustakaan. Pathfinder berfungsi sebagai langkah awal bagi pemustaka dalam melakukan penelusuran, memberi informasi bagaimana menelusur sebuah subjek, dan membantu pemustaka yang masih awam. Haxa juga memaparkan mengenai elemen – elemen apa saja yang terkandung dalam pathfinder dan bagaimana format pathfinder. Tantangan bagi pustakawan saat ini adalah “bagaimana pustakawan dapat meningkatkan kapasitas dan kapabilitasnya sehingga sumber-sumber informasi yang ada di perpustakaan dapat dikemas sebaik dan semenarik mungkin?”. Di akhir pertemuan, peserta diberi tugas untuk membuat pathfinder dengan desain semenarik mungkin untuk menyajikan informasi terseleksi mengenai topik COVID-19 dan cardiovascular disease.
Pusat Kebijakan Manajemen Kesehatan FK-KMK UGM kembali menyelenggarakan webinar series keenam rangkaian kursus the Asia Pacific Network for Capacity Building in Health System Strengthening (ANHSS) dengan topik pemahaman tentang potensi kemampuan pembeli dan penyedia serta perantara dalam sistem kesehatan. Webinar ini diselenggarakan pada Rabu (16/09) pukul 09.00 – 11.00 WIB yang diikuti oleh 41 peserta. Moderator kali ini adalah dr. Jodi Visnu dengan 2 narasumber yakni Prof. Kenneth Y. Hartigan-Go. M.D. BSc. dari Asian Institute of Management dan Prof. dr. Laksono Trisnantoro, MSc., PhD dari Universitas Gadjah Mada.
Pada 9 September 2020, Pusat Kebijakan Manajemen Kesehatan FK – KMK UGM menyelenggarakan webinar series kelima rangkaian kursus berbasis website the Asia Pacific Network for Capacity Building in Health System Strengthening (ANHSS). Kali ini pemateri utama berasal dari Centre for Health Economics Universitas Chulalongkorn yakni Assoc. Prof. Chantal Herberholz, Ph.D dan Prof. Siripen Supakankunti. Chantal Herberholz akan memberikan pemahaman tentang mekanisme pembayaran berbeda yang melibatkan sektor swasta. Lalu dilanjutkan pada sesi dua yakni Siripen Supakankunti yang akan menjelaskan infrastruktur kesehatan public-private partnership dan berbagai model PPP serta perbedaannya.
Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK – KMK UGM menyelenggarakan Seri Diskusi Online dalam Forum Kebijakan Residen dan Forum Kebijakan JKN dengan tema “Harapan Untuk Pimpinan KKI yang Baru dalam Mengurangi Ketidakadilan Pelayanan Medik Spesialistik Di Era JKN Dan Kemungkinan Kekurangan Spesialis dalam Pandemi COVID-19”. Pemateri pertama adalah Insan Rekso Adiwibowo yang membahas tentang kekurangan spesialis paru. Indonesia memiliki kesenjangan geografis yang tinggi dan kebijakannya banyak yang Jawa-sentris. Kesenjangan ketersediaan SDM kesehatan antar daerah berdampak besar dalam mewujudkan jaminan kesehatan semesta, terutama masyarakat rawan (vulnerable). Ketidakmerataan ini tidak hanya terjadi secara nasional tetapi juga di tingkat provinsi, misal di Sumatera Utara, ketimpangan antara Medan (98 dokter paru) dan Tapanuli Selatan (1 dokter paru), dan persebaran dokter spesialis sangat berkaitan dengan persebaran RS. Pandemi COVID-19 akan membawa kesenjangan itu pada level yang fatal, karena akan membuat situasi pandemi ini tidak terkendali dan mengakibatkan lebih banyak korban.
Pertemuan minggu pertama pelatihan knowledge management kali ini membahas tentang materi ”Pengembangan Perpustakaan Digital untuk Mendukung Knowledge Management dan Diseminasi Informasi COVID-19 di Rumah Sakit”. Materi tersebut disampaikan oleh Sukirno, S.IP., MA. Acara pelatihan dibuka dengan pengantar singkat dari Prof. dr. Laksono Trisnantoro, MSc, PhD yang menyampaikan tentang latar belakang pentingnya revitalisasi perpustakaan di RS, tujuan pelatihan, dan outline pelatihan. Peserta pelatihan terdiri dari RSUP dr. Sardjito, RSA UGM, RS Bethesda, CEBU, dan HDSS Sleman dengan total 24 orang. Prof. Laksono berharap konsep knowledge management ini dapat terus berjalan untuk peningkatan mutu RS dan dinas kesehatan walaupun pandemi sudah berakhir.
Melanjutkan pertemuan sebelumnya, Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK – KMK UGM menyelenggarakan Pertemuan Seri Diskusi Online Kebijakan Pendidikan Residen. Sesi ketiga ini bertema “Riset Tentang Residen”. Sesi ini membahas tentang hasil penelitian mahasiswa S2 dan S3 FK KMK UGM yang berkaitan dengan residen.
Paparan pertama oleh dr. Diaz yang menjelaskan tentang analisis pemberian insentif residen di 8 negara. Dari 8 negara tersebut, status residen sebagai mahasiswa hanya di Indonesia saja, sedangkan yang lain sebagai pekerja. Untuk rerata jam kerja, paling tinggi di Amerika Serikat yaitu 80 jam/minggu, sedangkan di Indonesia tidak ada data yang tersedia. Rerata besaran insentif terbesar ada di Jepang yaitu sebesar $113.938/tahun untuk residen non universitas, sedangkan di Indonesia pola insentifnya belum diatur regulasinya.
Setelah menyelenggarakan series ke-3 rangkaian kursus berbasis website the Asia Pacific Network for Capacity Building in Health System Strengthening (ANHSS) pada 26 Agustus 2020 lalu, kali ini PKMK FK-KMK UGM kembali menyelenggarakan untuk series 4 pada 2 September 2020. Kegiatan ini berlangsung selama kurang lebih 2 jam yang dimoderatori oleh Shita Dewi, peneliti dari PKMK. Webinar series 4 ini memberikan gambaran umum tentang dua tools yang terkenal untuk keterlibatan sektor swasta, yaitu regulasi dan jaminan kualitas. Terdapat 2 pembicara utama yakni Prof. EK Yeoh dari The Chinese University of Hongkong dan Prof. dr. Adi Utarini, M.Sc., MPH., PhD dari Universitas Gadjah Mada.
Masalah kelebihan dan kekurangan gizi terjadi di seluruh lapisan umur, sehingga forum mengenai gizi remaja patut ditingkatkan. Gizi remaja memiliki implikasi penting untuk kemampuan negara mencapai target tujuan pembangunan berkelanjutan (SDG), dan juga pertumbuhan dan perkembangan ekonomi. Adapun remaja putri adalah calon ibu di masa depan dan status gizi mereka memberikan dampak langsung kepada status gizi dan kesehatan generasi selanjutnya. Webinar yang diadakan pada 2 September 2020 mengundang tiga panelis untuk mendiskusikan antara lain dukungan UNICEF Indonesia dalam program gizi remaja Indonesia, pengalaman layanan gizi remaja selama pandemi, dan peran remaja dalam distribusi tablet tambah darah (TTD) di masa pandemi. Ketiga panelis yang berkontribusi pada webinar kali ini ialah Airin Roshita, Nurhandini Eka Dewi, dan Ni Komang Ayu Sumetri, serta dimoderatori oleh Blandina Rosalina Bait.