Pos oleh :

hpm.fk

Pemberitaan Forum Nasional II Filantropi Kesehatan

Dengan semangat gotong – royong dan solidaritas yang meningkat di masyarakat pada masa pandemi COVID-19, filantropi memiliki peran besar dalam melengkapi kehadiran program pemerintah. Oleh karena itu, timbul suatu pertanyaan, “Bagaimana peranan filantropi dalam pendanaan kesehatan di masa pandemi COVID-19?” Untuk menjawab hal tersebut, Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan akan mengadakan Forum Nasional II Filantropi Kesehatan sebagai wadah elaborasi kemitraan di masa pandemi.

Forum ini diawali dengan pertemuan pertama pada Selasa, 24 Agustus 2021. Reportase selengkapnya dapat disimak melalui tautan berikut

REPORTASE

Berbagai pemberitaan di media dapat diakses melalui link berikut

https://ugm.ac.id/id/berita/21580-menguak-peran-filantropi-dalam-pendanaan-kesehatan-di-masa-pandemi-covid-19 

Menggiatkan Peran Filantropi di Masa Pandemi COVID-19

https://www.liputan6.com/regional/read/4640192/filantropi-berperan-besar-bantu-pemerintah-tangani-dampak-pandemi-covid-19

https://majalahcsr.id/apa-peran-filantropi-untuk-pendanaan-kesehatan-di-masa-pandemi-covid-19/

https://www.google.com/amp/s/www.kompas.tv/amp/article/204633/videos/jejak-filantropi-dalam-penanganan-covid-19-di-indonesia

https://www.kompas.id/baca/kesehatan/2021/08/25/filantrofi-berperan-penting-dalam-penanganan-covid-19-di-indonesia/ 

https://yogya.ayoindonesia.com/ngayogyakarta/pr-39949340/filantropi-gerakan-kebaikan-selamatkan-kekurangan-dana-di-masa-pandemi

https://today.line.me/id/v2/article/ZvLOnP

https://www.starjogja.com/2021/08/24/menguak-peran-filantropi-dalam-pendanaan-kesehatan-di-pandemi-covid-19/

 

https://id.berita.yahoo.com/filantropi-berperan-besar-bantu-pemerintah-110025202.html

Reportase : Webinar Kemandirian Industri Farmasi dan Alat Kesehatan

Direktorat Penelitian Universitas Gadjah Mada (UGM) bekerjasama dengan Forum Rektor Indonesia menyelenggarakan webinar dengan tema Kemandirian Industri Farmasi dan Alat Kesehatan. Kegiatan ini diselenggarakan dengan mengundang narasumber Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) RI Prof. Dr. Laksana Tri Handoko, M.Sc;  staf khusus Menteri Kesehatan Prof. dr.  Laksono Trisnantoro, M.Sc, PhD; Rektor UGM Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng; dan Wakil Rektor UGM Bidang Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, drg. Ika Dewi Ana, M.Kes, PhD. Moderator dalam diskusi ini adalah dr. Yodi Mahendradhata, M.Sc, PhD selaku ketua tim gugus tugas Kemandirian Industri Farmasi dan Alat Kesehatan (KIFA) UGM.

Webinar dibuka oleh Rektor UGM Prof. Panut Mulyono disertai dengan peluncuran pembentukan gugus tugas KIFA UGM. Menurut Rektor, pandemi COVID-19 ini sekaligus menjadi momentum transformasi teknologi untuk meningkatkan kemandirian industri farmasi dan alat kesehatan. “Selamat bertugas kepada tim gugus tugas dan kita menunggu terobosan – terobosan untuk peningkatan kemandirian industri farmasi dan alat kesehatan di Indonesia,” pesan Rektor pada tim gugus tugas KIFA UGM.

Panut menyebutkan Indonesia memiliki visi menjadi Negara Industri Tangguh pada 2025. Saat ini 95% bahan baku produk farmasi di Indonesia berasal dari pasar impor, sedangkan ketergantungan sektor alat kesehatan pada pasar impor mencapai 94%. Contoh bahan baku obat yang diimpor antara lain beta lactam, phenol, benzene, dan gelatin untuk pembuatan kapsul

Kepala BRIN, Prof. Laksana Tri Handoko menyampaikan mengenai fasilitasi regulasi dan pendanaan untuk mendorong pengembangan riset dari peneliti di berbagai instansi seluruh Indonesia. Staf khusus Menteri Kesehatan, Prof Laksono menuturkan pendekatan yang dapat dilakukan peneliti dalam pengembangan industri obat dan alat kesehatan yaitu dengan menggali kebutuhan industri dan kemitraan-kemitraan di dalam maupun luar negeri. Pembicara terakhir drg. Ika Dewi Ana menceritakan pengalamannya dalam pengembangan inovasi dan sistem di UGM dalam mendukung inovasi dari hulu ke hilir.

Video selengkapnya dapat disaksikan pada tautan berikut: Arsip Video

Vacancy: Full-Stack Developer to Build  Health Data Information Website 

Deadline: August 31st, 2021 Location: Yogyakarta 

We are looking for a Full-Stack Developer who will take a key role on our newly established  team. You will be responsible for the coding, design and layout of a website, as well as  managing the server-side deployment and maintenance according to the institute’s  specifications. The applicants must have experience in the planning and the delivery of web  applications.

Job Description

You will be responsible for the following tasks:

  • Writing efficient code
  • Creating websites/a website using standard HTML/CSS practices
  • Working closely with web designers, programmers, and client to produce the website ● Constant communication with other colleagues to develop and deploy their content – and ensuring there is a clear establishment of what can be created within what  timeframe
  • Researching different software programs, maintaining software documentation ● Implementing contingency plans in case the website goes down
  • Maintaining and expanding/enhancing the website once built
  • Managing a team might also be part of the job role

Qualifications and requirements

Although there are no formal educational requirements for this job, experience in the field will  be expected. Knowledge in the following is a requirement:

  • Comfortable with both front-end and back-end programming
  • Proficiency with fundamental front-end languages, such as HTML/XHTML, CSS,  JavaScript
  • Familiarity with server architecture and API principles
  • Familiarity with server-side frameworks, such as python, R, ruby, php, Java, ASP, or  ASP.NET
  • Familiarity with database systems such as MySQL, Oracle, or MongoDB ● Experience with R and R Shiny is not a must, but will be very appreciated. Experience  with Tableau and PowerBI could be an alternative.

If you are a fresh graduate, a Diploma or Bachelor’s degree in the following subjects should be  included:

  • Computer Science
  • Information System
  • Other relevant fields

Aside from these skills, there are a number of qualities to be highlighted:

  • Thorough functional knowledge and coding experience
  • Ability to multitask with strict time constraints, budgets, and goals
  • Strong communication skills
  • Management experience or examples that show ability to manage a team, should this  role involve team management

 

Conditions of employment

Fixed-term contract: 1 year.

  • Full-time position (40 hours per week) with a term of appointment of maximally 1 year.
  • The salary will be negotiated according to experience and skill level.
  • Positions will be available in early September 2021.

Employer

CHPM UGM

Center for Health Policy management (CHPM), also known as Pusat Kebijakan dan Manajemen  Kesehatan (PKMK), is a non-profit health research institute established on 5 February 1998.  CHPM is a research and consultation center under the structure of Universitas of Gadjah Mada,  one of the leading universities in Indonesia.

CHPM aims to provide policymakers and the stakeholder related to health with a better  understanding of the factors influencing policy decisions surrounding national and regional  concerns. To address this goal, the CHPM institution helps policymakers, national and local  researchers to design, plan, and conduct high-quality academic input for health policy. CHPM  ultimately expects to improve the health policies and management by improving the quality of  the consultancy, facilitation, and research upon which the policies are founded.

Additional information

For information about the position, please contact Andriani (email: pkmkdivisiph@gmail.com). Applications should include:

  1. a CV;
  2. a portofolio or example of published work;
  3. a short cover letter (no more than 500 words);

The required documents can be sent to pkmkdivisiph@gmail.com with clear email subject and  properly written content (i.e., explain your purpose and put a little description of the attached  documents).

Reportase Webinar “Tantangan dalam Penggunaan Obat dan Pengobatan COVID-19”

Ikatan Farmakologi Indonesia (IKAFI) bekerjasama dengan Perhimpunan Dokter Spesialis Farmakologi Klinik (PERDAFKI) menyelenggarakan webinar yang bertujuan untuk memberikan informasi mengenai penggunaan obat dan pengobatan COVID-19. Webinar ini dibuka dengan pengantar dari Dr. apt. Dra. L. Rizka Andalucia, M.Pharm. (Direktur Standardisasi Obat, Narkotika, Psikotropika, Prekursor, dan Zat Adiktif Badan POM RI). Menghadirkan empat pembicara yakni Prof. Dr. apt. Keri Lestari, Msi. (IKAFI Jawa Barat), dr. Budiono Santoso, Ph.D., SpFK (IKAFI-PERDAFKI Yogyakarta), Prof. Dr. dr. Rianto Setiabudy, SpFK (IKAFI-PERDAFKI Jakarta), dan dr. Gestina Aliska, SpFK (IKAFI-PERDAFKI Sumatera Barat). Webinar ini dipandu oleh apt. Drs. Victor S. Ringoringo, S.E., M.Sc. (IKAFI Jakarta).

 

Webinar dibuka dengan opening remark dari Dr. apt. Dra. L. Rizka Andalucia, M.Pharm. (Direktur Standardisasi Obat, Narkotika, Psikotropika, Prekursor, dan Zat Adiktif Badan POM RI). Rizka menekankan pentingnya rasionalitas dalam pengobatan COVID-19. Akses dan ketersediaan obat didukung oleh pemerintah dengan berbagai regulasi, yang utama adalah EUA/Emergency Use Authorization. Faktor keamanan pasien tetap diamati melalui evaluasi dan surveilans yang dilakukan paska pemberian EUA. 

Reportase selengkapnya dapat disimak pada link berikut: REPORTASE

Video rekaman webinar dapat disaksikan pada link berikut: VIDEO WEBINAR

Penetapan Harga Acuan Tertinggi Swab RT-PCR

Kementrian Kesehatan resmi menetapkan harga acuan tertinggi Swab RT-PCR di daerah pulau Jawa dan Bali sebesar Rp 495 ribu dan di luar pulau Jawa dan Bali sebesar Rp 550 ribu. Batas tarif tertinggi tersebut berlaku untuk masyarakat yang melakukan pemeriksaan RT-PCR atas permintaan sendiri. Batas tarif tertinggi tidak berlaku untuk kegiatan penelusuran kontak atau rujukan kasus COVID-19 ke rumah sakit yang penyelenggaraannya mendapatkan bantuan pemeriksaan RT-PCR dari pemerintah, atau merupakan bagian dari penjaminan pembiayaan pasien COVID-19.

Dirjen Pelayanan Kesehatan Prof. Abdul Kadir mengatakan berdasarkan evaluasi yang  dilakukan bersama dengan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) telah dilakukan perhitungan biaya-biaya pengambilan dan pemeriksaan RT-PCR. Hasil evaluasi menyebutkan biaya terdiri dari komponen – komponen berupa jasa pelayanan/SDM, komponen reagen dan bahan habis pakai (BHP), komponen biaya administrasi, overhead dan komponen lainnya yang disesuaikan dengan kondisi saat ini. Penetapan harga acuan tertinggi swab RT-PCR sebelumnya yang disampaikan melalui Surat Edaran Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Nomor HK.02.02/I/3713/2020 tanggal 05 Oktober 2020, dinyatakan tidak berlaku lagi. Kementerian Kesehatan menghimbau Dinas kesehatan provinsi dan dinas kesehatan kabupaten/kota harus melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pemberlakuan pelaksanaan batasan tarif tertinggi untuk pemeriksaan PCR.

Jika dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya, maka harga Test RT PCR di Indonesia termurah kedua setelah negara Vietnam. Adapun daftar harga Test PCR di ASEAN sebagai berikut
Thailand pada kisaran harga Rp. 1.300.000 – Rp 2.800.000,-
Singapura pada harga Rp. 1.600.000,-
Filipina pada kisaran harga Rp. 437.000 – Rp. 1.500.000,-
Malaysia pada harga Rp. 510.000
Vietnam pada harga Rp. 460.000

Simak video konferensi pers dari Kementerian Kesehatan pada tautan berikut

REKAMAN VIDEO

Mempersiapkan Persediaan Esensial dalam Penanganan COVID-19

Pada bulan Juli 2021, Indonesia menghadapi peningkatan jumlah kasus COVID-19. Ketersedian obat, alat pelindung diri (APD), dan bahan habis pakai menjadi tantangan yang membayangi seluruh rumah sakit yang melakukan penanganan pasien dengan COVID-19. Keterbatasan jumlah tenaga kesehatan dan sarana prasarana pun turut menambah ramai pemberitaan di media massa. 

World Health Organization (WHO) telah mengembangkan panduan WHO COVID-19 Essential Supplies Forecasting Tool (COVID-ESFT) untuk membantu persiapan respon kasus COVID-19. Panduan ini memungkinkan pengguna untuk menghitung komoditas esensial yang digunakan dalam proses manajemen pasien dan penanganan kasus secara nasional. Versi panduan saat ini mencakup tiga kategori komoditas penting: alat pelindung diri (APD), alat diagnostik, dan manajemen kasus. Panduan ini telah dirancang agar mudah digunakan, dan memungkinkan pengguna untuk memperkirakan kebutuhan komoditas dengan cepat berdasarkan asumsi data pandemi negara tertentu.

Pelajari panduan selengkapnya pada tautan berikut 

KLIK DISINI

Buku Saku Tanya Jawab Seputar Vaksinasi COVID-19

Indonesia dan negara-negara lain masih terus berjuang untuk mengatasi pandemi COVID-19. Berbagai upaya pengendalian terus dilakukan, salah satunya melalui pelaksanaan COID-19. Vaksinasi COVID-19 merupakan upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga diharapkan saat terpajan dengan penyakit tersebut maka tidak akan sakit atau hanya mengalami gejala yang ringan.

Vaksinasi COVID-19 di Indonesia mulai dilaksanakan pada Januari 2021 dan diharapkan dapat menjangkau seluruh masyarakat secara bertahap. Dukungan dan partisipasi aktif masyarakat  sangat diperlukan dalam mendukung kegiatan vaksinasi.

Kementerian Kesehatan RI menyusun Buku Saku Tanya Jawab Seputar Vaksinasi COVID-19 untuk memberikan informasi yang tepat bagi masyarakat, Buku ini dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan umum dari masyarakat. Isi dari buku ini adalah rangkuman pertanyaan-pertanyaan tentang vaksinasi COVID-19 yang sering ditanyakan oleh masyarakat. Informasi yang benar dari sumber terpercaya diharapkan menghapus keraguan di masyarakat sehingga target cakupan vaksinasi dapat tercapai.

Unduh bukunya pada link berikut KLIK DISINI

Podcast Hospital Management Talk Episode 2 Sesi#2

“Keterlambatan Klaim di tengah Lonjakan Kasus COVID-19, Bagaimana Kondisi Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit saat ini?”

 

Narasumber :

dr Susi Herawati, M.Kes (Direktur RSUD Kota Semarang)

dr Rita Rogayah, Sp.P(K), MARS (Direktur PKR Kemenkes RI)

Host : Yos Hendra, SE., MM., M.Ec.Dev, Ak.

Podcast episode ini menggali masalah terkait isu keterlambatan klaim layanan kesehatan (COVID-19) yang mengakibatkan beberapa rumah sakit mengalami krisis keuangan di tengah lonjakan kasus COVID-19. Untuk lebih lengkapnya, silahkan mengakses link berikut

PODCAST SELENGKAPNYA

Series 3 Bincang Bincang SKN : Strategi Vaksinasi untuk Memperkuat Sistem Kesehatan Nasional Menghadapi Pandemi COVID-19

Selamat berjumpa kembali pemerhati website sistem kesehatan, minggu ini website sistem kesehatan menampilkan kembali podcast bincang – bincang SKN series 3 terkait vaksin COVID-19. Bincang – bincang ini membahas bagaimana strategi vaksinasi untuk memperkuat SKN menghadapi Pandemi COVID-19 dengan narasumber dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes. Hoaks, misinformasi, dan narasi negatif menjadi tantangan paling besar terhadap program vaksinasi ini yang mengakibatkan masyarakat takut dan tidak mau divaksin. Namun demikian, lebih banyak masyarakat yang antusias untuk mendapatkan vaksin. Kemenkes telah melakukan dua kali survei untuk mendapatkan data mengapa masyarakat ragu -ragu vaksin, hasilnya menunjukkan populasi ragu – ragu karena takut atau tidak percaya. Kampanye vaksin semakin ditingkatkan, banyak lintas sektor yang terlibat seperti TNI dan organisasi profesi. Pemerintah juga mengembangkan situs website dan aplikasi yang dapat digunakan secara umum untuk memeriksa apakah informasi yang didapatkan hoaks. Pandemi COVID-19 bukan tanggung jawab individual atau satu komunitas tertentu melainkan tanggung jawab bangsa, gotong royong dengan melibatkan semua pihak bersama – sama memerangi dan mensukseskan vaksinasi. Selengkapnya dapat disimak melalui video

Video Selengkapnya

Podcast Hospital Management Talk Episode 2 Sesi#1

“Keterlambatan Klaim di tengah Lonjakan Kasus COVID-19, Bagaimana Kondisi Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit saat ini?”

Narasumber :

dr. R. Heru Ariyadi, MPH (Ketua ARSADA)

drg Susi Setiawaty, MARS (Ketua ARSSI)

Host : Yos Hendra, SE., MM., Ak., CA., M.Ec.Dev., MAPPI (Cert)

Podcast episode ini menggali masalah terkait isu keterlambatan klaim layanan kesehatan (COVID-19) yang mengakibatkan beberapa rumah sakit mengalami krisis keuangan di tengah lonjakan kasus COVID-19. Untuk lebih lengkapnya, silahkan mengakses link berikut

PODCAST SELENGKAPNYA