Dalam pengembangan kurikulum disaster nursing di prodi pendidikan Ners, termasuk mempertajam kekhususan Poltekkes Kemenkes Palu pada bencana wilayah pantai. Maka tujuan agenda kunjungan ke Divisi Manajemen Bencana Kesehatan (MBK) PKMK FK – KMK UGM ini adalah untuk memperdalam lagi kompetensi dan kurikulum terkait Manajemen Bencana Kesehatan atau Disaster Health Management (DHM) untuk tenaga kesehatan yang diantaranya mahasiswa didik di jurusan keperawatan ini, ungkap Ketua Jurusan Pendidikan Profesi Ners, Doktor Jurana.
arsip pengantar
Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) telah menerbitkan dokumen kerangka kerja analitis mengenai dampak multisektoral dari pandemi COVID-19 terhadap status gizi ibu dan anak. Dokumen ini disusun dalam tiga fase yaitu konseptualisasi, tinjauan pustaka, dan desain kerangka kerja. Kerangka kerja ini mencakup kontekstual yang spesifik, sistemik, dan faktor-faktor yang dapat berdampak pada intervensi, kebijakan, program, maupun aktivitas terkait status nutrisi ibu dan anak. Konteks yang dibahas antara lain dari aspek pemerintahan, sumber daya, dan sosiokultural.
Imunisasi adalah salah satu pilar dari pelayanan kesehatan masyarakat dengan banyak kisah sukses menyelamatkan jutaan nyawa setiap tahunnya. Saat ini telah tersedia lebih dari 20 vaksin untuk mencegah penyakit dan melindungi masyarakat. Pandemi COVID-19 telah mengingatkan semua orang mengenai pentingnya akses terhadap vaksin dalam menyelamatkan nyawa.
Beberapa negara melaporkan angka vaksinasi tampak terhenti bahkan ada yang berbalik arah. Risiko penurunan cakupan vaksinasi adalah tantangan di beberapa negara. Capaian yang telah diraih pada tahun-tahun sebelumnya seolah hilang akibat dampak pandemi. Salah satu contohnya adalah penurunan persentase anak yang menerima tiga dosis vaksinasi difteri,pertusis, dan tetanus (DPT) sebesar 5 basis poin atau turun dari tahun 2019 ke 2021 menjadi 81 persen.
Pandemi COVID-19 telah menunjukkan bahwa pengelolaan anggaran merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari respon terhadap kedaruratan kesehatan. Efektivitas dalam pembiayaan respon oleh sistem kesehatan tidak hanya tergantung pada tingkat kebijakan anggaran tetapi juga detail cara dana publik dialokasikan dan dibelanjakan dimana hal ini ditentukan oleh aturan-aturan yang berlaku dan bagaimana uang mengalir ke penyedia layanan kesehatan. Penilaian awal telah menunjukkan bahwa sistem manajemen pembiayaan publik merupakan salah satu pilar pendukung yang mendasar sehingga bertindak sebagai kunci dalam respon sistem kesehatan terhadap pandemi COVID-19. Studi mengenai aspek klinis dari COVID-19 telah cukup banyak dilakukan, aspek manajemen dalam mekanisme respon terutama dari sisi manajemen pembiayaan publik atau pengelolaan anggaran pemerintah juga perlu mendapat perhatian khusus.
Pandemi COVID-19 telah memukul keras sistem kesehatan di berbagai negara. Pembelajaran menjadi variabel kunci dalam respon sistem kesehatan sebuah negara dalam menghadapi krisis ini. Banyak hal yang dapat dipelajari dari respon terhadap gelombang pandemi COVID-19, penelitian inovatif, dan berbagai publikasi baru yang membantu mengatasi dampak pandemi. Tentunya proses tersebut juga meninggalkan jejak berupa hilangnya nyawa pasien dan juga dampak ekonomi yang masif. Kejadian ini mengingatkan kita bahwa proses belajar adalah suatu proses yang berjalan seumur hidup.
PKMK FK-KMK UGM mengajak mitra universitas di setiap provinsi untuk melakukan diskusi kebijakan dengan pemerintah daerah dan/atau pemerintah pusat untuk mendukung pelaksanaan kebijakan pembiayaan kesehatan dan jaminan kesehatan nasional (JKN). Dialog kebijakan ini menjadi penting mengingat anggaran kesehatan di pusat hingga daerah mengalami gangguan selama pandemi COVID-19. Di sisi lain, Beban Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) setiap tahun semakin meningkat. Tahun 2017 ke tahun 2018 terjadi peningkatan berturut – turut 26% (2017), 12% (2018), 15% (2019) dan turun -12% tahun 2020 karena situasi pandemi. Data BPJS Kesehatan menggambarkan bahwa penyakit katastropik tahun 2020 menempati 25% – 31% dari total beban jaminan kesehatan. Beban jaminan kesehatan untuk penyakit katastropik secara nasional dapat dijelaskan dalam gambar di bawah ini.
Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) baru saja merilis publikasi WHO Quality Toolkit, yang menyediakan alat praktis untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan. Materi ini dikumpulkan bersama untuk pertama kalinya dari berbagai program di WHO. Publikasi ini diharapkan dapat peningkatan kualitas layanan kesehatan di setiap tingkat sistem kesehatan, dari tingkat nasional, daerah, fasilitas pelayanan kesehatan, dan di tingkat masyarakat.
Toolkit ini melengkapi publikasi sebelumnya yaitu Quality health services: a planning guide yang menyediakan peta jalan dalam mengambil tindakan di seluruh sistem kesehatan untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan. Materi toolkit memberikan langkah-langkah pendekatan praktis yang dapat mendukung implementasi tindakan yang diperlukan. Toolkit ini akan terus diperbarui secara berkala untuk memasukkan informasi dan praktik baik dari WHO.
Setiap tahun negara-negara di dunia merayakan Hari Donor Darah Sedunia (WBDD) pada tanggal 14 Juni. Acara ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan perlunya darah dan produk darah yang aman dan sebagai ucapan terima kasih kepada para donor darah yang telah sukarela menyumbangkan darah untuk menyelamatkan jiwa pasien yang membutuhkan.
Pelayanan donor darah yang dapat memberikan akses ke produk darah yang aman dan dalam jumlah yang cukup adalah komponen kunci dari sistem kesehatan yang efektif. Tema Hari Donor Darah Sedunia kali ini adalah Donor Darah Merupakan Sebuah Aksi Solidaritas. Tema ini dipilih sebagai bentuk apresiasi dan pengakuan atas individu-individu tanpa pamrih yang menyumbangkan darah mereka untuk orang-orang yang tidak mereka kenal.
Kementerian Kesehatan melalui Pusat Krisis Kesehatan bekerja sama dengan Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (PKMK FK-KMK UGM) menggelar pertemuan pembentukan ASEAN Institute of Disaster Health Management (AIDHM) pada tanggal 2-3 Juni 2022, di Yogyakarta.
Pertemuan tersebut merupakan tindak lanjut dari hasil The 15th ASEAN Health Ministrial Meeting (AHMM) Mei 2022 lalu di Nusa Dua, Bali yang menunjuk Indonesia sebagai tuan rumah AIDHM.
Pandemi COVID-19 menyadarkan kita akan pentingnya resiliensi sektor kesehatan. Transformasi sistem kesehatan dilakukan untuk memperbaiki permasalahan kesehatan sehingga meningkatkan kapasitas dan resiliensi sistem kesehatan. Salah satu pilar pendukung transformasi adalah pilar transformasi sistem ketahanan kesehatan terdiri dari meningkatkan ketahanan sektor farmasi dan alat kesehatan serta memperkuat ketahanan tanggap darurat dengan program prioritas untuk meningkatkan ketahanan sektor farmasi dan alat kesehatan adalah riset dan uji klinik bahan baku obat, obat, dan obat tradisional produksi dalam negeri dan produksi fitofarmaka dalam negeri.