Sumber gambar: who.int
Menyusui telah terbukti memberikan manfaat kesehatan bagi ibu dan bayi, baik di negara berpenghasilan tinggi maupun rendah. Namun, kurang dari 50% bayi di seluruh dunia yang mendapatkan ASI menurut rekomendasi WHO. Selama beberapa dekade, industri susu formula komersial telah menggunakan strategi pemasaran eksploitatif, yang dirancang untuk memanfaatkan ketakutan dan kekhawatiran para orang tua. Strategi pemasaran tersebut mengubah pemberian makan bayi dan anak menjadi bisnis bernilai miliaran dolar yang menghasilkan pendapatan senilai 55 miliar dollar setiap tahun.
Seri makalah dari The Lancet ini menguraikan strategi yang digunakan oleh produsen susu formula untuk menargetkan orang tua, profesional perawatan kesehatan, dan pembuat kebijakan. Praktik pemasaran oleh industri yang meragukan dan eksploitatif diperparah dengan lobi-lobi pada pejabat pemerintah secara diam-diam melalui asosiasi perdagangan dengan menentang penguatan undang-undang perlindungan menyusui dan mengubah peraturan tentang standar makanan bayi.
Secara khusus, penulis menyoroti kebutuhan perlindungan yang memadai bagi ibu hamil dan ibu bersalin oleh undang-undang. Termasuk cuti hamil dan cuti melahirkan yang selaras dengan rekomendasi WHO untuk pemberian ASI eksklusif yaitu berdurasi minimal enam bulan. Perlindungan pada perempuan juga perlu diperluas kepada jutaan perempuan yang bekerja di sektor informal dan belum mendapatkan akses pelayanan kesehatan.
Pelajari makalah selengkapnya pada tautan berikut