Kesehatan otak adalah salah satu bidang ilmu kesehatan yang sedang berkembang. Otak merupakan organ tubuh manusia yaang paling kompleks. Organ ini memiliki fungsi regulasi yang dapat mempengaruhi fungsi utama tubuh seperti kardiovaskular, respirasi, endokrin, dan sistem imun. Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan otak sejak masa prakonsepsi. Optimalisasi kesehatan otak artinya menghadapi tantangan dari lima kelompok determinan kesehatan otak yaitu kesehatan fisik, kesehatan lingkungan, keamanan dan keselamatan, pembelajaran sepanjang hayat dan hubungan sosial, serta akses pada pelayanan kesehatan yang berkualitas.
2022
Pada Agustus hingga Desember 2022 Tim Lintas Departemen FK – KMK UGM dan PKMK UGM menyelenggarakan Webinar Series Dialog Kebijakan Diabetes Melitus. Kegiatan ini dilatarbelakangi oleh upaya kepedulian FK – KMK UGM terhadap pengendalian berbagai penyakit katastropik yang menjadi beban JKN. Diabetes sendiri merupakan faktor risiko metabolik yang sangat penting terkait penyakit jantung, gagal ginjal dan stroke. Diabetes melitus dianggap sebagai faktor risiko independen melalui terjadinya dislipidemia, gangguan fungsi pembuluh darah, dan hipertensi. Baik jumlah kasus maupun prevalensi diabetes akan terus meningkat oleh karena DM bersifat kronis dan akumulatif. Berdasarkan fakta tersebut, Tim Analis Kebijakan FK – KMK UGM untuk DM berencana menyusun sebuah monograf untuk menilik kebijakan yang telah ada di Indonesia, membandingkan dengan situasi di lapangan, dan merumuskan usulan kebijakan untuk memperbaiki manajemen diabetes di Indonesia. Monograf analisis kebijakan akan di susun setiap tahun sebagai bagian dari monitoring kebijakan DM di Indonesia.
Dalam pengembangan kurikulum disaster nursing di prodi pendidikan Ners, termasuk mempertajam kekhususan Poltekkes Kemenkes Palu pada bencana wilayah pantai. Maka tujuan agenda kunjungan ke Divisi Manajemen Bencana Kesehatan (MBK) PKMK FK – KMK UGM ini adalah untuk memperdalam lagi kompetensi dan kurikulum terkait Manajemen Bencana Kesehatan atau Disaster Health Management (DHM) untuk tenaga kesehatan yang diantaranya mahasiswa didik di jurusan keperawatan ini, ungkap Ketua Jurusan Pendidikan Profesi Ners, Doktor Jurana.
Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) telah menerbitkan dokumen kerangka kerja analitis mengenai dampak multisektoral dari pandemi COVID-19 terhadap status gizi ibu dan anak. Dokumen ini disusun dalam tiga fase yaitu konseptualisasi, tinjauan pustaka, dan desain kerangka kerja. Kerangka kerja ini mencakup kontekstual yang spesifik, sistemik, dan faktor-faktor yang dapat berdampak pada intervensi, kebijakan, program, maupun aktivitas terkait status nutrisi ibu dan anak. Konteks yang dibahas antara lain dari aspek pemerintahan, sumber daya, dan sosiokultural.
Imunisasi adalah salah satu pilar dari pelayanan kesehatan masyarakat dengan banyak kisah sukses menyelamatkan jutaan nyawa setiap tahunnya. Saat ini telah tersedia lebih dari 20 vaksin untuk mencegah penyakit dan melindungi masyarakat. Pandemi COVID-19 telah mengingatkan semua orang mengenai pentingnya akses terhadap vaksin dalam menyelamatkan nyawa.
Beberapa negara melaporkan angka vaksinasi tampak terhenti bahkan ada yang berbalik arah. Risiko penurunan cakupan vaksinasi adalah tantangan di beberapa negara. Capaian yang telah diraih pada tahun-tahun sebelumnya seolah hilang akibat dampak pandemi. Salah satu contohnya adalah penurunan persentase anak yang menerima tiga dosis vaksinasi difteri,pertusis, dan tetanus (DPT) sebesar 5 basis poin atau turun dari tahun 2019 ke 2021 menjadi 81 persen.
Pandemi COVID-19 telah menunjukkan bahwa pengelolaan anggaran merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari respon terhadap kedaruratan kesehatan. Efektivitas dalam pembiayaan respon oleh sistem kesehatan tidak hanya tergantung pada tingkat kebijakan anggaran tetapi juga detail cara dana publik dialokasikan dan dibelanjakan dimana hal ini ditentukan oleh aturan-aturan yang berlaku dan bagaimana uang mengalir ke penyedia layanan kesehatan. Penilaian awal telah menunjukkan bahwa sistem manajemen pembiayaan publik merupakan salah satu pilar pendukung yang mendasar sehingga bertindak sebagai kunci dalam respon sistem kesehatan terhadap pandemi COVID-19. Studi mengenai aspek klinis dari COVID-19 telah cukup banyak dilakukan, aspek manajemen dalam mekanisme respon terutama dari sisi manajemen pembiayaan publik atau pengelolaan anggaran pemerintah juga perlu mendapat perhatian khusus.
Pandemi COVID-19 telah memukul keras sistem kesehatan di berbagai negara. Pembelajaran menjadi variabel kunci dalam respon sistem kesehatan sebuah negara dalam menghadapi krisis ini. Banyak hal yang dapat dipelajari dari respon terhadap gelombang pandemi COVID-19, penelitian inovatif, dan berbagai publikasi baru yang membantu mengatasi dampak pandemi. Tentunya proses tersebut juga meninggalkan jejak berupa hilangnya nyawa pasien dan juga dampak ekonomi yang masif. Kejadian ini mengingatkan kita bahwa proses belajar adalah suatu proses yang berjalan seumur hidup.
PKMK FK-KMK UGM mengajak mitra universitas di setiap provinsi untuk melakukan diskusi kebijakan dengan pemerintah daerah dan/atau pemerintah pusat untuk mendukung pelaksanaan kebijakan pembiayaan kesehatan dan jaminan kesehatan nasional (JKN). Dialog kebijakan ini menjadi penting mengingat anggaran kesehatan di pusat hingga daerah mengalami gangguan selama pandemi COVID-19. Di sisi lain, Beban Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) setiap tahun semakin meningkat. Tahun 2017 ke tahun 2018 terjadi peningkatan berturut – turut 26% (2017), 12% (2018), 15% (2019) dan turun -12% tahun 2020 karena situasi pandemi. Data BPJS Kesehatan menggambarkan bahwa penyakit katastropik tahun 2020 menempati 25% – 31% dari total beban jaminan kesehatan. Beban jaminan kesehatan untuk penyakit katastropik secara nasional dapat dijelaskan dalam gambar di bawah ini.
Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) baru saja merilis publikasi WHO Quality Toolkit, yang menyediakan alat praktis untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan. Materi ini dikumpulkan bersama untuk pertama kalinya dari berbagai program di WHO. Publikasi ini diharapkan dapat peningkatan kualitas layanan kesehatan di setiap tingkat sistem kesehatan, dari tingkat nasional, daerah, fasilitas pelayanan kesehatan, dan di tingkat masyarakat.
Toolkit ini melengkapi publikasi sebelumnya yaitu Quality health services: a planning guide yang menyediakan peta jalan dalam mengambil tindakan di seluruh sistem kesehatan untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan. Materi toolkit memberikan langkah-langkah pendekatan praktis yang dapat mendukung implementasi tindakan yang diperlukan. Toolkit ini akan terus diperbarui secara berkala untuk memasukkan informasi dan praktik baik dari WHO.
Indonesia menjadi sekretariat ASEAN Institute for Disaster Health Management (AIDHM) sebagai wadah Jejaring negara- negara region ASEAN dalam manajemen bencana kesehatan – Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes dan
PKMK didukung oleh Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM berperan untuk menyiapkan dan menjalankan program AIDHM.
KUALIFIKASI
- Lulusan minimal S1 Manajemen / S1 Komunikasi
- Menguasai bahasa Inggris aktif secara lisan dan tulisan yang dibuktikan dengan sertifikat nilai TOEFL minimal 500 dan diterbitkan dari lembaga internasional/ lembaga bahasa
- Pengalaman di bidang administrasi minimal 1 tahun menguasai program Ms. Office (min Word, Excel, Powerpoint) dan aplikasi internet
- Mampu bekerjasama dengan tim
- Mampu mengerjakan hal administrasi
- Mampu bekerja di bawah tekanan
- Bersedia keluar kota
Surat lamaran dan kelengkapan administrasi, dapat dikirimkan secara elektronik melalui email: chpm@ugm.ac.id paling lambat tanggal 25 Juni 2022