Pertemuan minggu kesembilan pelatihan knowledge management kali ini peserta memperoleh materi mengenai “Portal Knowledge Management Covid-19” yang sedang dikembangkan oleh PKMK FK – KMK UGM. Selanjutnya dilakukan demonstrasi penggunaan kolom pencarian website manajemencovid.net sesuai dengan prinsip taksonomi. Peserta juga mengerjakan post test untuk mengetahui sejauh mana pemahaman peserta atas materi yang diberikan dari minggu 1 – 8 yang telah berlalu. Pertemuan hari ini menghadirkan Sukirno, SIP, MA sebagai narasumber dan dr. Lutfan Lazuardi, PhD sebagai moderator.
perpustakaan
26 Oktober 2020
Pertemuan minggu kedelapan pelatihan knowledge management kali ini membahas analisis SWOT, penentuan arah pengembangan, dan rencana anggaran di instansi masing-masing. Acara kali ini diisi dengan presentasi dari masing – masing tim dan diskusi bersama fasilitator. Pertemuan hari ini menghadirkan dr. Lutfan Lazuardi, PhD dan Ni Luh Putu Eka Andayani, SKM. M.Kes sebagai fasilitator.
RSUP dr. Sardjito
Tim RSUP dr. Sardjito memaparkan tentang analisis SWOT, serta rencana strategis tahun 2020 – 2024 di mana salah satunya ingin bergabung dengan Indonesia One Search dan akan melakukan pengembangan perpustakaan digital. Rencana anggaran masih harus dibicarakan dengan banyak pihak. Sumber pendanaan kemungkinan dari AHS atau menjalin kerja sama dengan pihak lain.
19 Oktober 2020
Pertemuan minggu ketujuh pelatihan knowledge management kali ini membahas “Analisis SWOT untuk Penajaman Proposal Pengembangan Perpustakaan”. Materi tersebut disampaikan oleh Ni Luh Putu Eka Andayani, SKM, M.Kes dengan moderator dr. Lutfan Lazuardi, PhD. Pada pertemuan hari ini diharapkan peserta mampu menajamkan proposal dengan analisis SWOT supaya dapat menjadi rencana strategi bisnis agar tujuan utama sebagai learning resource center bisa terwujud.
Putu memaparkan review singkat materi sebelumnya di mana perpustakaan harus mampu berperan dalam mengelola pengetahuan dalam organisasi dan melakukan inovasi digital. Perpustakaan mampu mengelola pengetahuan dengan menghasilkan pengetahuan baru, sharing pengetahuan, membantu organisasi untuk menyeleksi dan mentransfer informasi penting. Saat ini pengetahuan mengenai COVID-19 sudah lebih banyak dibandingkan beberapa bulan lalu dan kita perlu menyaring informasi tersebut berdasarkan evidence based. Perpustakaan dapat berperan dalam proses ini untuk membantu manajemen dalam pengambilan keputusan dan membantu para klinisi dalam penanganan pasien. Putu memaparkan lebih lanjut mengenai analisis SWOT. Analisis SWOT adalah instrumen siap pakai untuk memahami situasi lingkungan dengan memetakan S-W-O-T lembaga. Hasil analisis SWOT dapat digunakan sebagai basis pengambilan keputusan dalam perencanaan. Strength dan Weakness berasal dari analisis lingkungan internal lembaga yang akan membantu mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan. Opportunity dan Threat berasal dari analisis lingkungan eksternal lembaga yang akan membantu mengidentifikasi peluang dan ancaman. Secara detail Strength (kekuatan) meliputi SDM, peralatan, pengetahuan, infrastruktur yang mampu membuat kita bertahan dan berkembang. Weakness (kelemahan) dapat dijabarkan mirip seperti Strength, namun hal – hal tersebut yang menghambat kita untuk berkembang. Bisa jadi jumlah SDM dijabarkan sebagai kekuatan namun skill yang kurang itu sebagai kelemahan. Dalam mengidentifikasi Opportunity (peluang) diperlukan kreativitas, misalnya kerjasama baru yang mungkin dilakukan dan sumber dana baru yang dapat diakses. Threat (ancaman) merupakan kondisi eksternal jauh maupun dekat, mikro atau makro yang dapat menghambat pertumbuhan organisasi. Diperlukan sensitivitas untuk mengidentifikasi hal ini.
12 Oktober 2020
Pertemuan minggu keenam pelatihan knowledge management kali ini membahas identifikasi situasi yang ada di instansi masing – masing. Acara kali ini diisi dengan presentasi dari masing – masing tim dan diskusi bersama fasilitator. Pertemuan hari ini menghadirkan dr. Lutfan Lazuardi, PhD, Ni Luh Putu Eka Andayani, SKM. MKes, dr. Guardian Yoki Sanjaya, MHlthInfo sebagai fasilitator. Peserta memaparkan rencana proposal yang telah dibuat dan harapannya dapat dikembangkan menjadi proposal yang lebih detail setelah pertemuan ini.
Pertemuan minggu keempat pelatihan knowledge management kali ini membahas tentang materi “Taksonomi dan Tagging Sumber Referensi”. Materi tersebut disampaikan oleh dr. Lutfan Lazuardi, PhD. Sebelum pemaparan materi, peserta mengerjakan kuis untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan peserta terkait review materi yang diberikan pada pertemuan sebelumnya. Lutfan memaparkan, knowledge management merupakan proses membuat, membagi dan menggunakan informasi dan pengetahuan untuk mengambil manfaat bagi organisasi. Siklus manajemen pengetahuan meliputi create, share, store, use, update. Basis data yang terkenal sebagai perangkat pendukung penerapan manajemen pengetahuan adalah Pubmed dan Cochrane Library. Selain itu website tersebut, saat ini PKMK FKKMK UGM sedang mengembangkan manajemencovid.net yang dapat dengan mudah diakses. Ada banyak informasi baru dari pakar tentang COVID-19 ini sehingga ada lonjakan informasi yang luar biasa yang perlu kita kelola. Pengelolaan literatur dapat lebih mudah dengan konsep taksonomi dan tagging. Taksonomi adalah pengklasifikasian akan sesuatu dalam hal ini yang diklasifikasikan adalah sumber referensi agar mudah diakses oleh penggunanya. Metadata merupakan informasi mengenai data itu sendiri. Misalnya saja sebuah buku memiliki metadata yaitu judul buku, pengarang, kota terbit, tahun terbit, penerbit, ISBN, kata kunci, edisi. Ada beberapa software untuk mengelola referensi, antara lain Endnote, Zotero, Jabref, Bibtex, dan Mendeley. Endnote adalah software berbayar, sedangkan Jabref, Bibtex, dan Mendeley dapat diakses secara gratis. Mendeley dinilai mudah digunakan untuk pemula karena memudahkan untuk sinkronisasi dan ada fasilitas grouping. Selanjutnya Lutfan menunjukkan tutorial cara penggunaan software Mendeley agar peserta dapat mencobanya secara mandiri. Di akhir pertemuan, Lutfan memberikan pembahasan singkat mengenai kuis yang telah dikerjakan oleh peserta. Lalu peserta diberi tugas untuk mencoba menggunakan software Mendeley secara mandiri sebagai penugasan pertemuan minggu kelima ini.
Pertemuan minggu keempat pelatihan knowledge management kali ini membahas tentang materi ”Analisis Bibliometrik Kesehatan”. Materi tersebut disampaikan oleh Anis Fuad, DEA. Anis memaparkan bibliometrik merupakan hal yang pasti sudah dikenal oleh pustakawan. Bibliometrik adalah penggunaan metode statistik dalam menganalisis literatur. Studi bibliometrik bermanfaat untuk scoping dan identifikasi perkembangan/trend pengetahuan, analisis jejaring dan kolaborasi peneliti/institusi, perkembangan sitasi. Misalnya untuk penelitian COVID-19 dilihat bagaimana trennya, dan berapa jumlah publikasinya. Peserta diberikan contoh artikel mengenai bibliometrik kesehatan. Bibliometrik dapat digunakan untuk melihat perkembangan ilmu untuk dapat disampaikan pada klinisi dan manajemen di rumah sakit. Metode dalam studi bibliometrik, antara lain analisis sitasi, analisis co-sitasi, keterhubungan bibliografis, analisis co-author, analisis co-word. Perangkat lunak yang gratis dan dapat dimanfaatkan untuk pengolahan data adalah VOSviewer, CitNetExplorer, BibliometrixR, Gephi. Anis menambahkan,untuk dapat menggunakan perangkat lunak tersebut, pustakawan harus memiliki basis data pengetahuan seperti Pubmed, Dimensions, Scopus, Web of Science, Google Scholar. Langkah – langkah membuat studi bibliometrik yaitu perumusan topik, formulasi query (pencarian di basis data), ekspor hasil pencarian untuk analisis lebih lanjut, pembersihan data (data cleaning), pengolahan dan visualisasi data, data linkage (menghubungkan dengan sumber data lain), analisis dan interpretasi, dan penulisan. Muncul pertanyaan dari peserta apakah perangkat lunak yang berbeda akan menunjukkan hasil yang berbeda? Anis menjawab bahwa masing – masing aplikasi saling melengkapi dan bisa jadi ada perbedaan hasil. Oleh karena itu, sebaiknya yang digunakan adalah fitur komparasi. Pada akhirnya perbedaan tersebut bukan hal yang principal karena pada akhirnya yang peting adalah metodologi dan waktu eksperimen dilakukan. Perkembangan ilmu berlangsung begitu cepat sehingga hasil yang diperoleh hari ini dapat berbeda dengan besok. Anis menyampaikan tutorial mengenai pencarian artikel di Pubmed untuk analisis bibliometrik dan analisis data Pubmed menggunakan VOSviewer. Di akhir pertemuan, peserta diberi tugas mencoba teknik bibliografi untuk mendapatkan informasi dari Pubmed dengan topik bebas. Kemudian data dianalisis dengan menggunakan perangkat VOSviewer.
Pertemuan minggu kedua pelatihan knowledge management kali ini membahas tentang materi “Information Retrieval COVID-19 dari Berbagai Sumber”. Sesi ini bertujuan memberikan pengetahuan untuk menelusuri informasi ilmiah dan juga pemanfaatan search tool. Penelusuran literatur merupakan sebuah proses pencarian sistematis terhadap semua literatur yang dipublikasikan berkaitan dengan topik tertentu. Fungsi dari penelusuran adalah untuk bahan pendukung penulisan, membantu pemilihan metodologi penelitian, dan menghindari kesalahan dari penelitian terdahulu. Pelatihan ini memilih topik penanganan pandemi COVID-19 sebagai bahan pembelajaran peserta.
Pertemuan minggu ketiga pelatihan knowledge management kali ini membahas ”Pathfinders : Peta Sumber Daya Informasi Perpustakaan”. Materi tersebut disampaikan oleh Haxa Soeprijanto, S.Ikom. Haxa mengawali pemaparan dengan menyampaikan bahwa informasi harus dikemas sedemikian rupa ke dalam bentuk yang mudah dipahami oleh penggunanya dengan menggunakan suatu metode. Kemas ulang informasi berfungsi memudahkan pengguna dalam memilih informasi, menghemat waktu, tenaga, juga biaya, sarana penyebaran informasi yang efektif dan efisien, sebagai alat penerjemah terhadap suatu hal dengan cepat, dan menyediakan informasi secara cepat dalam memenuhi kebutuhan pengguna. Terdapat beberapa jenis produk kemas ulang informasi, antara lain Current Awareness Services (CAS), Selective Dissemination of Information (SDI), analisis dan konsolidasi informasi, abstrak, terjemahan dokumen, direktori, dan newsletters. Pathfinder adalah bibliografi subjek yang dirancang untuk menuntun pengguna melalui proses penelitian topik tertentu dengan cara yang sistematis memanfaatkan alat temuan terbaik yang dimiliki perpustakaan. Pathfinder berfungsi sebagai langkah awal bagi pemustaka dalam melakukan penelusuran, memberi informasi bagaimana menelusur sebuah subjek, dan membantu pemustaka yang masih awam. Haxa juga memaparkan mengenai elemen – elemen apa saja yang terkandung dalam pathfinder dan bagaimana format pathfinder. Tantangan bagi pustakawan saat ini adalah “bagaimana pustakawan dapat meningkatkan kapasitas dan kapabilitasnya sehingga sumber-sumber informasi yang ada di perpustakaan dapat dikemas sebaik dan semenarik mungkin?”. Di akhir pertemuan, peserta diberi tugas untuk membuat pathfinder dengan desain semenarik mungkin untuk menyajikan informasi terseleksi mengenai topik COVID-19 dan cardiovascular disease.
Pertemuan minggu pertama pelatihan knowledge management kali ini membahas tentang materi ”Pengembangan Perpustakaan Digital untuk Mendukung Knowledge Management dan Diseminasi Informasi COVID-19 di Rumah Sakit”. Materi tersebut disampaikan oleh Sukirno, S.IP., MA. Acara pelatihan dibuka dengan pengantar singkat dari Prof. dr. Laksono Trisnantoro, MSc, PhD yang menyampaikan tentang latar belakang pentingnya revitalisasi perpustakaan di RS, tujuan pelatihan, dan outline pelatihan. Peserta pelatihan terdiri dari RSUP dr. Sardjito, RSA UGM, RS Bethesda, CEBU, dan HDSS Sleman dengan total 24 orang. Prof. Laksono berharap konsep knowledge management ini dapat terus berjalan untuk peningkatan mutu RS dan dinas kesehatan walaupun pandemi sudah berakhir.
7 September – 20 November 2020
Pengantar
Pengetahuan mengenai penyakit baru seperti COVID-19 perlu terus dikembangkan oleh organisasi – organsiasi kesehatan. Pengetahuan ini berkembang sangat pesar dan kegagalan untuk mendapatkan pengetahuan akan bisa fatal di RS. Kinerja RS dalam menangani pandemik COVID-19 dapat menurun. Lebih ekstrim lagi, ada kemungkinan sumber daya manusia RS dapat meninggal akibat kurangnya pengetahuan terbaru mengenai COVID-19.
Rumah sakit, dinas kesehatan dan institusi pelayanan kesehatan lainnya adalah institusi yang kaya data dan informasi dari dalam dan luar organisasi. Berbagai data pelayanan kesehatan dikumpulkan oleh institusi tersebut. Agar data menjadi bermanfaat dan memiliki makna, perlu dilakukan pemrosesan data dan analisis agar menjadi informasi yang selanjutnya akan berkontribusi dalam pengembangan pengetahuan yang penting bagi organisasi tersebut, termasuk mengenai COVID-19.